Hilang Satu Tumbuh Seribu

1.1K 97 18
                                    


Vita berlari, tak peduli siapapun dihadapannya, apapun itu ia terobos demi cepat masuk ke dalam kabin pesawat. Seharusnya ia tak pergi, namun Vita mendengar percakapan Papa Lee dangan Yoshi yang membahas perihal keadaan Junkyu.

"Mommy, kita mau kemana?" Tanya Jayden kebingungan dari dalam gendongan kain.

"Keita mau jemput Daddy sayang." Sahut Vita berusaha untuk tetap terlihat tenang didepan anaknya.

Jam menunjukkan pukul tiga dini hari, tiket go show Vita dapat dengan mudah melalui aplikasi booking toket prioritas.

Aplikasi yang selalu Vita andalkan dalam keadaan emergency, yang memuat keamanan, kesehatan, dll. Hanya sebagian orang yang dapat menggunakan aplikasi ini, alias orang-orang kaya, konglomerat.

"Kok Opa sama Uncle nggak ikut, Mom?"

"Mereka lagi buatin Daddy suprise, biar Daddy seneng deh pas pulang."

"Ooohhh... Huamm..." Jayden menguap tanda kantuk yang tak bisa ditutupi.

"Bobo sayang, it's okay Mommy hare."

Jayden mengangguk pelan, lalu ia taruh kepalanya dipundak Vita. Jayden sama sekali tak mau turun dari gendongannya, Vita khawatir takut dedek didalam perut kenapa-kenapa tapi dia juga nggak tega memaksa Jayden untuk turun.

"Kuat ya, nak kamu didalem." Ucap Vita membatin.

Vita hanya berharap keluarga nya baik-baik saja, baik Junkyu, Jayden dan Dedek. Hanya keluarga satu-satunya semangat hidup Vita sampai detik ini. Ia nggak akan pernah rela jika salah satu dari keluarga nya pergi, prinsip yang dipegang teguh olehnya.

Apapun akan Vita perjuangkan jika itu tentang keluarga kecilnya.

.

.

.

.

.

Pagi tiba, Vita dan Jayden sampai di Korea Selatan dengan selamat tanpa kekurangan suatu apapun. Sesampainya di Korea, Vita dijemput oleh Jiyoon dan Jihoon. Jelas kedua pasutri itu terkejut bukan main, dan sekaligus terdiam membisu saat Vita membahas mengapa dan alasan apa ia tak diberi tahu soal kondisi Junkyu sebenarnya.

"Bukan maksud kita untuk menutupi, Eonnie, tapi keadaannya... Sulit." Ucap Jiyoon hati-hati. Hidup bersama Vita kurang lebih hampir 7 tahun, Jiyoon tau persis sifat Vita yang sangat benci dibohongi.

"Sesulit apapun, Junkyu itu suami Eonnie." Ucap Vita terdengar dingin, "Kalau terjadi apa-apa sama Junkyu, Noona yang jadi orang terakhir yang tau, gitu kah?"

Jiyoon menunduk takut, Vita sangat marah. Jihoon yang menyupir pun tak bergeming, mereka berdua sama-sama takut dengan aura Vita yang dominan.

Vita menghela nafas, "Ini pasti karena Papa Lee?"

Jihoon mengangguk.

"Apa katanya, Ji?"

"Om Lee berusaha menutupi semuanya, Noona. Berusaha agar terlihat baik-baik aja dan berharap Junkyu kembali kepada Noona kaya nggak terjadi apapun."

Vita nggak habis pikir, mungkin terdengar ide yang bagus tapi bagi Vita sama aja kaya menyebutkan diri ke sumur dalam dengan bantuan orang-orang sekitar.

"Lalu dimana Junkyu sekarang?"

"Rumah sakit yang lumayan jaraknya dari Seoul, Noona."

"Sekarang juga kita kesana."

"Tapi, Eonnie..."

"Nggak ada tapi-tapi. Sekarang juga saya mau kesana."

Pasutri JiJi tak berkutik. Mau nggak mau, mereka harus mengantarkan Vita ke rumah sakit. Vita terus menatap keduanya dengan tatapan dingin, sampai akhirnya ia menghela nafas dan mulai menghangat.

My Sugar Mommy || Kim JunkyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang