Bab 12. Lunch Box

9 1 0
                                    

8/7/23 @21.36

Meja makan di kediaman Gwen tampak lebih mewah dari biasanya. Hal ini karena terdapat satu orang tambahan pada makan malam saat ini. Kedua orangtua Liliana menganggapnya 'calon menantu tersayang'.

"Kak Juan, aku masih tidak percaya, kalau kita bisa makan malam bersama" Laren berkata dengan gembira.

Liliana melirik adiknya yang sedari tadi sibuk 'mengungkapkan isi hatinya' malam ini. Ia sampai berpikir bahwa dalam novel aslinya, Laren membenci Liliana karena ia punya rasa terhadap Juan!

Tawa kedua orangtuanya menarik perhatiannya kembali.

"Juan, kami sangat berterima kasih karena telah membantu dan menjaga Liliana hari ini" Ayah Liliana menatap Juan dengan bangga.

"Tidak perlu om. Itu tanggung jawab saya. Liliana cedera karena saya." Juan berkata dengan datar

"Tidak apa-apa, kecelakaan bisa terjadi pada siapapun" Ibu Liliana tersenyum lembut, mengagumi calon suami putrinya yang bertanggung jawab.

Juan hanya tersenyum sopan.

'Heh! bahkan senyumannya sangat sombong!'. Liliana yang sedari tadi menjadi penonton menatap keluarga Gwen yang memuja Juan.

Ayaah! Mamaa! Dalam beberapa tahun ke depan, anak muda yang sedang makan malam dengan kita ini akan membuat keluarga kita hancur!! Kita harus menjauh darinyaa!

Liliana berteriak dalam hati, sambil tanpa sadar, ia telah memotong daging di piringnya sampai hancur.

Juan melihat tindakannya dan mengerutkan kening. Ia bingung dengan tindakan dan tatapan Liliana yang tidak sinkron.

Liliana masih tidak sadar bahwa seseorang menatapnya mencincang-cincang daging di piringnya. Sampai bunyi decitan piring dan pisau mengambil alih perhatian semua orang, termasuk dirinya.

Liliana melepaskan pisau dan garpu dengan cepat. "Eh, aku.. aku butuh daging yang lembut! SUPER lembut! Aku sakit saat menelan." Liliana memegang lehernya.

Segera, muka tuan dan nyonya Gwen berubah menjadi khawatir dan sibuk memberitahu pelayan untuk membawakan daging dan makanan lainnya yang lembut.

Liliana melihat daging di piringnya yang berantakan, diam-diam menghela nafas lega. Sampai ia merasakan tatapan seseorang di seberangnya, Juan.

Liliana langsung berpura-pura batuk parah. "Laren! Laren! Tolong ambilkan aku air hangat! Laren! Laren!" Ia menepuk pundak Laren dengan keras.

Tanpa protes, batuk Liliana yang parah membuat Laren tanpa sadar berlari ke dapur.

@ @ @ @

"Om, Tante. Terima kasih untuk makan malamnya" Juan berdiri di depan gerbang kediaman Gwen.

"Sama-sama, salam untuk keluargamu Juan"

"Baik, tante." Juan masuk ke mobil.

Tiga orang keluarga Gwen menatap kepergian mobil Juan sebelum masuk ke dalam rumah.

Mereka duduk di ruang keluarga yang sudah ada Liliana yang sedang rebahan sambil bermain Handphone.

"Lily, haruskah kamu istirahat sekarang?"

"Ayah, ini aku sedang istirahat"

"Hmm, baiklah" Tuan Gwen lalu mengobrol dengan nyonya Gwen.

Laren mendekati Liliana. "Kak, mengapa kamu tidak mengantar Kak Juan pulang?"

"Kau tidak lihat kondisiku?" Liliana menunjuk lututnya.

"Bahkan tidak sanggup berjalan" Laren mengejek.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 13, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

The Vivacious Girl Who Stole My HeartWhere stories live. Discover now