Eccendentediast

239 44 17
                                    

••••

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

••••

Membuat segelas susu untuk ia minum sendiri, Gulf kemudian meletakkan gelas kotornya di wastafel. Selama lima bulan kehamilan, ini kali pertamanya bagi Gulf membuat susu kehamilan sendiri, selalu Mew yang membuatkan untuknya dan junior.

Terdengar suara langkah kaki seseorang memasuki rumah, Gulf hanya berdiri menunggu di dekat bar kitchen, karna memang ia tau siapa orang tersebut.

"Kau dari mana saja?" tegur Gulf saat melihat Mew datang menghampiri nya.

"Jika memang tidak bisa pulang, setidaknya hubungi aku, apa gunanya punya ponsel jika tidak kau gunakan dengan baik." Bukan marah, Gulf hanya khawatir pada Mew.

"Katakan! kenapa semalam tidak pulang?"

Mew diam menatap Gulf, "Kau dulu yang katakan! kenapa tidak bilang jika kau tau bahwa Amanda menderita penyakit ginjal dan itu sudah pada tahap akhir."

Gulf ingin jawaban tentang dari mana sebenarnya Mew semalam? tapi yang di dapat malah pertanyaan balik dari Mew untuknya.

"Dari mana kau mengetahui nya?"

"Aku tau semua dari Amanda, dia juga memberi tau ku jika kau adalah orang yang membantunya menemukan rumah sakit dan dokter yang baik untuknya."

"Lupakan! aku bertanya padamu kenapa malah jadi kau yang bertanya balik padaku?"

Mew meletakan dua paper bag berukuran besar di atas lantai, "Maaf aku tidak menghubungi mu jika aku tidak bisa pulang malam tadi, ponselku habis baterai dan kebetulan Amanda tidak punya charger yang sesuai dengan tipe ponsel milikku."

Amanda?

"Pulang dari lokasi syuting Amanda meminta tumpangan padaku, dan saat di perjalanan aku dibuat kaget dengan Amanda yang tiba-tiba meringis kesakitan sambil menangis dan memegangi perutnya, wajahnya seketika menjadi pucat dan keringat muncul begitu saja." Gulf masih berusaha tenang mendengarkan, meski ia tau apa yang selanjutnya akan Mew katakan.

"Aku bingung sekaligus kaget, aku sempat akan membawa Amanda ke rumah sakit, tapi dia menghentikan nya dan menyuruhku untuk membawa ke rumahnya saja. Aku tidak tega meninggalkan Amanda begitu saja di rumahnya sendirian dalam keadaan kesakitan seperti itu, hingga terpaksa aku harus menunggu sampai Amanda merasa baik-baik saja, dan tanpa sadar ternyata aku ketiduran karena hujan deras." Mew menjeda sesaat ucapannya.

"Lanjutkan! lalu apa yang terjadi selanjutnya."

"Aku bangun dan berniat untuk menghubungi mu, tapi ternyata ponselku mati, dan keadaan di luar masih hujan deras." Gulf tersenyum mendengar perkataan Mew, baginya ini adalah hal lucu karena berjalan sesuai perkiraan nya.

"Lalu untuk apa mobil ada atapnya Hah? jika bukan untuk melindungi mu dari hujan." Gulf tau ini alasan sebenarnya, hanya saja Gulf tak percaya akan jalan pikiran Mew yang lebih memilih tidur di rumah wanita lain ketimbang pulang menerjang hujan.

"Gulf aku __"

"Sekarang aku tanya, untuk apa aku memberitahu mu jika Amanda punya penyakit ginjal stadium akhir? apa mungkin jika aku mengatakannya padamu kau akan suka rela memberikan ginjal mu untuknya?" Mew hanya diam mendengarkan Gulf yang nampak sedang marah.

"Kau hanya rekan kerjanya bukan rekan hidup, jadi tidak usah ikut campur urusannya terlalu dalam," sinis Gulf menatap Mew.

Tidak mau memaklumi alasan yang Mew beri, Gulf memilih untuk menegur kesalahan Mew agar suatu saat tidak mengulanginya lagi. Masih pagi tapi dirinya harus sudah mengoceh mengeluarkan amarah karena Mew.

"Kau bilang apa tadi? tak tega meninggalkan Amanda dalam keadaan sedang kambuh karena penyakitnya? lalu kau tau apa yang aku alami semalam?" Tetap bicara dengan santai meski hanya mengutarakan kekesalan lewat ekspresi wajahnya yang kesal sekaligus tatapan mata yang tak biasa.

"Dalam keadaan hujan deras aku menunggu mu untuk pulang, aku khawatir saat tau jika kau tak sedang bersama orang-orang terdekatmu, terlebih ponselmu yang tak bisa aku hubungi, membuatku semakin cemas dan khawatir. Perutku sakit bukan main, aku mati-matian menahan keram yang timbul karena perasaan cemas yang menyelimuti. Aku menahannya dalam kegelapan, semua lampu padam dan aku tak bisa beranjak sedikitpun dari kasur hingga akhirnya tanpa sadar aku tertidur karna junior yang perlahan mengerti jika kau tak sedang bersama ku saat tadi malam."

Panjang lebar Gulf mengeluarkan perkataan nya, membuat Mew hanya diam terperangah saat tau apa yang Gulf alami tadi malam tanpa dirinya.

"Tapi tidak apa-apa, aku tidak akan marah karena kau tidak ada di sisiku saat aku kesakitan gara-gara junior. Karena aku tau di tempat lain kau jiga sedang menemani orang yang sama-sama sedang kesakitan." Gulf pergi begitu saja ke kamar, meninggalkan Mew yang tertegun akan apa yang baru saja Gulf katakan.

Tadinya Gulf hanya akan marah karena Mew tak bisa dihubungi semalaman. Tapi saat tau alasan yang Mew katakan, membuat Gulf marah akan hal lain, ke khawatiran nya selama ini sepertinya mulai bisa tertebak dalam kenyataan.

Duri dalam mawar akan benar-benar ada dalam ceritanya kali ini, waspada sudah sejak awal saat punya firasat, sekarang hanya perlu hati-hati dan mencegah duri agar tidak mengurangi keindahan mawar.

Sulit menyangkal lobang dalam jalanan, tak semua jalan yang indah akan mulus selamanya. Lubang kecil hal biasa yang mudah dihindari, tapi jika terlalu besar bisa jadi itu ancaman bagi kita. Gulf tau orang seperti apa Amanda itu, wanita yang terlihat cantik dan sempurna di luar, tapi memiliki kekurangan di dalam dirinya, biasanya dialah orang yang akan tidak segan-segan untuk berbuat serakah dan rela menghancurkan orang demi dirinya sendiri.


Ada yang tau cara balikin akun Twitter yang di tangguhin gak si? aku udah ngajuin banding tapi belum balik juga akunya😔

☀️🌻
Cukup sampai kerongkongan






Thank you for reading🧚

Thalassophile S2 Where stories live. Discover now