10. Danau Senjata Spiritual

515 65 3
                                    

Chu WanNing yang juga mengenakan jubah tipis sekarang berdiri dihadapannya, "Jangan ceritakan jika kau tidak nyaman dengan itu, mereka pasti mengerti, pilihan itu ada di tanganmu. Sekarang ayo, anak-anak itu mungkin sudah selesai sekarang."

゚。•*.゚*~~~~*゚.*•。゚


(Y/n) turun bersama Chu WanNing menuju pemandian. Disana sudah ada MoRan, ShiMei dan Xue Meng. Tiba-tiba MoRan menenggelamkan diri kedalam air begitu mata mereka bertemu, membuatnya bingung.

Chu WanNing melepas jubah luarannya sedangkan (Y/n) tidak, ia tetap masuk kedalam air dengan jubahnya. Tidak ada siapapun selain mereka, jadi tidak akan ada yang mengomentari caranya mandi.

MoRan mengobservasi mereka, matanya melirik kesana-kemari dengan kepalanya yang setengah tenggelam. Wajahnya sudah merah padam karena melihat Chu WanNing melepas jubahnya. Ia kembali perperang dengan perasaannya sendiri, ShiMei masih berada dihadapannya namun kenapa ia malah terangsang karena melihat tubuh Chu WanNing?

MoRan kembali menenggelamkan diri dengan gaya batu, memeluk erat lututnya. Ia memejamkan mata rapat-rapat, sebelum sebelum kembali kepermukaan. Namun ia malah membeku karena sekarang Chu WanNing tepat didepannya. MoRan mengambil langkah mundur, "M..-maaf Shizun, aku tidak bermaksud ...- wahhh!!!" Namun kakinya terpeleset dan tubuhnya tersandung kedepan. Ia refleks menangkap pinggang Chu WanNing dan bagian bawah mereka bersentuhan.

MoRan membeku lagi, otaknya seketika kosong, ia ngaceng, "Shi..-Shizun?!" Chu WanNing menyadari itu, matanya membulat sebelum ia mendorong air hingga gelombangnya menutupi MoRan.

Chu WanNing mendesis saat wajahnya terkena cipratan, Moran mendengar itu dan kembali dengan handuk kecil dan langsung membersihkan wajah Chu WanNing. "Maaf Shizun," Ia mencoba mengalihkan pembicaraan dengan memilihkan sabun tapi tetap saja ia terangsang saat ini. Melihat Chu WanNing sangat berbahaya untuknya, jadi ia melirik kearah ShiMei yang pelan-pelan mendekati (Y/n).

(Y/n) duduk ditepi dekat pancuran agar lebih mudah menggosokkan sabun, itu juga tempat yang agak privasi. Tiba-tiba ia terkejut karena seseorang mendekatinya dan menyentuh bahunya.

"Da-Shixiong, boleh aku membantumu?"

"Eh?" (Y/n) membeku hingga ia memiringkan kepalanya.

"Bolehkah aku membantumu menggosok sabun itu? Aku pikir kau agak kesulitan karena masih mengenakan pakaian tapi... Jika boleh...-" ShiMei menggaruk pelan pipinya dengan nada ragu saat mengatakan itu.

(Y/n) tersenyum canggung mendengar tutur halus ShiMei, ia pun berbalik badan, menggulung rambut panjangnya menggunakan pin rambut, membiarkan ShiMei menyabuni punggungnya. ShiMei menatap punggung dan tengkuk (Y/n) sebentar sebelum menuangkan sabun ke telapak tangannya.

MoRan tertegun saat melihat (Y/n) bahkan membuka jubah luarannya hingga bahunya terlihat, walau (Y/n) membelakanginya, tapi tetap saja, ia tidak tahan lagi. Setelah menghela napas panjang, ia memutuskan untuk pergi, "Aku tidur duluan!!!" Ia segera pergi dari sana meninggalkan ketiga orang itu yang menatapnya kebingungan.

***

Hujan turun tak lama setelah itu. Setelah ShiMei tidur lelap, MoRan melancarkan aksinya untuk menenangkan diri. Matanya terpejam untuk berimajinasi liar dengan tangannya yang sudah meremas pelan miliknya. Ia mendesis tertahan sebelum mengeluarkan benda itu dari tempatnya.

Black Cat Disciple (Male Reader X 2Ha)Место, где живут истории. Откройте их для себя