Chapter 4

4 2 0
                                    

Setelah kejadian di cafe Siang itu, Elice langsung pulang ke rumah.

Dia mendapati dirinya sedang memikirkan Vicktory.

Bak pahlawan di siang bolong, kini Elice secara tidak sengaja mengagumi pria tersebut.

***

"Vicktor, kenapa kau begitu cepat berada di sini? Kau bahkan belum seminggu tinggal di sini.".

Kata ibu Rani yang tak ingin Vicktory pegi.

"Ibu, tugas ku di sini telah selesai, aku akan segera kembali ke Korea dan melanjutkan pekerjaan ku" jelas Vicktory.

"Hei.. mau kemana kau?"

Tanya Elice yang tiba-tiba datang dengan suara nyaring.

Kini, tatapan jengkel Elice pada Vicktory, telah berubah menjadi tatapan mengagumi.

"Aku akan kembali ke Korea" balas Vicktory singkat.

"Owh"

angguk Elice seolah mengerti segalanya, sejak dia bertemu Vicktory yang dia ketahui hanyalah, Vicktory datang untuk menjalani sebuah misi.

Tapi, dia baru tahu bahwa Vicktory datang ke sini untuk menangkap seseorang.

Dia sebenarnya sedikit sedih, akan berpisah dengan Vicktory, padahal, dia baru saja mengagumi pria tersebut.

'tapi, tidak apa-apa... Ka' Vicktor Bekerja di tempat yang sama dengan ka' Nam-Joon, aku bisa pergi menemui nya jika aku mau,'
Ucap Elice dalam hatinya.

Elice hanya tersenyum tipis, ketika melihat bayangan Vicktory yang mulai menghilang dari pintu depan rumah nya, matanya berkaca-kaca.

Setelah Vicktory pulang, Elice menghabiskan waktunya bersama Jin-Seo sahabatnya itu, terlebih lagi dengan Nam-Joon kakaknya, yang masih berada di Indonesia.

Selama ini, Nam-Joon kakaknya selalu sibuk dengan pekerjaan nya.

Jarang-jarang Elice bisa menghabiskan waktu bersama kakaknya.

-Satu Minggu kemudian-

Nam Joon, Elice, dan Park Jin-Seo, kini tengah bersiap-siap kembali ke Korea.

Nam Joon telah mengambil cuti, dan kini dia harus melanjutkan tanggung jawabnya, sedangkan Elice dan Jin Seo harus kembali pulang untuk mendaftar ke university.

***

"Ahhh... Akhirnya sampailah di rumah kesayangan ku..." Ucap Elice, sambil melempar tubuhnya di sofa.
Nam Joon, duduk di seberang Elice.

"Jadi, apa rencana mu kedepannya?" Tanya Nam-Joon pada Elice.

"Rencana apa??" Tanya Elice dengan polos.

"Rencana di mana kau akan kuliah adikku, apakah kau ingin kuliah di luar negeri?"
Tanya Nam-Joon

"Tak perlu ke luar negeri. Aku akan kuliah di sini saja" ucap Elice.

Elice masih 18 tahun, terbilang masih sangat mudah untuk masuk di universitas.
Dia begitu kecil, saat di sekolah dasar dulu.

"Aku ingin menjadi pengacara... Jadi, aku akan masuk jurusan hukum" terang Elice pada Nam-Joon.

Seketika, Nam Joon kaget mendengar pernyataan adiknya itu.

"Wahh... Keren, kau mengambil keputusan yang bagus... Lagi pula, menjadi pengacara, sangat cocok untuk orang cerewet seperti mu hahaha..." Puji Nam Joon, yang di akhiri dengan ejekan.

"Iiissss" dengus Elice kesal.

***

_Keesokan harinya_

There Are Two Loves (End)जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें