9. Seorang Gadis Berambut Emas, Ratu Keriting

139 22 4
                                    

DARIUS CIRCUS:
THE MASTER WHO LOSES HIS HAT

—Seorang Gadis Berambut Emas, Ratu Keriting—

SAAT memutuskan untuk lari dari panggung, Luca sudah tahu setelah itu Darius akan marah-marah kepadanya. Pertunjukan pertamanya dihadiahi 100 poin, yang masih sangat rendah jika dibandingkan dengan 250 poin milik Ratu Keriting dan 300 poin milik Jack si Hati. Dari bisik-bisik pengunjung yang lewat di depan tenda mereka, Luca mendengar kalau Jack si Hati diberi poin banyak karena dia telah berbaik hati menciptakan adegan ciuman untuk Ratu Keriting dan Raja Wajik, meskipun Raja Wajik malah melarikan diri. Sedangkan Ratu Keriting diberi poin banyak karena akhir wanita itu menyedihkan.

"Poinmu sedikit karena mereka kecewa padamu. Mereka menganggap kau raja yang jahat karena menolak ciuman Ratu Keriting! Kau bahkan kalah dari Jack si Hati yang hanya maju-mundur, keluar dan masuk kartu."

Kalau Darius yang jadi pemilik tenda mereka, sudah pasti sekarang mereka akan bersembunyi di bawah meja-meja karena gempa bumi. Namun, keadaan tenda sekarang adalah keadaan yang paling baik sejauh ini.

Bella menemani Luca yang dimarahi, duduk di kasur besar berseprai hijau muda. Darius kelihatannya kecewa sekali, padahal ini baru satu permainan. Bella ingin menenangkan Darius, mengatakan kalau poin-poin lain bisa mereka dapatkan di permainan yang lain. Namun, saat ini Bella sedang berkomitmen untuk tidak bicara basa-basi dengan Darius karena tiap kali dia hendak melakukannya, dia selalu teringat kalau Darius adalah ibu palsunya dan Darius punya hubungan rahasia dengan ayahnya yang jahat.

"Aku tidak menyesal kabur dari panggung." Luca mengatakan itu kepada Darius, tetapi maksudnya ditujukan kepada Bella.

Darius menyisir rambutnya dengan jari, frustasi. "Benar-benar tidak ada gunanya aku membawamu ke sini."

"Aku berguna." Tegas. "Karenaku, sekarang kau punya 100 poin. Itu sudah cukup banyak. Kau harusnya berterima kasih."

Tenda yang hijau muda tiba-tiba berubah warna menjadi hijau gelap, yang artinya emosi Luca sedikit terganggu karena ucapan jahat Darius. Namun, untuk mencegah suasana tenda berubah lebih buruk, Luca diam-diam memandangi wajah Bella untuk memenangkan diri.

"Berhenti menatapnya!" Darius protes. "Bangun dari sana dan jauh-jauh dari Primrose-ku. Aku tidak peduli kalau tenda ini berubah jadi rumah hantu. Jangan gunakan Primrose untuk membuat suasana hatimu menjadi baik."

Bella garuk-garuk kepala. Karena Luca tidak mengalah, dia lekas bangkit. Membuat Darius tersenyum puas sedangkan Luca cemberut. Mulutnya terbuka dan tertutup lagi karena dia bingung harus mengatakan isi pikirannya yang tumpang tindih. Kelakuan Darius dan Luca sama sekali tidak membuatnya merasa istimewa, itu justru sangat menjengkelkan. Namun, Bella tidak bisa marah. Dia tidak bisa marah kepada Luca, menyakiti hati pria itu, dan membuat tenda berantakan. Dan marah kepada Darius, menyakiti hati pria itu, dan—

Tidak. Darius tidak akan ikut marah kepadanya meskipun Bella marah hingga kepalanya berubah merah.

"Kau—" Bella menunjuk wajah Darius, matanya melotot lucu. "Berhenti marah kepada Luca. Ini adalah permainan pertamanya, bahkan aku bisa saja melakukan kesalahan yang sama kalau aku yang ada di sana. Masih ada kau dan aku, 'kan? Kita bisa optimalkan poinnya di permainan yang lain."

Bella tidak mengerti kenapa dia tidak jadi marah. Suaranya justru terdengar lembut, bahkan tidak pernah selembut itu di hadapan Luca apalagi Darius. Dia jadi mirip seorang ibu yang sedang menasihati anaknya.

Darius tersenyum lebar hingga matanya turut tersenyum. "Tentu saja, Primrose. Tidak perlu khawatir. Kita bisa dapat poin lebih banyak di permainan yang lain."

Darius Circus: The Master Who Loses His HatWhere stories live. Discover now