Bab 9. He is so handsome, but

36 5 0
                                    

****

"Lepas" Suara berat remaja laki-laki menginterupsi kekacauan yang ada di meja makan.

Siapa remaja sok pahlawan ini hah! Yuri berpikir dengan marah sebelum mendongak untuk melihat sosok tersebut.

"Ju.. Juan!" Yuri terkesiap

"Lepas!" Remaja tersebut mengulangi lagi dengan suara yang lebih dingin.

Yuri seperti memegang sesuatu yang panas buru-buru melepaskan tangan gadis itu.

"Juan, aku.. aku" Yuri berusaha menjelaskan, ia takut Juan akan salah paham.

Tanpa menunggu penjelasannya, Juan membentak "Yuri jangan keterlaluan! Tidak bisakah kau meninggalkannya sendiri? Jangan ganggu Risa!"

Melihat Juan, Yuri panik dan ketakutan "Aku tidak mengganggunya!"

Juan tidak mau mendengarkan "Yuri, jangan melewati batas! Tanpa keluargamu, bisakah kau menjadi semena-mena seperti ini? Gadis sepertimu tidak bisa dibandingkan dengan" Perkataan Juan terhenti saat Yuri menyelanya.

"Diam!" Yuri dengan emosi berkata "Kali ini aku tidak mengganggunya! Kau lihat? Dia yang menumpahkan ini ke seragamku!" Yuri menunjuk ke seragamnya yang basah dengan jus strawberry. Ia sangat marah Juan memperlakukannya seperti ini! Apalagi membanding-bandingkannya. Hal yang paling ia benci.

Melihatnya terdiam, Yuri mengira bahwa Juan tidak percaya "Kau bisa tanyakan Liliana!"

Yuri menoleh menatap Lily di belakangnya "Hei, aku tidak berbohong kan?"

Lily yang sedari tadi menjadi penonton, sedikit terkejut saat Yuri menyeret namanya.

Juan menatap gadis di belakang Yuri. Tidak sadar bahwa gadis itu adalah Liliana. Gadis yang bertunangan dengannya semalam.

Liliana juga menatapnya. Tatapan mereka bertabrakan, membuat Liliana sedikit gugup "Iya.. apa yang dia katakan benar. Gadis itu menabraknya"

Oh wow! Tunangannya sangat tampan dan berkarisma. Benar-benar tipikal protagonis!! Ia bahkan sempat terpesona saat laki-laki ini tiba.

Sayang sekali, dia tidak bisa menjadi targetku. Lily menangis dalam hati.

Liliana tidak menyangka bahwa ia akan bertemu dengan dua protagonis di sini! Tidak hanya itu, ada juga Dia dan Yuri –sang umpan meriam-.

Meja makan ini sangat legend bukan?

"Dengar! Gadis ini yang menabrakku. Bukankah wajar jika aku memintanya bertanggung jawab?" Yuri menjadi sedikit bersemangat setelah Liliana membantunya.

"Maafkan aku, aku sungguh tidak sengaja. Kau berdiri dengan tiba-tiba tadi" Gadis itu dengan tulus meminta maaf sambil menunduk.

"Heh, baiklah" Yuri mendengus. "Kau bisa pergi, aku memaafkanmu" Yuri melambaikan tangannya mengusir Risa. Karena ingin memperbaiki imagenya di depan Juan, ia akan berbaik hati kali ini.

"Terima kasih. Sekali lagi aku minta maaf". Risa menundukkan kepalanya, lalu pergi.

Liliana cukup terkejut begitu pula Juan bahwa Yuri akan melepaskan Risa dengan mudah. Menghela nafas, Juan bersyukur bahwa Yuri tidak membesar-besarkan masalah ini. Ia akan pergi sampai kemudian Yuri memanggil namanya.

"Juan, tunggu! Tidakkah kau harus memberikanku kompensasi?" Yuri bertanya.

Juan mengerutkan alisnya, bingung "Apa maksudmu?"

"Kau sudah salah menuduhku! Jadi kau harus menggantikannya membawa seragam ganti untukku" Yuri berkata dengan gembira.

Juan melotot tak terima. "Apa?! Kenapa aku harus?"

Yuri dengan percaya diri "Anggap saja sebagai permintaan maafmu karena telah memarahiku."

