Chapter 22

3 2 0
                                    

"Hi nak, K.. kau... Bagaimana kabarmu?" Han So Raa bertanya dengan agak canggung.

Alih-alih menjawab, Vicktory hanyalah diam saja. Dia ingin sekali datang, dan memeluk ibunya. Tapi, seperti ada sesuatu yang menahannya.

Tiba-tiba, handphone nya bergetar, pertanda ada pesan yang masuk. Vicktory melirik pesan yang berbunyi ' Vicktor, datanglah segera ke markas. Penting!' bunyi pesan tersebut, yang tidak lain adalah pesan dari Nam Joon.

Vicktory pun, kemudian berbalik pergi dari sana tanpa memperhatikan air mata yang jatuh ke pipi ibunya.

...

Kala itu, Vicktory sudah masuk ke dalam mobil nya. Dia sebenarnya sangat merindukan ibunya itu, dan... Dia ingin memknta maaf.

Saat itu juga, Vicktory langsung saja menyalakan mesin mobil nya dan melajukan mobilnya di tengah hujan salju yang menutupi permukaan tanah.

***

Saat itu, Raven dan Han So Raa sudah kembali duduk di tempat duduk mereka semula.

Elice duduk di samping ibunya. Pikiran gadis itu masih Ling Lung saat ini.

Keheningan terjadi sejenak...

"So Raa.. kenapa? Apa yang sebenarnya sedang terjadi saat ini?" Tanya Rani, yang memecahkan keheningan.

"Sebenarnya..." Han So Raa menghentikan ucapannya. Dia masih ragu untuk mengatakan yang sebenarnya.

"Sebenarnya apa Raa? Ayo ceritakan saja pada kami. Jangan ragu-ragu" ucap Jong Hoon, yang juga di angguki oleh Rani.

"Sebenarnya, aku telah bertengkar dengan anakku" lanjut Han So Raa, dengan Canggung setelah menarik nafas panjang.

"Kau, bertengkar dengan anak mu?"  Tanya Shin Jong Hoon, yang masih kurang yakin.

Han So Raa, hanya menganggukkan kepalanya saja ke arah Jong Hoon sebagai jawaban.

"Ba... Bagaimana bisa? Dan sejak kapan?" Sambung Rani. Dia masih kurang percaya, bahwa Vicktory bisa bertengkar dengan ibunya sendiri.

Apalagi, jika di lihat-lihat, Vicktory adalah anak yang baik. Jadi alasan kuat apa yang membuat pemuda itu sampai bertengkar dengan ibunya?

"Sudah hampir lima tahun" kali ini, Raven lah yang menjawab pertanyaan yang di tujukan untuk istri nya itu.

Sekejap, kelopak mata Jong Hoon berkedut. Elice pun menganga seakan tak percaya.

Bagi Elice, Vicktory adalah pria yang baik, soaln dan di matanya, selalu terpancar sinar kejujuran.

"Dia bahkan pergi dari rumah selama tiga tahun Waktu dia masih tinggal di Filipina. Aku tidak pernah lelah datang ke tempat tinggal nya, untuk membujuknya agar pulang tapi dia selalu menolak." Jelas Raven.

"Hingga pada akhirnya, dia telah memutuskan harapan ku, saat dia berangkat kemari, sekitar satu tahun yang lalu" lanjut Raven.

"Ta... Tapi kenapa... Kenapa dia melakukannya? Apa yang kalian lakukan, hingga dia berbuat begitu?" Tanya Jong Hoon yang masih terkejut dengan cerita Raven.

"Ini berawal, ketika Vicktor datang ke rumah dan membawa seorang gadis yang bernama Sharon. Gadis itu tidak lain, dan tidak bukan adalah kekasihnya." Ujar Raven, sebelum dia berhenti berbicara.

Elice yang mendengar itu pun, langsung saja penasaran dengan apa yang terjadi sebenarnya. Sementara Raven, melirik Istrinya sebentar, sebelum melanjutkan perkataannya.

"Gadis itu adalah pacar pertama putra Ku. Bisa di bilang, dia adalah cinta pertama Vicktory. Vicktor, sangat mencintai dan menyayangi kekasihnya"

Deg...

Mendengar penuturan Raven tersebut, langsung saja membuat hati Tina terasa perih.

