Chap 24 : Introgasi dan Dugaan

2.5K 338 26
                                    

Pak ustadz yang bertugas meruqyah Saranjana selama beberapa tahun ini, memilih untuk pamit kepada kepala sekolah karena katanya ada urusan lain. Belum sampai menuju mobilnya, ustadz itu di bekap dari belakang hingga pingsan.

Mereka terdiri dari 5 orang membawanya naik ke atas mobil ustadz itu dengan mencuri kunci mobilnya. Mereka pergi ke sebuah rumah yang cukup besar yang tidak terawat. Dan menggotong ustadz itu ke dalam rumah dan diikat di sebuah kursi dengan kain sebagai penutup mulut.

"Abis bangun kita apain?"

"Bunuh," mereka yang mendengar langsung menoleh pada salah satu kawan mereka yang memasang wajah dingin menatap ustadz itu.

"Boleh, ntar kita cincang aja yak biar polisinya gak tau. Oh oh, atau giling aluss nah kan gak tau tuhh," salah satu diantara mereka menabok teman mereka yang mengucapkan kalimat yang baginya sedikit seram mungkin?

"Yakali dicincang atau digiling, emang lo kira daging Nu?" tanya Eric yang geram dengan perkataan Sunwoo.

"Manusia kan emang ada daging?"

"Maksudnya— astagfirullah," Eric malas ngomong sama Sunwoo jadi dia nahan sabar aja.

Sunwoo sebenarnya tahu apa maksud Eric jadi dia cengengesan, "Tapi biar gak diketahui polisii, kita cari aman lah? Hyunjin juga duluan yang bilang bunuh kan?"

"Sebelum itu kita korek informasinya dulu, kalau dia gak mau ngomong tinggal potong lidahnya," ucap Jaemin masih santai.

Sunwoo mengangguk dengan semangat, "Setuju! Ntar kita cincang yak?" Jaemin hanya menganggukkan biar tuh anak seneng.

Jeno yang mendengar ucapan teman-temannya meringis pelan.

"Sejak kapan temen-temen gue beralih fungsi dari setan jadi psikopat?"

Hyunjin melirik ustadz itu yang sebenarnya sudah bangun dari awal dan gemetar karena mendengar ancaman dari Sunwoo maupun Jaemin.

"Jeno, Sunwoo. Tugas lo."

"Um! Boku ni makasete!" Jeno berdecak pelan mendengar bahasa Sunwoo. Capek punya temen wibu.

"Konnichiwa, orewa Sunwoo. Nee, om ustadz sesat, tau gak gue siapa?" ustadz itu hanya mengangkat alisnya.

"Gue tuhh orang Jepang tauu, tau kan gimana kasarnya orang Jepang pas masa penjajahan dulu? Ada yang disiksa sambil jongkok, di eksekusi, di rendam sampai kepala, dikurung di ruang sempit. Nahh lo pilih tuh mau yang mana, bebas mau request," Sunwoo mencengkram rambut ustadz yang pecinya sudah terlepas.

Eric menyenggol Jeno lalu berbisik, "Emang muka buluk Sunu mirip orang Jepang?"

"Lebih mirip gelandangan sih tepatnya," bisik Jeno.

"Nah iya pas betul," Jaemin yang mendengar menarik telinga mereka berdua.

"Kalian kalau mau ghibah cari waktu yang tepat."

"Adedeh, adeh! Sakit loh Na, copot telinga ganteng gue nanti," ucap Jeno memegangi telinga kanannya.

"Nanaa ntar telinga Eric lebar kek bibir Hyunjinnn," ucap Eric memegangi telinga kirinya.

Hyunjin yang mendengarnya hanya diam dan fokus melihat ustadz itu diintrogasi oleh Jeno Sunwoo. Sunwoo mendengar ucapan Jeno Eric sudah menerbitkan senyuman psikopatnya sejak tadi.

'Emang titisan jurig babi:)'

"Atau lo mau gue telanjangin dan dikuliti hidup-hidup?" lanjut Sunwoo. Ustadz itu menatap horor pada Sunwoo yang tersenyum manis dengan sangat lucu.

"Hmm gue mau nambah suatu karya nih," ustadz itu bergumam seperti mengatakan sesuatu dengan wajah ketakutan. Sunwoo yang sudah memegang pisau dengan santainya menulis di kening ustadz itu, 'Sunu ganteng punya Sawako-chan'

Saranjana [END] Onde histórias criam vida. Descubra agora