HS-19

1.4K 138 11
                                    

"Kenapa mereka belum keluar juga?" ucap Felix heran bercampur cemas. Lucas yang duduk di sampingnya menepuk pundaknya beberapa kali seolah memintanya untuk jangan khawatir.

Sesampainya ditempat itu keduanya langsung mencari tempat untuk bersembunyi yang tidak jauh dari ruangan tempat diadakannya rapat bulanan para no. 1 tiap sekolah. Membiarkan Jaemin melangkah pergi sesuai rencana Jaemin untuk membawa Jisung pergi dari sana dengan aman.

"Aku sungguh tidak mengerti dengan anak baru itu"

"Kurasa dia gila"

Felix dan Lucas saling berpandangan setelah mendengar percakapan 2 orang murid dari Canva High School yang berlalu melewati tempat persembunyian mereka. Felix dan Lucas tahu kedua orang tadi adalah peringkat no. 2 dan no. 3 sekaligus bawahan Junghwan yang sangat setia.

"Jaemin sialan, memangnya apa yang dia lakukan disana?" ucap Felix pelan sembari memperhatikan dua orang yang berlalu tadi sebelum kemudian dirinya kembali menoleh ke arah Lucas.

"Jangan tanya aku, kau tahu sendiri dia sangat tidak terduga" ucap Lucas cepat saat Felix menatapnya dengan tatapan yang seolah mengatakan 'apa yang bangsat itu lakukan?'










"Kau tahu resiko dari apa yang kau katakan tadi?" Yeonjun bertanya dingin dengan ekspresi yang sama dinginnya dengan nada  bicaranya. Setelah lama membisu sembari menatap dalam diam orang baru yang menjadi pahlawan kesiangan bagi kekasihnya itu, Yeonjun akhirnya bersuara.

"Kau akan membunuh ku lagi?" Jaemin bertanya dengan santainya membuat beberapa orang diruangan itu menatapnya kagum, salah satunya Zin.

"Kalau begitu lakukan, aku ingin lihat apakah penis mu sebesar kepercayaan dirimu itu" Yeonjun menyandarkan punggungnya ke kursi sembari mengalihkan pandangannya dari Jaemin dan menatap datar Jisung yang berusaha menahan reaksi dari obat perangsang itu untuk mempertahankan kesadarannya.

Jaemin menyeringai tipis merespon ucapan Yeonjun lalu kemudian melangkah mendekati Jisung. Namun langkah nya itu terhenti saat menatap mata berkaca-kaca Jisung yang memohon padanya untuk tidak melakukan itu.

Ditengah kesadarannya yang semakin menipis, Jisung sangat berharap pada Jaemin untuk tidak melakukan hal itu. Trauma nya masih membekas dan bisikan mengejek dari arwah pria tua yang terus menghantuinya itu membuat gejolak takut dalam dirinya semakin meningkat.

"Jangan lakukan" Jisung berbisik pelan saat Jaemin tengah melepaskan ikatan yang mengikat dirinya di kursi itu.

"Ku mohon jangan lakukan, aku akan sangat membenci mu jika melakukannya" bisik Jisung lagi.

Jaemin tidak merespon. Ia hanya diam sembari fokus melepaskan ikatan yang mengikat erat tubuh Jisung. Aroma manis dari tubuh Jisung telah membuat Jaemin terangsang namun saat melihat Jisung yang bersikeras mempertahankan kesadarannya membuat Jaemin sadar untuk tidak gegabah dalam bertindak.

Setelah ikatan itu terlepas Jaemin menatap Jisung dalam diam. Tubuhnya yang berkeringat, air mata nya yang terus mengalir membasahi pipinya, dan bibirnya yang berdarah karena Jisung terus menggigit nya untuk menahan desahan yang ingin keluar dari mulutnya.

Jaemin mengusap lembut bibir Jisung yang berdarah itu dengan ibu jarinya dan kemudian merendahkan tubuhnya lalu mencium bibir Jisung. Ciuman yang lembut yang membuat Jisung terkejut. Jisung tidak menginginkannya namun ia terlalu lemah untuk mendorong Jaemin menjauh.

Saat Jaemin menjauhkan wajahnya untuk menatap Jisung, ia melihat sorot marah dari manik cantik Jisung. Jisung menggeleng, memohon Jaemin tidak melakukan hal yang membuat nya merasa rendah diri itu.

"Aku akan sangat membencimu jika kau melakukan itu" ucap Jisung pelan saat Jaemin mengusap lembut punggung nya.

