Chap 23 : Ruqyah Pembawa Duka

Comenzar desde el principio
                                    

"Hyunjin lepaskan dia, kamu sudah berlaku tidak sopan dengan tamu sekolah," ucap Taeyeon selaku guru Kimia Wajib mereka.

"Pak, Bu, udah cukup. Ruqyah gak ada yang kayak gini. Ruqyah cukup membacakan ayat-ayat suci Al-Qur'an doang, gak ada sampai bikin pentagram kek sekte sesat atau ngambil darah siswa segala kek transfusi darah! Pembacaan ayatnya juga salah, masa iya ayat kursi pembacaannya kebalik? Ini semua salah pak!" kata Hyunjin pada para guru yang ada di kelas mereka sambil melepas tarikan kerahnya dari ustadz itu.

"Hyunjin, kamu tidak bisa melanggar apa yang sudah menjadi ketentuan yang ada di sekolah ini," ucap Taeyeong selaku guru Fisika Peminatan.

"Kalian kenapa tutup mata? Jelas ini gak benar! Sekolah kita udah bersekutu dengan syaitan! Pak Taeil, bapak selaku guru agama disini tau kan apa yang saya maksud?" Taeil, guru agama itu hanya bisa diam mendengar pernyataan yang diberikan salah satu siswanya.

"Pak Eunhyuk, bapak guru BK kita, bapak bilang bapak suka liat kami tertawa dan tersenyum bahagia. Ini bahagia pak? Malah jatuhnya kita menangis liat kawan kami sampai diambil darahnya dengan ilegal!"

"Bu Yuri, Ibu guru PKN kan? Tentu Ibu pasti tahu tentang Pasal 76 c UU 35 Tahun 2014 tentang perlindungan Anak. "Setiap orang dilarang menempatkan, membiarkan, melakukan, menyuruh melakukan, atau turut serta melakukan kekerasan terhadap Anak." Dengan ini sekolah sudah melakukan pelanggaran Hak Asasi Anak. Dengan kalian yang hanya diam melihat teman-teman kami di pukul bahkan ditampar dan diperlakukan seperti hewan kalian sudah melanggar pasal ini. Bahkan kalian cuma diam ngeliat orang gila ini ngambil darah teman-teman kami dengan merobek tangannya, boleh kah? Bolehkah Bapak Ibu?!"

"Bagaimana dengan UU No 23 Tahun 2002? "Setiap anak berhak memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan sosial sesuai dengan kebutuhan fisik, mental, spiritual, dan sosial." Semua anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya. Dengan ini apakah sekolah sudah memberikan perlindungan yang baik pada kami? Bagaimana kalian bisa diam disaat siswa-siswi kalian diperlakukan dengan tidak manusiawi seperti ini?!"

"Jangan lupa Pasal 1 ayat 1 Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002, "Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas tahun) termasuk anak yang masih dalam kandungan." Kita semua rata-rata baru berumur 17 tahun pak, bu. Secara otomatis, kita masih dalam lindungan pemerintah!"

"Cukup Hyunjin!" dada Hyunjin naik turun karena berbicara panjang lebar dengan cepat. Dia lalu menatap tajam pada Minhyuk yang meneriaki namanya.

"Pak, bapak walas kita pak. Bapak tega ngeliat siswa-siswi bapak diperlakukan kayak gitu? Kita udah sama bapak selama 2 tahun pak. Bapak gak ingatkah kalau Renjun yang sering marah-marah bahkan ngalahin marahnya bapak? Dia yang traktir satu kelas di Restoran Nasi Padangnya waktu kita naik kelas 12? Gimana dengan si imut Hwall yang selalu jadi moodbooster kita semua pak? Lalu Heejin dan Shuhua yang selalu menjadi penyemangat kelas bahkan menjadikan kelas ini berwarna. Lalu... Yeji. Walaupun dia cuma diam aja di kelas tapi dia salah satu siswi yang membanggakan kelas pak. Bapak tega ngeliat siswa-siswi bapak yang akan mati?!"

"Bahkan bapak cuma diam pas Chaewon dan Yangyang mati gak dapat keadilan! Bapak cuma diam liat kami direndahin guru-guru yang lain. Mana Pak Minhyuk kami yang dulu? Mana?! Kami kecewa sama bapak!"

"Keshan Hyunjin Danendra, kamu mau mengalami masa percobaan?" suara lembut namun menusuk itu mengalihkan perhatian mereka.

Mereka sampai lupa dengan kepala sekolah, Pak Kyuhyun yang juga ada di kelas mereka.

"Kamu sudah mengacaukan sesi Ruqyah ini, untuk itu kamu akan di skors selama 1 minggu penuh," ucap Kyuhyun.

"Loh? Gak bisa gitu dong pak! Hyunjin cuma bilang pendapat dia, masa cuma gara-gara belain temen-temen langsung di skors, ini gak bisa di terima!" teriak Hanjis dengan suara paling keras.

Saranjana [END] Donde viven las historias. Descúbrelo ahora