chapter 29.

2 2 0
                                    

Tak terasa, Waktu begitu cepat sekali berlalu. Sekarang, sudah satu minggu telah berlalu.

Elice, dan seluruh anggota keluarga nya telah kembali ke Seoul termasuk Vicktory, tapi Raven Valenzuela dan Han So Raa langsung menuju Filipina.

Namun, sayang nya di hari yang sama Elice tiba di Korea, Park Jin Seo pun hendak kembali lagi ke New York bersama Park Hoon kakaknya.

Park Jin Seo mengganti nomor telepon nya, karena dia tau bahwa Elice pasti akan terus menghubungi nya dan dia tidak mau lagi menghubungi Elice.

Karena yang dia tau, cintanya pada gadis itu begitu besar sehingga dia pasti tidak akan pernah bisa melupakannya jika dia terus saja saling bertukar kontak dengan gadis itu

    ಥ‿ಥAku mencintaimu...
            Maafkan aku...
            Biarlah aku menjauhi mu
            Agar kau berbahagia bersama
            Dia yang kau cinta.
            Terimakasih, telah menjadi cinta pertama ku.
            Dan izinkan aku untuk terus mencintai mu
            Selama yang aku bisa.ಥ‿ಥ

***

Hari itu, Nam Joon dan Vicktory sudah mulai kembali lagi bekerja.

Padahal, baru saja melewati hari-hari bahagia, tapi kini Vicktory sudah merasa sangat kesal

"Hong Dong Pyo! Kenapa tidak ada kasus lain. Hanya dia, dia, dan dia saja..!" Geram Vicktory sambil membanting dokumen yang dia pegang di atas meja.

"Kau pikir hanya kau yang kesal... Kau pikir hanya kau yang sudah jenuh? Hah! Aku juga sudah lelah berurusan dengan orang ini!" Bentak Kim Ji Young.

"Sial, seandainya orang itu tidak pernah ada, mungkin Tim kita merasa sedikit tenang Sekarang" lanjut Kim Ji Young.

"Hei diamlah!" Seru ketua Seo Kang suk.

" Jangan mengeluh, karena sudah tugas kita untuk melakukan ini. Kita adalah detektive yang bekerjasama dengan kepolisian. Jika salah satu di antara kalian tidak menyukai pekerjaan ini, maka masukkan saja surat pengunduran diri!" Lanjut Seo Kang Suk sedikit mengomel.

Shin Nam Joon hanya duduk diam di kursinya sambil mengusap lembut keningnya dengan jati telunjuk dan ibu jarinya.

Seperti biasanya tim yang di anggotai  oleh empat orang dengan satu orang leader itu, terbagi menjadi dua tim dalam penyelidikan.

Penyelidikan pun, akhirnya berlangsung selama beberapa hari, hingga pada akhirnya Lee Kang Nim dan Kim Ji Young harus di tugaskan ke Jepang untuk mengejar Hong Dong Pyo yang telah melarikan diri ke negara Jepang itu.

***

Hari itu,  Vicktory datang ke mansion keluarga Shin untuk menemui Nam Joon, dan di sapa hangat oleh Jong Hoon calon ayah mertuanya.

"Hi Vicktory!" Sapa Jong Hoon

"Hallo Papa" balas Vicktory dengan ramah, walau hatinya saat ini di penuhi dengan banyak beban.

"Kau, kesini untuk membahas pekerjaan dengan Nam Joon, atau ingin menemui Jae-Ah?" Tanya Jong Hoon dengan sedikit menggoda Vicktory.

"Aku ke sini ingin menemui Nam Joon. Lagipula kan, Elice saat ini sedang berada di kampus"  balas Vicktory dengan biasa-biasa saja.

"Hahaha" Jong Hoon tertawa getir

"Lihatlah Nam Joon, calon adik ipar mu sudah datang menemui mu" seru Jong Hoon yang melihat putra sulungnya turun dari tangga.

