29;

1.5K 113 23
                                    

Siang ini Gun hendak menuju butiknya dengan diantar oleh Off, mereka berangkat dari kantor Off karena memang sebelumnya Gun ikut ke kantor suaminya untuk membahas pembangunan butik Gun yang juga menjadi bagian dari perencanaan project Off di Chiang Mai. Sebenarnya ia berniat untuk tidak ke butik hari ini namun PP baru saja menghubunginya dan memintanya untuk menemuinya di butik.

"Kau yakin tidak ingin mencari makan siang dulu, baby?" Tanya Off yang dibalas gelengan oleh Gun, lagi pula ia juga belum merasa lapar.

Omong-omong, sudah 3 hari ini Off memanggil Gun dengan sebutan 'baby', awalnya Gun merasa aneh juga malu saat Off memanggilnya seperti itu, namun dengan berjalanannya waktu, ia pun mulai terbiasa dengan panggilan yang Off berikan padanya.

"Apa p'Off ingin makan siang dulu?" tanya balik Gun yang juga dibalas gelengan oleh Off

"Kalau begitu kita langsung ke butikmu saja" ucap Off, kembali menancap Gas setelah lampu berganti menjadi warna hijau.

Setelah 10 menit perjalanan akhirnya mereka sampai di butik, Gun turun terlebih dahulu dan segera masuk kedalam butik, setelahnya Off menyusul Gun dari belakang.

"Selamat siang p'Gun, aku sangat merindukanmu" Janhae hendak memeluk Gun namun tidak jadi setelah melihat seseorang yang juga datang bersama Gun.

"Ah ternyata kita mempunyai 2 pasangan disini" lanjut Janhae sambil melirik kearah BKPP yang duduk tak jauh dari tempat mereka berdiri.

Gun hanya tersenyum, berjalan mendekati BKPP yang  sedang ditemani Arm.

"Akhirnya kau datang Gun, mereka sudah menunggumu sejak 1 jam yang lalu" ucap Arm berdiri dari duduknya dan mempersilahkan Gun juga Off untuk duduk.

"Ah, sepertinya aku mengerti kenapa kau bisa terlambat datang ke butik" goda PP sambil melirik Off yang duduk disebelah Gun.

"Diamlah P" seru Gun sambil memukul pelan paha PP.

"Eh, ada apa kalian ingin bertemu denganku di butik?" tanya Gun mengalihkan pembicaraan

PP dan Bilkin saling bertatapan, lalu tangan mereka terangkat bersama-sama dan menunjukkan kedua cincin yang sudah melingkar manis di jari tengah keduanya.

Gun membekap mulutnya tak percaya, sedetik kemudian dia berlari ke arah PP dan memeluk sahabatnya itu erat.

"Selamat, aku turut bahagia atas hubungan kalian"

"Terimakasih" kata PP membalas pelukan Gun padanya, mereka berpelukan hingga beberapa menit.

"Kapan?" tanya Gun setelah melepaskan pelukannya

"Kemarin Lusa Bilkin melamar ku saat kami makan malam bersama keluargaku dan keluarganya Bilkin"

Gun menoleh menatap Bilkin, memukul pelan pundak kekasih sahabatnya itu "Ternyata kau laki-laki yang pemberani juga"

"Aku kan sudah pernah berjanji padamu akan menjaga sahabatmu selama sisa hidupku" kata Bilkin mengingatkan janjinya pada Gun saat dirinya meminta izin untuk berpacaran dengan PP yang bernotabe sebagai sahabat terdekat Gun.

"Eh eh baiklah, lalu kapan kalian akan menikah?" tanya Gun pada akhirnya

"Sepertinya bulan depan, kami ingin segera mengadakannya dalam waktu dekat ini oleh karena itu aku memintamu untuk bertemu di butik karena aku ingin kau membuatkan tuxedo yang paling bagus untuk pernikahanku dengan Bilkin" ungkap PP

"Kalau begitu langsung saja, Arm tolong ambilkan buku dan juga pengukur. Kita harus mengukur badan kedua mempelai ini" kata Gun semangat yang diangguki oleh Arm

Gun membawa BKPP ke dalam room khusus yang menyimpan berbagai setelan gaun serta tuxedo pengantin, ia ingin menunjukkan beberapa desain tuxedo pada BKPP yang mungkin akan disukai keduanya.

Complicated Love [END]Where stories live. Discover now