Atarfa - 09

74 2 0
                                    

Happy reading
.

.

.


"Huwaaaa sakittt bangett" Pekik Kanaya dari dalam kamar membuat Atar yang sedang membuatkan teh hangat untuk Istrinya, ketika mendengar suara Kanaya dia pun bergegas menghampiri Kanaya.

"Ada apa?" tanya Atar dengan muka khawatirnya, dia melihat Kanaya yang meringkuk kesakitan akibat nyeri di perutnya.

Kanaya pun hanya mengeluh dan tidak banyak untuk berbicara, Atar yang mengerti pun segera ikut berbaring di sebelah Kanaya dan mengelus perut rata Istrinya itu, dia berharap nyeri di perut istrinya akan berkurang.

"Kamu gak kerja?" tanya Kanaya dengan mata terpejamnya.

"Enggak" timpal Atar.

"Kenapa gak kerja"

"Istri aku sakit, gak mungkin aku ninggalin." timpal Atar membuat Kanaya terharu.

"Tapi kan ada Bi Ina, jadi kamu gak perlu khawatir." Yah Atar memanggil Bi Nia untuk Kanaya ada temannya, dia tidak memperbolehkan Kanaya untuk bekerja lagi, menurut itu tidak perlu selagi dia masih ada. Kanaya yang awalnya ingin menolak akan tetapi paksaan dari Atar membuat dia mengalah, Atar tidak ingin di bantah. Itulah dia.

"Aku kangen ibu." ucap Kanaya dia rindu dengan ibunya - Alana, semenjak setelah pernikahannya dengan Atar. Kini Alana kembali ke Kampung halaman. Karena sang Ayah Michelle sedang bertugas juga di sana.

"Apa kamu ingin bertemu dengannya?", tanya Atar sambil menatap mata Kanaya. Kanaya pun mengangguk setuju.

"Baiklah, nanti kita akan ke sana." ucapan Atar membuat Kanaya terpekik kesenangan.

"Ya sudah istirahat lah."  Atar pun mempersilakan Kanaya untuk istirahat. Ketika ingin beranjak ke ruang kerja yang ada di Apartemen itu, pergelangan tangan Atar di cekal oleh Kanaya. Dia berbalik dan melihat wajah cantik itu yang sialnya, dia sudah mencintai wanita yang ada di depannya ini.

"Katanya mau nemenin" ucap Kanaya dengan muka melesnya. Dia tidak tau kenapa jadi manja seperti ini.

"Aku ke ruang kerja sebentar aja Kay." ucapnya membuat raut wajah Kanaya berubah drastis. Hingga melepaskan pergelangan tangan pria itu, dia pun langsung tidur dan menutup seluruh tubuhnya dengan selimut, hal itu tidak lepas dari tatapan Atar senyum tipis di wajahnya melihat tingkah Kanaya. Dia hanya bercanda akan tetapi istrinya itu langsung ngambek.

"Hey, aku bercanda sayang"ucap Atar yang membujuk Kanaya. Akan tetapi wanita itu tidak menanggapi ucapan Pria itu. Dia tidak merespon dan bahkan menyuruh Atar untuk pergi dari situ.

"Sana pergi, gue bisa sendiri." ucap Kanaya.

Atar yang mendengar ucapan Kanaya membuat dia merubah raut wajahnya, panik yah dia panik. Apa istrinya itu benar-benar marah kepadanya. Padahal dia hanya bercanda.

"Marah?"

"Yah, gue marah dah sono pergi" sarkas Kanaya.

Atar pun menghela nafas dia sudah menduga bahwa istrinya akan marah kepadanya, dia pun melangkahkan kakinya untuk keluar dari kamar itu. Kanaya yang menyadari dia pun membuka selimutnya dan melihat bahwa Punggung pria itu sudah hilang dari balik pintu.

ATARFA (ON GOING)Where stories live. Discover now