"Namun, suatu konflik terjadi ketika  So Raa menyuruh Vicktor untuk mengakhiri hubungan nya dengan Sharon. Vicktory tidak mau menuruti ibunya, tapi So Raa selalu menekan Vicktor untuk memutuskan gadis itu"

"Suatu hari, Vicktor dan ibunya bertengkar hebat, hingga Vicktor melontarkan kata-kata kasar dari mulutnya. Dia bahkan menampar ibunya tepat di depan mataku"

Mendengar apa yang di katakan Raven barusan, membuat Elice menggelengkan kepalanya tak percaya.

' Kak Vicktory menampar ibunya? Tidak mungkin!' batin Elice tak percaya.

" Setelah itu, Vicktor, memutuskan untuk angkat kaki dari rumah kami"  ujar Raven, di akhir penjelasannya tentang konflik keluarga mereka.

  'Se- begitu pentingnya kah Sharon bagi kak Vicktor? Dia bahkan dengan berani melawan orang tua nya demi wanita yang bernama Sharon itu. Sepertinya, aku memang tidak akan pernah bisa memiliki ruang di dalam hatinya kak Vicktor!'
  Gumam Elice dalam hatinya, sambil tersenyum pahit.

***

"Ada apa? Kenapa memanggil ku?" Tanya Vicktory yang buru-buru masuk ke dalam ruangan pribadi tim tiger di markas.

"Dengar... Hong Dong Pyo kembali lagi. Kali ini, dia membunuh beberapa anak remaja lagi. Kita harus menyusun rencana bersama polisi untuk menangkap penjahat itu!" Terang Seo Kang Suk, pada ke empat anggota tim nya.

Ke lima pria itu, membahas tentang rencana apa yang akan mereka lakukan sampai malam hari.

Kala itu, sudah jam 08:30 malam. Elice kini tengah berada di teras lantai tiga rumah nya.

Dia duduk bersandaran di sofa santai miliknya, sambil memandangi bulir-bulir salju yang turun dari langit.

Dia mengingat, ketika dulu, dia duduk di tempat yang sama, bersama Jin Seo sahabatnya menikmati coffee di cuaca yang dingin.

Tapi, hari ini dia sendirian.

Meskipun, orang tua nya telah kembali setelah lebih dari tiga rajin tingga di Indonesia, tapi dia masih saja kesepian.

Dia butuh sahabatnya kembali. Dia tiba-tiba merasakan kerinduan yang mendalam di hatinya untuk sahabat nya itu.

"Sial Jin Seo, Aku merindukanmu" gumam Elice. Gadis itu kemudian menutup matanya, sambil menikmati suasana yang tenang itu.

***

Pagi hari di kota Seoul kini telah tiba.

Elice baru saja bangun dari tempat tidur nya. Gadis itu membuka Handphone nya, dan melihat ada pesan dari Vicktory.

"Kak Vicktor? Dia mengirimkan aku pesan, hahaha" ucap Elice dengan tawa kecil nya

'Turunlah, aku ada di depan rumah mu' bunyi pesan itu.

Segera, Elice melompat dari tempat tidur nya dan mencuci mukanya dulu sebelum dia berlari menuruni tangga menuju lantai satu.

Ceklek...
Elice membuka pintu depan rumahnya.

"Hi... Good morning" sapa Vicktory dengan senyuman indah di wajahnya ketika Elice baru saja membuka pintu.

Pria jangkung itu memakai pakaian yang tebal dan sebuah syal hitam yang melingkar di leher nya.

"Kau ada di sini? Kakak ku belum pulang tapi kau sudah di sini" ucap Elice dengan terkekeh

"Hei ayolah, apakah kau tak mengizinkan aku masuk?" Cicit Vicktory, tanpa menghiraukan pertanyaan Elice sebelumnya.

"Hahaha... Baiklah, ayo masuk kalau begitu!" Ajak Elice, di sela tawa kecilnya sambil membuka pintu lebih lebar lagi.

Bersama, kedua orang itupun masuk ke dalam rumah keluarga Shin yang besar itu.

"So, apa tujuan mu datang ke sini?" Tanya Elice

"Oh, aku hanya kesepian saja" balas Vicktory, singkat dan padat.

"Owh, kasihan sekali kau..." Ejek Elice

"Tapi, aku belum mandi. Aku akan mandi dulu, tunggu lah sebentar" lanjut Elice

"Baik, pergilah" balas Vicktory sambil duduk di sofa ruang tamu.

To Be Continued

There Are Two Loves (End)Where stories live. Discover now