5. 🥀DADDY🥀

6.3K 435 4
                                    

Plakk..

Bughh

"Sialan! Anak gak becus kamu."

"Sudah saya bilang jangan ikut campur masalah Dames! Lihat, kakakmu sekarat sekarang." Bentak seorang pria berumur yang wajahnya masih tampan, ralat sangat tampan di usianya yang sudah menginjak 47 tahun.

"Kamu itu benar benar!" Saat ingin kembali memukul ia di hentikan oleh teriakan seorang wanita yang sangat ia cintai.

"Sayang!! Kamu apa apan sihhh?!! Jangan kasar sama Devan."

"Kamu itu selalu aja kasar sama anak sendiri!! Dames sakit juga bukan karena Devan! Itu karena musuh nya Dames!" Ucap wanita itu menatap nyalang suaminya.

"Ana!! Jangan membela anak sial itu, dia sudah keterlaluan! Dames, pewaris utama kita sedang sekarat Gara gara dia."

Riana nama nya, ia adalah ibu kandung Devan. Sekaligus nenek dari Resa. Ia menatap tak percaya ke arah suaminya Jameson! Tega sekali ia berkata sekasar itu pada Devan, bagaimanapun Devan adalah anak mereka juga namun ada apa dengan otak suaminya ini? Sungguh ia tak percaya.

"Pakai otak mu! Jangan di butakan dengan kekerasan." Hardik Riana pada suaminya.

Kemudian ia memapah Devan yang sudah terkapar dengan banyak luka untuk masuk ke kemar nya, dengan hati hati ia memeluk sang anak berusaha untuk memberi dukungan.

"Maafin papi ya nak, sekarang udah ada mami, mami di sini sayang." Hanya kata itu yang bisa ia berikan untuk Devan.

Devan acuh pada sang ibu, ia menatap datar wajah wanita yang telah melahirkannya ke dunia ini. Terlalu muak dengan semuanya!

"Mami pulang?" Tanya Devan datar.

"Iyaa, mami di sini."

"Biar mami obati lukamu."

Devan diam, ia memperhatikan wajah khawatir ibunya yang sedang mengobati wajahnya. Aneh rasanya.. melihat mami nya yang selalu sibuk sekarang khawatir padanya.

"Maafin mami baru sekarang pulang, Mami turut berduka cita atas kematian istrimu."

Devan mengangguk menanggapi, malas rasanya ia bersuara. Sedangkan Riana berusaha untuk mencairkan suasana, ditatapnya Devan dengan pandangan sendu. Tak terasa anak ke dua nya ini sudah besar. Padahal rasanya baru kemarin anak ini tersenyum girang dan menyambut nya pulang sehabis bekerja.

"Bagaimana dengan cucu mami? Siapa namanya hm."

"Resa." Jawab singkat Devan.

"Nama yang cantik! Mami harap kamu bisa jaga dia baik baik. Ingat, jadi ayah itu gak mudah. Jangan jadi seperti papi mu. Mami akan sangat kecewa jika itu benar terjadi." Nasihat Riana pada putranya.

Setelah perbincangan singkat mereka Devan kembali pulang ke rumahnya, tempat ia bertemu dengan balita mungil yang sering dia panggil buntel.

Memasuki kamar, pria itu tersenyum miring menatap  segumpal balita yang kini sedang tertidur dengan posisi menyamping.

Dengan iseng, Devan menoel pipi gembul Resa berusaha membangunkan anak itu.

"Dasar kebo!! Keturunan siapa sih Lo?"

Tak cukup sampai di situ, Devan mengambil dot berisi susu milik resa. Hingga mulut balita itu maju sembari menyedot nyedot angin dengan pipi nya yang maju mundur.

"dasar anak bodoh!" Ejek nya memencet pipi resa lagi.

"dasar anak bodoh!" Ejek nya memencet pipi resa lagi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
My Psyco Daddy ||Where stories live. Discover now