46;

1.5K 137 31
                                    

Waktu terus berjalan, hari terus berganti. Tak ada lagi kebahagiaan yang menghampiri Off saat ini. Hari-hari yang ia lalui hanya dipenuhi dengan penyesalan dan kesepian.

Hampir 2 bulan Off masih belum mendapatkan kabar tentang keberadaan Gun. Seringkali dirinya hampir putus asa untuk mencari namun kakinya terus berjalan kesana kemari memungut informasi. Puluhan bahkan ratusan orang sudah Off sewa untuk membantu pencarian namun hingga kini belum ada hasil yang memuaskan.

Berita menghilangnya Gun sudah menyebar hingga ke penjuru Thailand, Off bahkan akan memberi imbalan bagi siapa saja yang berhasil menemukan suami mungilnya itu.

Namun sepertinya Gun enggan untuk menunjukkan dirinya, ia menghilang bak di telan bumi. Oab bahkan sempat ditahan oleh pihak kepolisian karena diduga menyembunyikan Gun namun tak lama Off mencabut laporannya karena suatu alasan.

Ayah Gun pun seolah tak ingin memberikan keterangan apapun pada Off atau wartawan. Ia terkesan bersikap tenang seolah tau dimana keberadaan putra semata wayangnya berada.

Gun seolah menjadi seorang penjahat yang dicari keberadaannya oleh petugas berwajib. Pun dengan Off.

Kini Off di dalam mobil, berulang kali memukul stir kemudi. Sungguh kini dirinya seolah sudah kehilangan arah dan tujuan hidupnya. Off mengendarai mobilnya kembali pulang menuju rumahnya. Sejauh apapun Off pergi mencari, ia selalu menyempatkan diri untuk kembali ke rumah. Berharap Gun sudah pulang namun hingga kini harapannya itu belum terkabulkan.

Off membuka pintu rumah yang terasa hampa, rumah Off terlihat bersih dan rapih seperti biasanya karena ada bibi Fah yang selalu membersihkan rumahnya. Off menoleh kearah dapur, mendapati banyak menu makanan sudah tersusun rapi di meja makan. Dapat ia lihat Gun tersenyum kearahnya, memakai apron berwarna kuning kesukaannya.

"Makan malam sudah siap, Papii mau mandi dulu atau langsung makan?"

Sungguh, Off sangat merindukan suara itu.

Kaki Off berjalan mendekati Gun berada, hendak memeluknya sebelum Gun menghilang entah kemana. Dan Off menyadari, bahwa kini dirinya mulai berhalusinasi lagi.

Meja makan yang tadinya ia lihat penuh dengan hidangan masakan khas rumahan nyatanya kini hanya ada vas bunga dengan roti tawar dan selai di sebelahnya.

Mata Off terasa panas, tangannya mengepal erat menahan sesuatu yang pada akhirnya tak bisa ia tahan.

PRANGG

Lagi-lagi suara barang pecah muncul dari dalam rumah Off, pelakunya tak lain Off sendiri yang membanting barang-barang sekitarnya. Entah sudah berapa banyak barang yang sudah di pecahkan Off.

Dapur yang tadinya rapi kini telah berubah menjadi tempat yang sangat berantakan dengan barang yang sudah berceceran dimana-mana, bahkan meja makan sudah terbalik di tengah ruangan.

Off mengusap wajahnya frustasi, saat ini ia benar-benar sudah seperti orang gila. Berhalusinasi bahwa Gun-nya sudah ada dirumah menyambutnya pulang seperti biasa.

Off mengambil pecahan kaca, memegangnya dengan erat membiarkan setiap sudut tajamnya menusuk tangannya hingga berdarah.

"OFF" Tay tiba-tiba masuk kedalam rumah, berusaha mengambil kaca yang di pegang adiknya dan segera membuangnya.

Akibatnya tangan Tay juga ikut terluka karena aksinya itu, namun Tay seolah tak memperdulikannya. Kini atensinya hanya terfokus pada Off yang berpenampilan acak-acakan.

"KAU GILA HUH?!" teriak Tay memaki adiknya.

"YA! AKU GILA. AKU SUDAH GILA KARENA AKU KEHILANGAN GUN! AKU MEMANG GILA PHI" Jawab Off berteriak tak kalah kencang dari Tay.

Complicated Love [END]Where stories live. Discover now