9. Prasangka

647 70 0
                                    

Chu WanNing memejamkan mata saat anak itu berlari melewatinya sambil menyembunyikan kelopak bunga di punggungnya, 'Apapun yang terjadi semalam, sebaiknya tidak di ungkit-ungkit lagi, biar saja seperti itu.'

゚。•*.゚*~~~~*゚.*•。゚


3 bulan berlalu, hari ini Chu WanNing memanggil murid-muridnya ke paviliun teratai merah. (Y/n), MoRan, ShiMei dan Xue Meng berdiri berjajar dihadapannya untuk mendengarkan.

"Inti spiritual kalian sudah stabil, aku memanggil kalian kesini untuk membawa kalian ke Danau JinCheng untuk memanggil senjata."

Mendengar itu Xue Meng seketika bersemangat, "Apa itu danau yang katanya terbentuk dari tetesan darah Sang Dewa Perang Gou Chen?!?!!"

ShiMei pun menyeletuk dari belakangnya, "Tampaknya, danau JinCheng sudah beku selama bertahun-tahun dan hanya beberapa orang yang bisa menaklukannya dengan kekuatan spiritual mereka."

Chu WanNing menghela napas mendengar mereka, "Benar, ketika danau itu ditaklukan, akan ada binatang kuno yang keluar dan mempersembahkan senjata dari dalam mulutnya." Ia melanjutkan sambil terus menatap mereka berempat, "Tapi, tempramen makhluk ini sangat tidak dapat ditebak dan akan meminta sesuatu dari kalian. Kalau kalian tidak bisa mengabulkannya, dia akan mengambil kembali senjata itu dan masuk kedalam danau."

"Itu saja?" Xue Meng terdengar tidak percaya, "Shizun dapat permintaan seperti apa?"

Chu WanNing menunduk sambil mengingat, ia pun membuka mulutnya, "Dia memintaku untuk... Makan roti daging."

~~~~
Note: aku bingung ehh, mau nulis MeatBun tapi itu bahasa inggris, mau nulis bakpao... Tapi beda... Yaudah lah pake nama asli aja 😗
~~~~

Ketiga muridnya sangat tidak percaya, (Y/n) hanya terkikik dari balik lengan hanfunya karena sudah tau cerita itu dari jauh-jauh hari dan tak lama MoRan ikut terkekeh. Sedangkan Xue Meng semakin menganggap enteng, "Bukan sesuatu yang terlalu sulit ternyata."

"Aku beruntung waktu itu, makhluk itu bisa meminta apa saja dari kalian bahkan hal-hal aneh sekalipun." Setelah menjelaskan semuanya dan mereka mendengarkan dengan baik. Chu WanNing pun melanjutkan, "Kalian tidak perlu khawatir, semua senjata biasanya mudah digunakan dan diurus."

(Y/n) masih dalam pikirannya menyeletuk, "Shizun, apa 2 senjata spiritualmu yang lain juga berasal dari danau itu?"

Chu WanNing menggeleng, "Tidak, hanya TianWen yang berasal dari sana."

(Y/n) mengangguk-anggukkan kepala sambil memperhatikan shidi-shidinya yang masih dalam pikiran mereka masing-masing. Ia pun menyadari ShiMei terlihat sangat gugup, "ShiMei, ada apa?"

ShiMei menggigit bibirnya, lalu berbicara dengan suara pelan, "Aku masih lemah dalam kultivasi, pastinya tidak akan seberuntung itu." Ia pun menatap Chu WanNing, "Shizun, lebih baik jika murid ini tetap disini dan banyak mempelajari kultivasi dasar."

MoRan yang mendengar itu meliriknya dengan senyum diwajahnya, "Lebih baik coba saja, kalau tidak bisa, jadikan sebagai pengalaman."

"Tapi akan ada banyak orang disana, bagaimana jika kita bertemu murid sekte lain dan mereka berdebat denganku. Aku hanya bisa mempermalukan Shizun." ShiMei menunduk dalam-dalam.

(Y/n) pun mengelus bahunya untuk menenangkannya, "Kamu fokus dipengobatan, itu sama sekali tidak ada hubungannya dengan bertarung."

Chu WanNing pun berkata, "Kalau ada seseorang yang mengganggumu, acuhkan saja mereka, itu tidak akan mempermalukanku."

ShiMei pun mengangguk sambil bergumam, "Baik, Shizun."

***

Sepuluh hari kemudian, di Ujung Puncak Fajar, kota Dai. Chu WanNing turun dari kereta kuda mengenakan tudung berjalan didepan murid-muridnya menuju sebuah penginapan.

Black Cat Disciple (Male Reader X 2Ha)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon