Saya merindukanmu #11

Start from the beginning
                                    

Safira menatap suaminya yang tengah berlari kecil dari kaca ruang tengah. Tiga tahun berlalu namun suaminya masih terlihat begitu gagah perkasa dan jangan lupakan masih tetap tampan. Belum lagi habis menggempurnya beronde-ronde tapi suaminya masih bisa lari. Staminanya memang tidak diragukan lagi.

"Jadi kamu baik-baik aja kan nduk? Mama dengar jeritan kamu semalam, ganas ya putra mama" tanya Mama Samira.

"Namanya juga sudah puasa tiga tahun Ma. Sudah makan?" balas Papa Tama yang baru saja bergabung.

"Sudah Pa, tadi Mas Rendra yang siapin. Kirian mau kabur lagi" balas Safira.

"Sekarang kamu tahu kan? Jadi istri Tentara itu tidak mudah. Tiba-tiba bisa ditinggal dinas" ucap Samira.

"Iya Ma" balas Safira yang tidak tahu harus bagaimana nanti jika bertemu dengan suaminya lagi. Kenapa tiba-tiba Mamanya bilang begitu.

"Mama ambilkan cemilan ya, Papa mau juga? Ayo ikut Mama" ucap Samira.

"Makasih Ma" balas Safira.

Safira menghela nafas, dirinya masih marah sebenarnya sama suaminya tapi mengingat kejadian semalam yang tanpa malu juga merindukan belaian suaminya itu ya terima-terima aja. Tubuhnya memang berkhianat semalam saat dengan lancangnya begitu mendesah.

***
Tidak lama Birendra masuk dengan tubuh penuh keringat, Pria tampan itu menatap istrinya dengan tatapan tajamnya. Si wanita memalingkan wajahnya saat melihat sang pria, wajahnya memerah karena kejadian semalam yang membuatnya sangat nikmat. Wajah Birendra nampak begitu cerah setelah beberapa tahun dirinya tidak mendapatkan jatah karena jauh dari istrinya.

"Cerah banget ya Mas" sapa Bi Inem.

"Udah nggak puasa Bi, tambah ganas tapi duh kasihan mantu Mama ini" sahut Mama Samira.

"Ngapain dekat-dekat Mas, sana mandi" usir Safira.

"Nggak boleh gitu mbak, suaminya baru pulang tugas loh" balas Bi Inem yang meletakkan orange juice.

"Ihh bibi apaan sih, ini masih kesel loh! Siapa suruh nggak kasih kabar. Aku tuh berasa jadi janda. Nggak tahu aja kan banyak yang naksir aku" balas Safira dengan kasih.

"Hati-hati kalau Rendra denger, nanti Rendra marah. Cemburuan loh Fira" balas Mama Samira.

Tidak lama Birendra keluar dengan pakaian casual, pria tampan itu mendekati istrinya dan kemudian memegang tangan istrinya lalu mengecupnya. Safira terkejut dengan kelakuan suaminya yang luar biasa ini. Nyium-nyium tapi masih dengan muka datar.

"Kita masih ada waktu buat kencan" ucap Birendra.

"Nggak Mas, malas" balas Safira dengan ketus.

"Kamu kenapa? Nggak seneng saya pulang" tanya Birendra.

"Nggak tahu, udah lupa juga kalau punya suami" balas Safira yang pergi begitu saja meninggalkan suaminya sendirian di ruang tengah.

Mama Samira pun menepuk bahu putranya dan mengatakan pada sang putra jika apa yang dilakukan menantunya ini hal yang wajar. Bayangkan saja tanpa kabar selama hampir tiga tahun, mana masih pengantin baru lagi. Papa Tama juga mengatakan pada sang putra untuk tidak mengulanginya lagi.

"Pelan-pelan Ren" ucap Mama Samira.

"Iya ini udah pelan-pelan Ma, Rendra juga tidak mau seperti itu tapi memang di sana tidak ada akses komunikasi" balas Birendra.

"Namanya juga masih pengantin baru, lagi sayang-sayangnya, lagi demen-demennya ehhh ditinggal" balas Mama Samira.

"Jangan diulangi lagi Ren. Usahakan kamu tetap berkomunikasi dengan istrimu. Masuk kamar sana susulin istrimu dan pepetin biar luluh" balas Papa Tama.

"Rendra mengerti Pa" balas Birendra yang kemudian masuk kedalam kamarnya.

Papa Tama dan Mama Samira hanya menggelengkan kepalanya melihat sikap putranya yang kaku, merayu aja mukanya datar begitu ya mana Safira percaya.

Kamar Birendra dan Safira.
Safira masih menatap sinis suaminya, menatapnya tajam dan wanita itu bahkan bersiap untuk pergi. Brendra masuk kedalam kamarnya dan menatap istrinya tidak mengerti. Istrinya ini kenapa selalu marah-marah.

"Pakaianmu terbuka begitu Fira. Mau kemana?" Tanya Birendra yang masih belum peka.

"Mau pergi dugem sama teman-teman" balas Safira dengan asal.

"Dugem? Apa begini kelakuanmu saat saya tidak berada disini" balas Birendra.

"Mungkin" balas Safira.

"Siapa teman dugem kamu? Katakan padaku siapa dia dan saya akan pastikan dia akan mendapatkan pelajarannya." balas Birendra dengan rahang tegas dan menatap tajam. Safira tentu saja berbohong, dirinya saja tinggal bersama mertuanya mana mungkin bisa pergi begitu saja.

"Ihh serem Mas, jangan tatap Fira begitu. Ya udah ayo kencan aja. Ini istrinya lagi ngambek bukannya dibujuk dirayu malah dikasih tatapan tajam begitu" cibir Safira.

"Maaf sayang, bukan maksud saya begitu. Pakai cardigan atau apalah jangan gunakan pakaian terbuka kalau bukan didepan saya, lain kali coba aja pakai baju seksi. Saya tidak akan melepaskan kamu" balas Birendra.

"Boleh dicoba sih" balas Safira yang akhirnya menyerah juga. Ingin marah dengan suaminya itu namun nyatanya dirinya juga merindukannya.


Yuhuuu upppppp

Missquinlee, 08 Agustus 2023
Repost

𝒥𝑜𝒹𝑜𝒽 𝒜𝒷𝒹𝒾 𝒩𝑒𝑔𝒶𝓇𝒶✔️Where stories live. Discover now