Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


***

Malam pun tiba. Arjuna meminta Senja untuk tidak ikut dengannya ke acara pernikahan Jona, karena mengkhawatirkan keributan bisa saja terjadi lagi.

"Ya, terus a' Juna kenapa malah mau pergi?" Senja tampak ketus.

Arjuna merapihkan jaket denimnya. "Ya, 'kan, a' Juna harus di sana temanin Jona, mumpung a' Juna ada di kampung," ujarnya.

"Ikut .... " Senja mengeluh ingin ikut bersama Arjuna, tapi suaminya itu menggeleng. Tidak memperbolehkan Senja untuk ikut dengannya.

"Jangan, ya, Sayang, nanti a' Juna pulang bawa martabak aja, ya." Arjuna mendekat dan mengusap pipi gembilnya.

"A' Juna mah gitu, ih." Senja menjadi cemberut.

"Udah dong, jangan kesel gitu, nanti di sana banyak yang mabok. Terus kalau ada yang godain neng Senja gimana? Nanti Aa' kesel gimana? Memangnya neng Senja mau kalau a' Juna nanti ribut karena ada yang godain neng Senja?"

Senja tak bisa lagi mengelak, tadi siang saja ia mendapatkan banyak cat calling. Kalau sampai Arjuna tahu, entah apa yang akan Arjuna lakukan.

"A' Juna pergi dulu, ya. Jangan tungguin Aa', pulangnya pasti subuh," ujar Arjuna.

"A' Juna, iih ... sebel!" Senja kembali ketus.

"Iya, iya, a' Juna nggak pulang subuh." Arjuna tertawa dan memeluk Senja dengan erat, terasa begitu nyaman. "Jangan mabok, ya," pinta Senja.

"Nggak akan. Paling nanti pulang-pulang kita mabok bersama, sampai muntah banyak," Arjuna berbisik sampai Senja terperangah dan mencubit pinggang six pack-nya.

"Akh, sakit!" Arjuna mengaduh dan minta ampun.

"Hati-hati," ucap Senja.

Arjuna mengecup keningnya dan berpamitan pada abah dan umi.

Sesampainya di pernikahan Jona. Suasana semakin larut, hingga tamu undangan sudah tidak ada lagi yang datang. Kedua mempelai juga telah berganti pakaian.

Jona sudah mengenakan pakaian biasa dan bergabung bersama teman-temannya untuk menikmati dangdutan.

Saga menghampiri Arjuna dan saling menanyakan kabar masing-masing. Penampilan Saga begitu rapih, dibalut oleh baju casual yang menutup kulit putihnya.

"Udah sadar, lu?" celoteh Arjuna di hadapan Saga.

Pemilik gummy smile itu hanya mengangguk sampai keduanya saling berpelukan.

"Saga, awas lu jangan ribut lagi!" tegas Jona.

Saga kembali mengukir gummy smile disertai anggukan.

"Neng Senja nggak ikut, A'?" tanya Elang pada Arjuna, sontak saja Saga langsung menoleh ke sana ke mari.

Arjuna menggeleng. "Nggak, A' Juna suruh neng Senja di rumah aja, takut ada yang ribut lagi," cetusnya sambil menoleh ke arah Saga.

Musik dangdut kini menggema memenuhi acara malam pesta perkawinan Jona. Arjuna beserta yang lainnya ikut memeriahkan dengan meminta beberapa lagu, lengkap dengan memberikan saweran pada artis-artis yang bernyanyi. Namun, kali ini berbeda dengan Saga, ia memilih duduk santai di belakang panggung, tampak begitu tenang tapi sesungguhnya jauh di lubuk hati, ia sedang merasakan kegelisahan.

Jona menghampirinya dan duduk di sampingnya, ia mengerti apa yang sedang temannya itu rasakan. Sedikit besarnya ia tahu bagaimana hati temannya itu dulu terpaut.

Jona mengirimkan sesuatu pada Saga melui pesan WhatsApp.

"Coba lu buka apa yang barusan aing kirim," titahnya.

Saga menghela napas dan menuruti permintaan temannya. Ia tercengang ketika melihat isi pesan itu, sebuah vidio ketika Saga dan Senja bernyanyi di area camping. Saga lantas menoleh menatap wajah Jona.

"Kenapa lu? Mau bilang makasih?" Jona menyeringai.

"Anjing lu, kenapa baru dikirim sekarang, sih?" celetuk Saga dengan kembali memandangi layar ponselnya.

"Bajunya rapih banget malam ini, tapi sayang neng Senja malah nggak datang," celoteh Jona pelan.

Saga terperangah dan tak dapat berkata-kata. Jona tertawa dan menepuk pundak Sagara.

"Udahlah, aku juga mengerti, tenang aja," sindirnya.

"Jona," lirih Saga.

"Sebagai teman, aku cuma mau mengingatkan. Menyukai milik orang lain itu, rasanya sakit." Jona berpesan, kemudian beranjak dari duduknya.

"Jona!" seru Saga.

Jona masih berdiri di hadapannya. "Udah lama loh itu, aku pikir lu udah melupakannya?"

Saga hanya menggeleng, Jona kembali mendekat dan menepuk pundaknya. "Segera hapus, sebelum Arjuna tahu," pintanya.

"Aku akan menyimpannya," tukas Saga.

Jona menggeleng. "Bukan vidionya, tapi perasaanmu padanya," ucapnya yang kini berlalu dari hadapannya.

Saga kini termenung tanpa teman-temannya di belakang panggung, memikirkan nasihat Jona agar ia melupakan rasa sukanya pada Senja.


***


Gusstiii... Agus Sagara waktu siang di belakang panggung 🙄

 Agus Sagara waktu siang di belakang panggung 🙄

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Arjuna Senja√Where stories live. Discover now