"Aku tidak akan menyakiti mu, percayalah padaku" bisik Jaemin sembari menutupi tubuh telanjang Jisung dengan jaketnya.

Bertepatan dengan itu pintu ruangan tiba-tiba terbuka paksa. Si pelaku -Felix- sudah tidak bisa menahan kesabarannya. Ia begitu khawatir pada Jisung.

"Apa-apaan ini bajingan?!!" Felix menatap tajam Yeonjun yang tengah memasang wajah datarnya setelah dilihatnya apa yang terjadi pada Jisung.

"Siapa yang membiarkan mu masuk ke tempat ini?" bukannya menjawab pertanyaan Felix, Yeonjun balik bertanya dengan suara dingin.

"Kau benar-benar bajingan!" Felix menatap tajam Yeonjun sebelum kemudian mendekati Jisung dan membawanya ke dalam pelukannya.

"Apa yang kau lakukan padanya, bajingan?!" Felix menatap marah Yeonjun. Hilang sudah rasa takutnya pada Yeonjun setelah apa yang Yeonjun lakukan pada Jisung.

Yeonjun tidak menjawab. Ia hanya menatap dingin Felix sebelum kemudian mengalihkan pandangannya pada Jisung yang berada dipelukan Felix.

"Bawa dia pergi" ucap Jaemin pada Felix. Felix hanya menatap Jaemin sebentar sebelum kemudian membawa Jisung yang hampir hilang kesadarannya pergi dari situ. Namun baru beberapa langkah, ucapan Yeonjun berhasil membuat langkahnya terhenti.

"Perjanjian tetaplah perjanjian. Jisung tidak boleh pergi sebelum sex dengan Jaemin disini" Yeonjun berucap dingin. Mendengar itu, wajah Felix benar-benar memerah. Ia kira Yeonjun sangat mencintai Jisung ternyata ia salah sangka.

"Bawa saja Jisung pergi. Urusan disini serahkan saja padaku" ucap Jaemin meyakinkan Felix.

Setelahnya Felix benar-benar membawa Jisung pergi dari tempat itu dengan dibantu Lucas. Meninggalkan Jaemin sendirian berhadapan dengan Yeonjun dan teman-temannya.

"Maaf, sepertinya keinginan mu mempermalukan Jisung menjadi batal. Mau bagaimana lagi Jisung sendiri juga tidak ingin sex dengan ku" ucap Jaemin sembari tersenyum. Ekspresi nya berubah total setelah dirinya berhasil menyelamatkan Jisung.

"Kau benar-benar tidak bisa ditebak, Jaem. Apa kau sangat mencintai kekasih ku itu?" tanya Yeonjun dingin. Ekspresi nya tidak berubah sejak tadi.

"Aku tidak mencintainya. Aku hanya mengincar tubuhnya karena aku tahu kau belum pernah menyentuhnya" Jaemin tersenyum. Ia sengaja membuat Yeonjun marah namun respon Yeonjun selanjutnya benar-benar tidak disangka Jaemin.

"Kalau begitu semoga berhasil" Yeonjun menyeringai kecil. Lalu kemudian tangannya terangkat, memberikan isyarat untuk membiarkan Jaemin pergi dari tempat itu.

Ekspresi heran jelas tercetak di wajah Jaemin. Namun walaupun begitu Jaemin tetap melangkahkan kakinya pergi dari situ, menyusul Felix dan Lucas yang telah membawa Jisung. Setelah kepergian Jaemin, ruangan itu mendadak hening. Semua pasang mata mengarah ke Yeonjun yang masih diam setelah membiarkan Jaemin pergi dengan mudah.

"Kalian merasakannya juga kan?" Yeonjun bersuara setelah lama diam, matanya mengarah ke sebuah buku yang ada di mejanya.

Semua orang yang hadir disitu mengangguk. Tidak ada yang tidak mengerti maksud Yeonjun. Saat Jaemin ada ditempat itu, semua bisa merasakan aura yang berbeda darinya. Aura yang sama seperti yang dimiliki Yeonjun.

"Aura itu... Sudah lama aku tidak bertemu dengan orang yang auranya seperti itu..." Yeonjun menjeda ucapannya untuk tertawa, "orang seperti dia tidak ku sangka  juga memilikinya"












TBC.

See you

Salam hangat dari Semenya Jisung

- Ria

Dostali jste se na konec publikovaných kapitol.

⏰ Poslední aktualizace: Nov 26, 2023 ⏰

Přidej si tento příběh do své knihovny, abys byl/a informován/a o nových kapitolách!

Hell School 🔞Kde žijí příběhy. Začni objevovat