Chapter ex 03 [Battle at Sirei Mall]

Start from the beginning
                                    

Meskipun ada sihir penyembuh, namun Fila dan Laila tak ada yang bisa menggunakannya, karena itulah mereka hanya bisa menggunakan kotak P3K yang ada di ruang staff.

"Terima kasih karena sudah mengobati kakiku."

Laila tersenyum dan terlihat senang. Itu cukup mengejutkan Laila bisa tersenyum di saat situasi seperti ini.

"Sudahlah. Kau tak perlu berterima kasih. Itu sudah wajar saling tolong menolong, lagipula aku yang menyarankan menggunakan Anticristal sehingga kau tak bisa menggunakan sihirmu."

Fila mungkin merasa bersalah karena menyarankan menggunakan Anticristal. Fila sebenarnya sadar kalau idenya sia sia karena musuh tetap akan tahu bahwa mereka adalah seorang penyihir dari seragam Kuryuu Academy yang dipakai Laila. Hal itu membuat Fila merasa kalau idenya itu hanya untuk menyelamatkan dirinya saja.

"Ahh.. sudahlah. Lupakan semua yang terjadi. Lagipula tak ada gunanya menyesalinya sekarang."

"..tapi.."

"huuhh.. Yang terpenting saat ini bagaimana cara kita menghadapi mereka? Terus terang aku bingung bagaimana cara melawan mereka. Ini cukup memalukan mengingat aku adalah putri seorang paladin dan seorang penyihir beranking S."

Apa yang dibilang Laila tak lebih dari ungkapan rasa tak senang. Meskipun bisa menggunakan sihir, bukan berarti Laila bisa melawan mereka. Dari pertempuran sebelumnya terlihat jelas kalau lawan mereka sudah terlatih untuk melawan penyihir. Bertarung adalah ide buruk.

Keduanya sadar saat ini berada di jalan buntu dan hanya bisa memilih untuk bersembunyi.

"...andai saja Kuro ada disini, aku yakin dia pasti bisa melakukan sesuatu."

"Kuro? Kenapa kau menyebut dia? Dia hanya penyihir beranking F, aku tak yakin dia berguna di situasi seperti ini."

Ya. Kuro hanya penyihir berperingkat F. Peringkat terlemah bagi seorang penyihir. Karena itulah Laila merasa heran dan terkejut saat mendengar nama Kuro dari bibir Fila yang seolah olah mengatakan kalau Kuro akan menjadi pahlawan bagi mereka.

"Tap-"

"Sudahlah. Kita lupakan si bodoh itu. Fila, apa kau tahu musuh yang saat ini menguasai Sirei mall?"

Jika tak tahu siapa musuh, maka meskipun punya cara untuk melawan, mereka tak tahu apakah musuh memiliki senjata rahasia atau tidak.

Dan jika mengetahui identitas musuh, maka Laila dan Fila akan tahu kenapa mereka menguasai Sirei mall.

Sebagai seorang anak mantan jendral, Fila pasti tahu tentang organisasi yang menguasai Sirei mall. Setidaknya itulah alasan kenapa Laila menanyakan hal itu kepada Fila.

Tapi-

"Aku sama sekali tak tahu, tapi bukankah mereka memiliki simbol lingkaran dengan gambar gagak merah, apakah kau tak mempunyai petunjuk, Laila?"

"Eh?"

Laila menunjukkan ekspresi terkejut saat mendengar apa yang dikatakan Fila. Hal itu karena dia sama sekali tak menyadari kalau musuh mempunyai simbol seperti itu. Tapi, setelah mendengar itu, Laila ingat sebuah nama kelompok yang belakangan ini cukup terkenal..

"Gagak merah? Hmmm... begitu rupanya. Mereka ternyata dari organisasi itu!"

"Laila?"

Fila tak mengerti kenapa Laila terlihat senang. Dia tampaknya mengetahui siapa musuh mereka kali ini.

"Ah.. maaf. Fila, aku tahu siapa musuh kita kali ini. Mereka adalah Red Crow, sebuah organisasi yang bertujuan membangkitkan raja iblis dan memulai perang lagi. Mereka seharusnya beranggotakan sekitar 300 orang saja, dan meskipun tujuan mereka untuk membangkitkan raja iblis, namun anggota mereka kebanyakan hanyalah Utnin. Karena mereka masih belum melakukan tindakan berbahaya, mereka masih belum dianggap kriminal. Tetapi sepertinya mereka sudah melewati batas."

Battle War ; Magic, Sword and Dragon.Where stories live. Discover now