10. Wanita yang Sehangat Musim Panas di Evesea

148 19 3
                                    

DARIUS CIRCUS
THE MASTER WHO LOSES HIS HAT

— Wanita yang Sehangat Musim Panas di Evesea —

DARIUS menunjukkan jam pasir yang bercahaya emas di telapak tangannya hampir siap dibalik, yang berarti hari pertama Sirkus Darius sudah berakhir. Pengunjung pulang dengan kepuasan tumpah ruah di wajah mereka, juga tas belanja penuh pernak-pernik ajaib Sirkus Darius. Kini, yang tersisa hanya para pemain magang yang memang akan tinggal di tenda mereka masing-masing hingga pekan Sirkus Darius berakhir. Termasuk Darius, Bella, Luca, dan kini, Selena.

Bella tidak tahu kalau akan ada patroli yang berkeliling menertibkan pemain magang agar segera masuk ke tenda dan tidur. Parahnya, yang berkeliling adalah si Badut Pensil. Bella dan rombongannya masih asik bercakap-cakap membicarakan alur Pertunjukan Kartu Jack, Raja, dan Ratu saat Badut Pensil dengan pentungan di tangannya menyiram suasana hangat di lingkaran depan tenda Luca dengan air dingin. Dalam sekejap saat semua mengangkat pandangan, seluruh senyum terganti dengan wajah ketakutan.

"Kalian harus segera tidur agar besok bisa main lagi," katanya berusaha ramah. Namun, seringai otomatis di mulutnya membuatnya tidak cocok beramah-tamah.

Bella membangkang di dalam pikirannya. Memangnya apa yang akan kau lakukan kalau kami tidak tidur? Seolah kau akan menggigit kami. Namun, hingga Badut Pensil meninggalkan mereka setelah mencuri lirikan menyeramkan kepada Luca, Bella tetap tidak berani mengatakan apapun.

"Dari tahun ke tahun, dia adalah badut paling menyebalkan." Selena berkomentar, bangkit dan menepuk-nepuk bokongnya yang mungkin kotor oleh debu. "Ayo, kita harus istirahat. Kalau tidak dia akan mencungkil mata kita."

Suasana sirkus jadi sepi dan menyeramkan saat Bella melihat sekeliling. Lentera-lentera oranye dimatikan, termasuk yang menyinari komidi putar dan bianglala. Para pedagang permen, popcorn, dan pernak-pernik ajaib lainnya sudah bersembunyi di balik tirai merah gerai mereka yang sudah tutup. Ada dua yang tidak bergerak dari tempat mereka: Wanita Gagak yang masih tertidur dan Peramal di dalam teller yang masih sibuk mengelap bola sihirnya dengan kain.

"Badut Pensil tidak terlihat seperti pemain magang."

Darius tertawa pelan. "Kau menamainya Badut Pensil?"

"Apakah salah? Bentuknya mirip pensil."

Darius dengan sangat perhatian memasangkan kelambu di ranjang yang akan ditempati oleh Bella dan Selena. Aksi tersebut membuat Selena diam-diam memandangi Darius dengan mata penuh curiga, sedangkan Darius tidak menyadarinya. Bahkan, bukannya pergi ke kasurnya yang sudah ditiduri Luca, pria itu malah duduk bersama Bella di pinggir kasur para wanita seolah kegiatan sebelum tidur yang harus dia lakukan adalah mengobrol dengan Bella.

Selena tidak peduli. Dia merebahkan tubuhnya menghadap kananㅡmenghadap punggung Luca yang sudah tertidur.

"Dia memang bukan pemain magang. Dia adalah satu-satunya pemain tetap yang dimiliki Master Badut. Bisa dibilang, dia adalah orang terdekat Master Badut."

"Itu sebabnya kau takut padanya?"

Darius menyangga tubuhnya dengan kedua tangan yang terulur ke kasur. "Dia yang paling berpotensi mengenaliku dengan mudah karena dia sudah terbiasa melihat wajahku di wajah Master Badut. Karena itu, aku jadi lebih mudah khawatir kalau-kalau sihirku tiba-tiba tidak bekerja sebagaimana mestinya. Dia bisa saja langsung mengadu."

"Kalian bisa lanjut bercakap-cakap besok pagi di tempat dan suasana yang lebih pantas." Selena akhirnya berkomentar. Namun, dia masih sibuk menatap punggung Luca. "Aku jadi susah tidur karena kalian."

Darius Circus: The Master Who Loses His HatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang