❤12.) Talk To Me (2) ☕

3 1 0
                                    


•••




(Yeeun pov)

Kedatangannya benar-benar membuat keadaan hatiku porak poranda. Aku tak pernah berpikir bahwa dia akan kembali untuk sekedar menyapa atau bahkan mampir ke cafeku ini. Kupikir setelah semuanya usai, kami tak saling bertemu dan saling menyibukkan diri dengan kehidupan masing-masing. Ternyata tidak semudah itu, aku diberikan ujian untuk meruntuhkan dinding tameng yang selama ini kubangun. Tameng untuk tak lagi mencintainya.

Disisi lain aku bahagia setelah sekian lama kami tak pernah bertemu, jujur saja aku rindu setiap kali melihat senyuman dan tatapannya padaku. Dia cinta pertamaku yang kudapatkan begitu mudah layaknya menang lotre undian. Aku menyukainya, dia juga menyukaiku, kami dekat dan berpacaran cukup lama. Ya itu dulu, dan semuanya kini usai.

Sedikit bernostalgia tak masalah kan?

Ting..

"Selamat datang di Cafe Memories.."
"Mau pesan apa?"

Kembali kufokuskan pikiranku untuk mengelola cafe dan melayani pelanggan. Satu pelanggan sangat berharga untuk kelancaran cafe ini.

"Baik, silakan ditunggu ya.."

☕☕☕

Pukul 22.00

Saatnya menutup cafe. Ada banyak pekerjaan yang harus kutuntaskan keesokan hari.

Closed..

Malam ini terasa lebih sendu dari biasanya, entah kenapa. Akupun mulai berjalan menuju halte melewati kerumunan orang yang nampak asyik dengan aktifitas malam mereka bersama rekan, keluarga dan mungkin juga pasangannya. Terdengar sayup tawa bahagia dan perbincangan hangat dari mereka.

"Appa, eomma, bagaimana kalau kita menikmati jajanan di resto baru ujung jalan itu? "

"Boleh. "

"Yeeehheeyy.."

Keluarga yang harmonis.
Batinku sembari memandang sendu.

"Kau hebat chagi, aku bangga dengan pencapaianmu."

"Aaa gomawo oppa. "

"Kajja, aku akan memberikan apapun yang kau mau untuk reward hasil usahamu."

"Apapun?"

"Iya, apapun asal aku mampu membelinya."

"Hehehhe.. Baiklah, traktir aku jajanan sepuasnya. Itu saja."

"Kajja.."

Pasangan yang romantis.
Batinku dalam diam.

Aku menghela napas begitu dalam seakan ada sesuatu yang menyumpal jalannya pernapasan ini. Terasa sesak.

Aku kembali melanjutkan perjalanan hingga tibalah aku di halte yang sunyi. Aku terduduk menunggu.

Beberapa menit kemudian bus yang kutunggu tiba dan aku bergegas untuk naik. Jam malam membuat bus sedikit lebih longgar dari biasanya, aku bisa bebas duduk dimana saja kali ini dan tak perlu berdiri. Saat aku hendak menatap keadaan luar, seseorang duduk di bangku kosong dekatku. Aku sempat ingin mengacuhkannya hingga dia menyapaku dan aku segera menoleh menyadari keberadaannya.

"Jaehwan? "

"Hai. Aku juga kearah yang sama denganmu makanya naik bus di jam ini. Boleh kan aku duduk disini?"

"Tentu saja, silakan."

Rasa sepiku setidaknya berkurang karena kehadirannya walau kami tak banyak berbincang.

•♡ All about my Jaehwan ♡•Where stories live. Discover now