5. Trauma

633 73 3
                                    

Khayalan atau bukan, MoRan menjilat bibirnya, kali ini dia tidak akan membiarkan ShiMei lari dengan mudah. 'Aku akan mendapatkan ciuman itu sepenuhnya!'

Warning: r@pe attempt

゚。•*.゚☆~~~~☆゚⁠.⁠*•。゚


(Y/n) memangku ShiMei yang tidak sadarkan diri sambil menyuapkan obat kedalam mulutnya, "ShiMei, ayo bangun!!!" Pintanya dengan nada khawatir sambil terus menggenggam lembut tangan anak itu. Tak disangka, ini benar-benar terjadi, untung saja Chu WanNing membawanya.

Tak lama ia mendengar suara langkah kaki, membuatnya menoleh. "Shizun?" Chu WanNing mendekatinya, "Aku menemukan Chen Yao dan ShiMei sudah tidak sadarkan diri, apa mereka akan baik-baik saja?"

Chu WanNing pun menyentuh pergelangan tangan ShiMei tepat di nadinya lalu berkata, "Dia akan baik-baik saja."

"Dimana MoRan?" Tanya (Y/n) yang kebingungan kenapa Shizunnya berjalan sendiri.

Chu WanNing masih sibuk dengan kedua orang yang tak sadarkan diri itu pun menjawab, "Dia menjaga disekitaran gerbang tadi, temukan dia dan bawa dia kemari."

(Y/n) mengangguk patuh, ia bangkit lalu memasukan obat itu kekantongnya, takut jika ia akan menemukan MoRan dalam keadaan kehilangan kesadaran juga.

Lama berjalan disekitaran gerbang, (Y/n) tidak menemukan siapapun. Ia mulai khawatir dengan keadaannya, walau anak itu sering kurang ajar pada Shizun, tapi Shizun setara dalam menyayangi mereka.

Ia pun melihat MoRan menjongkok, semakin ia mendekat semakin jelas, MoRan sedang meminum air dari kolam seperti orang kehausan.

"MoRan?!!! Jangan minum airnya!!!" Ia berteriak menarik MoRan hingga mereka berdua tersungkur. Ini adalah alam ilusi, jika mengonsumsi apapun didalamnya, ilusi itu akan semakin kuat.

"Ughhh..~ MoRan, kamu tidak apa-apa?" MoRan menatap (Y/n) yang juga menatapnya dengan khawatir, melihat Shidinya mulai linglung, (Y/n) dengan cepat memasukan obat kedalam mulutnya. "Ayo, Shizun menunggu kita." Belum sempat (Y/n bersiap, MoRan menerjangnya ditanah, menahan kedua tangannya disisi kepalanya. (Y/n) menatapnya panik dan juga ketakutan, "MORAN!!! APA YANG KAU LAKU...- MMFFF!!!!" Belum sempat ia menyelesaikan kalimatnya, MoRan langsung meraup bibirnya tanpa ampun.

Mata (Y/n) yang melebar mulai berair, setetes demi setetes keluar melalui sudut matanya yang terasa panas. Semua ingatan masa lalunya kembali seperti mimpi buruk dimalam hari.

Saat lidah itu masuk kedalam mulutnya, ia berontak sekuat tenaga, menangis dengan keras walau semua itu tertelan kedalam mulut MoRan.

(Y/n) terbatuk begitu MoRan melepaskan pautan mereka, ia menatapnya dari atas dengan mata tajamnya, "Jangan bergerak," Ucapnya dengan nada yang begitu dalam. Ia pun membalik tubuh (Y/n) sehingga ia berbaring dengan perutnya.

Kesal dengan pemberontakannya, MoRan menggunakan satu tangannya untuk menutup mulut (Y/n). Tangannya yang lain merobek luaran hanfu (Y/n), dan melepas sabuknya dan membelai kulitnya yang halus dan kencang. (Y/n) yang berada bawahnya terlonjak karena sentuhan itu, tapi MoRan kembali menekannya. Dia menggigit telinga (Y/n) dan berbisik, "Menurutlah, kita akan merasa nyaman." Ia pun menggesekan miliknya ke celah bokong (Y/n), membuat tangisannya semakin menjadi.

Ia membuka mulut (Y/n) secara paksa, memasukan 2 jari kedalam tenggorokannya hingga (Y/n) tersedak. MoRan tersenyum melihat (Y/n) tak berdaya sambil menjilat cuping telinganya, air matanya bahkan bercampur dengan saliva yang mengalir di tangannya, sementara tangannya yang lain tidak berhenti meraba-raba pinggangnya.

Black Cat Disciple (Male Reader X 2Ha)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