7. Second

44 6 2
                                    

Happy Reading in SatNight! 🔖

Lili memasuki kelas dan melihat sekeliling. Semua orang memiliki urusannya masing-masing. Beberapa anak perempuan berkumpul dan berbincang. Tak sedikit anak laki-laki juga melakukan hal yang sama. Ada beberapa anak-anak tertentu yang menyendiri dengan membaca buku. Salah satunya, anak laki-laki tampan tadi.

Oh, dia duduk di sana

Menangkap sosoknya di bangku dekat jendela.

Kemudian, Lili memindai kira-kira bangku mana yang ia tempati. Sampai, seorang anak perempuan bergegas mendatanginya.

"God, Lili! Kau dari mana saja? Aku melihat Loren di kelasnya, namun kau tidak muncul di kelas." Anak perempuan itu berbicara dengan cepat.

Lili memperhatikan anak ini, yang sepertinya adalah teman Liliana yang asli. Mencoba mengingat namanya di dalam novel tersebut.

"Mm.. Neva, aku tadi pergi ke kamar mandi sebelumnya" Lili dengan agak ragu menyebut namanya, kalau-kalau ia salah ingat.

"Oh, begitu." Anak perempuan itu menganggukkan kepalanya.

Melihat reaksi temannya ini, Lili menghela nafas lega. Sepertinya ia tidak salah mengingat. Nama temannya ini adalah Neva.

Di dalam novel, Neva merupakan teman Lili yang sangat Lili hargai. Begitu pun sebaliknya, Neva sangat setia kepada Liliana. Apapun yang terjadi, Neva selalu membantu dan mendukung semua keputusan yang Lili lakukan. Termasuk dalam mengganggu sang protagonis.

Oh temanku, kita harus segera bertobat.

Lili tersenyum "Baiklah, ayo kita duduk." sambil merangkul Neva, Lili mengajaknya berjalan menuju deretan bangku kelas. Berusaha membuat Neva membimbingnya menuju bangku mereka.

Sesampainya di bangku paling akhir, Neva bereaksi "Tunggu, mengapa kita ke sini?"

"Bukankah kita duduk di sini?" Lili bertanya bingung, Neva seharusnya membawanya ke bangkunya bukan?.

"Bangku kita di sana." Neva menunjuk bangku kosong di seberang tengah.

"Lalu mengapa kita ke sini?!" Lili melepas rangkulannya dengan sedikit kesal.

"Kau yang membawaku ke sini! Kukira kau ingin berbicara suatu rahasia denganku." Neva sedikit kecewa. Ia kira Lili akan membicarakan sesuatu dengannya, agar tidak ada orang yang tahu.

"Apakah aku seorang mata-mata, sehingga mempunyai rahasia? " Lili memutar matanya, "Ayo duduk." Lili berjalan menuju bangkunya.

Duduk di bangkunya Lili menghela nafas lega. What a Morning!

Beberapa detik kemudian, seorang guru memasuki kelas.

"Walaupun aku sudah tahu hasil ujian kita, tetap saja aku masih deg-degan." Neva berbisik padanya.

"Ada apa?" Tanya Lili yang tidak mengerti maksud perkataan Neva.

"Bu Nara pasti akan membagikan hasil ujian minggu kemarin!" Jawab Neva dengan greget.

"Ohh." Lili mengangguk.

"Lili, kau sangat hebat. Kau tidak gugup sama sekali. Aku juga seharusnya tidak gugup. Dari hasil ujian-ujian sebelumnya, nilai kita selalu berada di 5 terakhir. jadi, sudah pasti hasil ujian kali ini juga seperti itu. Namun, aku tetap gugup" Neva memeluk lengan Lili. Temannya ini sangat keren sekali.

Menatap Neva yang melingkari lengannya, Lili mencoba mencerna penjelasan panjang Neva.

Kemudian, matanya membelalak. APAA!! 5 TERAKHIR?!!. Lili melepaskan tangan Neva di lengannya dan menggenggamnya.

The Vivacious Girl Who Stole My HeartWhere stories live. Discover now