Chapter 32

3 2 0
                                    

Bayangan masa lalu tentang Park Seo Ha, kini teringat lagi oleh Park Hoon.

~~'Aku akan menjadi wanita yang  paling bahagia di acara pernikahan mu nanti Oppa... Tunggu, dan lihat saja! Aku akan membuktikan nya ketika kau menikah di saat aku sudah dewasa nanti' ~~

Ingatan masa lalu itu, seakan memenuhi semua pendengaran Park Hoon. Ingatan masa lalu, di mana Park Seo Ha yang baru berusia sepuluh tahun kala itu.

''Lihatlah Sekarang sayang, kakakmu telah menikah. Kau tak menepati janjimu... Kau di mana Seo Ha, Aku merindukanmu" ucap sedih Park Hoon dal hatinya. Kini, wajah tampan nya memerah, menahan air mata kesedihan yang hendak jatuh dihari yang bahagia ini.

Tiba-tiba, seseorang menepuk pelan bahunya. Park Hoon berbalik ke belakang dan melihat adiknya Jin Seo yang kini berdiri di sana.

Jin Seo yang sedari tadi memang sudah berdiri di belakang kakaknya, merasa sedikit sungkan untuk menyapa karena dari gerak-gerik nya saja Jin Seo sudah tau bahwa hati kakaknya sekarang sedang bimbang.

"Hyung... Aku tau apa yang saat ini tengah kau rasakan. Tapi tolonglah... Jangan bersedih di hari bahagia mu ini." Tutur Jin Seo dengan nada pelan.

"Pergilah... Sampari istrimu itu, apa kau tidak kasihan melihatnya sendiri duduk di pelaminan?" Perintah Jin Seo.

Park Hoon tersenyum tipis melihat gelagat adiknya itu "Baiklah... " Ucapnya, sebelum dia pergi meninggalkan Jin Seo.

*       *.      *

Pagi di kota Seoul-

Pagi itu, Vicktory dan Elice sedang berada di sebuah studio pemotretan. Pernikahan mereka tinggal beberapa bulan lagi, dan mereka sekarang sedang melakukan foto prewedding, selagi mereka sama-sama memiliki waktu luang.

Elice sudah selesai melaksanakan ujian akhir, jadi tidak apa-apa jika dia tidak masuk kampus selama beberapa hari.

Kedua pasangan itu, memutuskan untuk melangsungkan pernikahan di Korea saja, agar tidak repot-repot mengurus banyak hal untuk ke luar negeri.

Untuk sesi pertama pemotretan, mereka lakukan di studio, sedangkan sesi kedua, Elice meminta agar di lakukan di apartemen miliknya yang ada di daerah Daegu.

Vicktory kala itu, sudah siap dengan setelan jas putihnya, lengkap dengan dasi kupu-kupu di kameja nya yang juga berwarna putih.

Tak lama kemudian, Elice keluar dari ruang ganti nya, dengan menggunakan sebuah gaun pengantin yang warnanya senada dengan warnah jas Vicktory.

Dengan Gaun pengantin yang indah mengembang dan  polesan make up, di wajahnya, menambah kesan berbeda pada aura yang dia pancarkan.

"Kamu cantik..." Vicktory membisikkan kata itu tepat di telinga Elice. Terlihat, Elice tersenyum malu-malu mendengar rayuan singkat dari sang calon suaminya itu.

Pemotretan hari itu, berjalan dengan lancar. Elice dan Vicktory menggunakan tiga pakaian yang berbeda hari ini, yang tentu juga dengan make up Elice, yang harus di hapus dan di poleskan kembali.

Karena lelah, Elice dan Vicktory menginap di apartemen itu, dengan tidur di dalam dua kamar yang berbeda.

Kala itu, Elice sedang berbaring di kasur nya yang berukuran besar. Saat itu, Elice sedang memainkan Handphone nya.

Tiba-tiba saja, hatinya merasa pedih, mengingat sahabat kecilnya Jin Seo. Biasanya, malam-malam begini ketika Elice selesai melakukan aktivitas nya, dia selalu bertukar pesan dengan Jin Seo, dan saling menceritakan hari-hari mereka.

"Jin Seo... Kau dimana? Aku merindukanmu. Sudah lebih dari setahun Jin. Apa kau baik-baik saja di sana?" Lirih Elice pelan.

Tanpa di sadari nya, gumpalan air mata telah mengembun di ujung mata indahnya itu. Sedetik kemudian, semuanya tercurah...

"Jin Seo... I missing you... I missing you Jin Seo!" Ucapnya sendu. Beberapa saat kemudian, Elice tertidur dengan keadaan menangis.

- Sudah lebih dari satu tahun, ketika Elice kehilangan kontak dengan Jin Seo sahabatnya itu. Namun, itu bukan berarti Elice sudah melupakannya. Elice selalu mengingat sahabat nya itu. Dia sudah berkali-kali datang ke kediaman keluarga Park, namun dia tidak pernah sekalipun bertemu dengan orang tua Jin Seo, karena mereka selalu sibuk dengan pekerjaan. Elice yang juga sudah punya tunangan itu, tak bisa terus-terusan mengecek orang tua Jin Seo setiap hari, untuk menanyakan keberadaan dan keadaan sahabatnya itu, karena dia juga harus membagi waktu untuk keluarga, pelajaran, dan juga tunangannya.-

***

Pagi itu, Vicktory dan Elice pulang ke rumah masing-masing, dan Vicktory juga langsung berangkat ke markas.

...BRAKKKK....

Kala itu, Vicktory yang baru saja membuka pintu markas, untuk masuk kedalam di buat terkejut oleh Nam Joon yang membanting tangannya dengan keras di atas meja kerjanya.

"Hei... Ada ala ini detektive Shin?" Tanya Vicktory. Dia juga melirik wajah teman-teman nya yang sama kesalnya dengan ekspresi wajah Nam Joon.

"Hong Dong Pyo... Dia membobol penjara, dan terlepas lagi...!!" Seru Lee Kang Nim kesal.

"Apa??!!!! Bagaimana bisa?" Bola Mata Vicktory kini membulat sempurna, karena mendengar kabar yang tidak enak ini di pagi hari.

"Sial...!  Penjahat itu selalu saja berhasil membobol penjara!" Sambung Kim Ji Young dengan marah.

"Aku, dan detektive Lee telah tinggal di Jepang selama lebih dari satu tahun hanya untuk menangkap di b*start itu... Tapi lihatlah! Betapa mudahnya dia meloloskan diri" lanjut Kim Ji Young, dengan matanya yang terlihat seakan-akan ada api di dalamnya.

***

Hati ini, Elice bahagia... Ternyata, usahanya selama ini tidak sia-sia. Dia lulus dengan nilai yang terbaik "Terimakasih Tuhan, aku bersyukur dengan apa yang kudapat hari ini" ucap Elice yang saat jni sedang berada di dam gereja. Gadis itu, kemudian melipatkan tangannya, menutup mata dan berdoa dengan tulus.

                    ◉‿◉Terimakasih Tuhan,
                    Kau tidak pernah membiarkan ku sendiri
                    Saat semua orang di sekeliling ku menghilang,
                    Dan hatiku mulai terasa sepi,
                    Engkau selalu mengirim seseorang untuk
                    Menemaniku. Di saat aku dalam keadaan terpuruk
                    Dan nyaris saja jatuh, Engkau menarik tanganku,
                    Menyelamatkan hidup ku...
                       
-Next-

To Be Continued

There Are Two Loves (End)Where stories live. Discover now