"Adikmu sudah punya tunangan, tapi lihatlah dirimu yang masih lajang di usia yang sudah tua" sindir Jong Hoon.

Nam Joon mendesah kasar saat mendengar perkataan ayahnya itu. Dia masih berusia dua puluh enam tahun, dan ayahnya sudah mengatakan bahwa dia sudah tua

'Ah, benar-benar menyebalkan' cibir Nam Joon dalam hatinya.

"Dan, siapa yang mengatakan padamu ayah kalau aku masih lajang?" Tanya Nam Joon yang tiba-tiba membuka suara nya dengan tatapan sinis.

Jong Hoon pun, kini menatap penasaran wajah putra sulungnya itu setelah mendengar apa yang di lontarkan nya

"Aku bahkan sudah punya kekasih,  bahkan sebelum Jae Ah resmi berpacaran dengan pria bodoh ini..." Lanjut Nam Joon sambil menyengir kecil.

'Kenapa aku bahkan tidak tau kalau anakku ini punya kekasih. Apakah dia sedang berbohong?' batin Jong Hoon. Karena tidak mungkin, dia sudah menjalin hubungan dengan seorang wanita selama lebih dari enam bulan, dan dia tidak pernah mengetahui akan hal itu.

"Kalau begitu, tunggu apa lagi... Jangan menunda-nunda, untuk memperkenalkan dia kepada ayah dan ibu" Ucap Jong Hoon.

Nam Joon tertawa kecil sambil menggelengkan kepalanya "Lalu, ayah dan Ibu akan meminta kami untuk segera menikah. Iyakan?" Ujar Nam Joon sambil mengernyitkan dahinya.

"Iya putraku" balas Jong Hoon.

"Tidak! Aku belum siap menikah." Ujar Nam Joon

"Lihatlah, aku saja sekarang sedang setres dengan pekerjaan ku. Hidupku akan pasti akan hancur jika sudah punya istri nanti" lanjutnya

"Tapi sebelum itu, setidaknya biarkan orang tuamu mengenalnya lebih dekat, agar kami bisa yakin dengan pilihan mu" ujar Jong Hoon pada putranya, yang di angguki oleh Vicktory yang masih duduk di sana.

"Ajaklah dia besok ke rumah menemui Ibumu" lanjut Jong Hoon

"Tidak bisa" balas Nam Joon dengan singkat dan padat

Jong Hoon menghembuskan nafas nya dengan kasar, karena sepertinya hanya kata 'Tidak' yang sedari tadi di ucapkan Nam Joon.

"Kenapa tidak bisa?" Jong Hoon bertanya

"Dia tidak ada di Korea" ucap Nam Joon

" Tidak ada di Korea?" Tanya Jong Hoon

"Iyah... Dia adalah seorang dokter. Dan sekarang, dia sedang berada di Pakistan untuk menjalankan tugasnya dan akan menetap di sana selama beberapa bulan" lanjut Nam Joon sambil menerangkan.

"Oh, kalau begitu tidak apa-apa. Kami bisa menunggu sampai dia kembali" Rani yang entah datang dari mana, tiba-tiba menyela.

Nam Joon memutar matanya. Dia berpikir, sejak kapan ibunya itu berdiri di belakangnya.

Sedangkan disisi lain, Vicktory hanya membuang muka, sambil menertawai Nam Joon. Tiba-tiba, ...prukk... Vicktory seketika langsung memegangi kepalanya, karena Nam Joon melempari Vicktory dengan sendalnya karena berani-beraninya menertawai nya.

Bukan marah, atau kesal dengan Nam Joon, Vicktory yang dari tadi hanya tertawa pelan, kini tak bisa lagi menahan rasa geli di perutnya hingga dia tertawa terbahak-bahak.

Sedangkan Nam Joon dan kedua orangtuanya, hanya saling pandang saat menyaksikan calon menantu keluarga mereka yang sepertinya sudah mulai kehilangan kewarasannya.

To be continued

There Are Two Loves (End)Where stories live. Discover now