Juan ingin membantah, namun Liliana dengan cepat menyela "Yah, sebenarnya itu tadi sangat keterlaluan"

Juan dan Yuri sama-sama menatap Lily dengan aneh.

Yuri : Apakah gadis penyihir ini sedang membantuku?

Juan : Bukankah mereka musuh bebuyutan? Sepertinya sudah tidak.

Lily sedikit canggung dengan tatapan mereka berdua. "Ada apa? Itu benar, Juan kau harus membantu Yuri. Sebagai laki-laki gentle, apakah kau tega melihat Yuri dengan seragam kotornya?" Lily dengan dramatis menunjuk Yuri dengan kedua tangannya.

Juan semakin aneh menatapnya.

Hei, hei! Tatapan apa itu.

Tapi sial, tatapan orang tampan membuatnya salah tingkah.

"Oh tidak, bel masuk akan berbunyi. Aku akan ke kelas" Liliana langsung buru-buru pergi meninggalkan meja makan legend tersebut.

Tatapan Juan mengikuti langkah Liliana yang menyeret Neva pergi ke luar kantin.

Yuri juga sedikit aneh dengan tingkah Liliana, namun ia tidak terlalu peduli. "Kalau begitu, jangan lupa kirimkan seragam gantiku ke kelas" Yuri berkedip dan pergi.

Juan juga bergegas kembali menuju meja makan teman-temannya.

"Hei, ada apa?" tanya salah satu dari mereka.

Anak laki-laki -dengan salah satu anting di telinganya- tertawa "Bukankah itu seperti biasa? Gadis-gadis itu pasti sedang bertengkar karena Juan"

Juan hanya mendengus sebelum meminum sodanya.

"Oh, ternyata tidak berubah ya?" Rizuno bertanya, namun tatapannya tetap di piringnya.

"Tentu saja tidak! Bahkan lebih parah! mereka pernah pura-pura pingsan di depan Juan. Oh, mereka bahkan pernah lomba memasak di dapur Juan! Sangat lucu! Saat itu suasananya menjadi kacau karena ....." Anak laki-laki dengan anting bercerita dengan menggebu-gebu. Ia sangat bersemangat karena biasanya Rizuno tidak tertarik dengan 'Kisah Harem' Juan.

Rizuno hanya tesenyum mendengarkan 'Kisah Harem' Juan yang diceritakan Nino selama tiga bulan kepergiannya dari sekolah.

Ia kemudian menatap Juan sambil menyeringai bercanda "Oh iya, selamat atas pertunanganmu semalam. Maaf tidak bisa datang, aku masih jetlag"

Perhatian Juan dari soda di tangannya teralih "Tidak perlu. Kau tahu yang sesungguhnya" Ia tertawa kecil.

Mereka semua tahu bahwa pertunangan itu sangat ditentang keras oleh Juan.

Mengingat pertunangan Juan dan Liliana semalam, Nino seperti api yang ditambahkan bensin. "Benar! Kau dan Liliana sudah bertunangan! ia tertawa Bagaimana, apa Liliana semakin mengikatmu ? Pasti pertengkaran tadi karena ulahnya kan? Kita lihat sore nanti apakah kejutan apa yang Liliana berikan!"

Daryl yang sedari diam ikut menimbrungi. "Mungkin ia akan memakai gaun pengantin saat menonton nanti?" Ia ingat Liliana pernah mendekorasi lapangan sekolah mereka dengan ratusan bunga sebagai hadiah ulang tahun Juan.

Mendengar hal itu, mereka semua tertawa.

Juan menanggapi dengan kesal. "Awas saja, jika ia berani!"

Meskipun begitu, Juan masih sedikit memikirkan tingkah Liliana tadi.

Kalau seperti biasanya, Liliana pasti cemburu jika ia membawakan seragam untuk gadis lain kan?

* * * * * * *

24/03/22 @20.38-23.24

Happy reading!!

gak tahu tiba-tiba ingin update saja. padahal mingdep aku UTS

Wish me luck! aamiin.

bentar lagi mau ramadhan.

selamat menjalankan ibadah puasa semua! luv!

23.32

The Vivacious Girl Who Stole My HeartWhere stories live. Discover now