Prefix

328 57 10
                                    

Jadi silent readers itu gapapa banget. Tapi seenggaknya kasih sedikit apresiasi biar update nya lancar terus😉

•••••

Ini saatnya penyesalan datang,,,,

Gulf menolak untuk bangun dari ranjangnya, hari ini ia berpikiran untuk sehari saja tidak pergi ke rumah sakit untuk bekerja. Pikirannya masih terus memutar akan pertemuan terakhir dirinya dengan Mew kemarin hari, dimana Mew yang ia kenal sudah tak sama lagi seperti dulu.

Jika dulu Mew akan memohon dengan sangat pada Gulf untuk dicintai, maka lain halnya dengan sekarang yang pergi begitu saja tanpa memperdulikan Gulf yang sudah ada di depan matanya.

Badannya dingin jauh dari suhu normal, wajahnya sedikit pias dengan bibir pucat. Tatapan mata kosong karena masih memikirkan semua hal tentang Mew yang kini kembali lagi menguasai pikiran dan hatinya.

"Maaf aku salah sangka, aku kira kita masih saling suka" salah sangka paling memalukan

"Kau sudah lebih baik tanpa aku, sepertinya luka yang aku timbulkan padamu sangat dalam hingga kau tak lagi menahan ku pergi"

Saat berbaring, perlahan sesuatu mengalir dari samping mata. Tidak tau harus bilang ini penyesalan atau sebagian dari resiko yang di ambil?

"Mew,,, tidak bisakah kau kembali padaku? aku sendiri Mew, aku sendirian dan kesepian tanpa mu" air mata yang keluar semakin deras walau tak ada suara isakan yang dikeluarkan

"Aku selalu meyakinkan diri dengan berkata 'tidak apa-apa' tapi kenyataannya aku selalu menangis saat mengingat mu"

Itu kenyataan nya, sudut kamar dan tembok tebal sudah terbiasa mendengar ringisan dari tangis si lelaki yang kini terbaring lemas di atas ranjang.

Kepala semakin berdenyut, pening terasa sedari tadi, hidung pun memerah dengan sendirinya. Keadaan di luar cukup stabil tidak dingin tidak juga panas, tapi entah kenapa Gulf merasa tubuhnya begitu kedinginan.

Paling miris adalah ketika terpaksa berbohong pada diri sendiri untuk meyakinkan jika semua baik-baik saja dan akan menjadi lebih baik. Kadang terpaksa menampakan mimik yang berbanding terbalik dengan isi hati yang jauh dari kata baik, kadang pula berpura-pura berkata tidak apa-apa pada orang yang berkata tentang keadaan kita.

Gulf terlalu serius menjalani hidup dengan terus menerus menyertakan masa lalu di hidupnya, ia berharap jika yang indah di masa lalu bisa terulang kembali suatu saat nanti, inilah yang membuatnya mudah menangis saat teringat dan merindukan seseorang.

selain terlalu berharap, terlalu serius menjalani hidup juga rentan dengan rasa kecewa. Pada dasarnya kecewa diciptakan oleh diri kita sendiri.

***


"Kau ini benar-benar. Bagaimana bisa berpikiran seperti itu?"

"Aku sudah melakukan yang terbaik dan aku lelah, sekarang biarkan dia yang berjuang jika memang masih menyimpan rasa padaku"

"Kau sendiri yang bilang jika keras kepalanya melebihi dirimu, bagaimana jika dia tetap dengan pendirian nya untuk tetap mempertahankan kesendiriannya?" Mew hanya menggidikan bahu tentang pertanyaan Off

Saat ini mereka semua sedang dalam perjalanan pulang setelah beberapa hari melakukan syuting di lautan.

"Kau mengeluh padaku tentang terlalu berat menahan kerinduan karena ingin bertemu dengannya, tapi sekarang kau melepaskannya begitu saja"

"Sekarang aku tau, jika tidak perlu memaksa seseorang untuk selalu ada karena orang yang tulus akan ada tanpa di minta, dan dia malah pergi saat dulu sedang dibutuhkan"

"Kau mulai lelah sepertinya"

"Bukan lelah, tapi lebih tepatnya aku sadar diri jika kehadiranku hanya duri di hidupnya"

"Kisah kehidupan mu perlu mendapatkan piala oscar, biar semua orang tau seberapa bodoh nya supassit ini"

"Semua yang aku lakukan itu adalah yang terbaik"

"Terserah,, semangat dengan semua kepura-puraan mu" Off menepuk paha Mew sebelum akhirnya beranjak dari kursi bis dan pergi ke arah depan.

Mew mengarahkan pandangannya ke luar bis, dengan badan yang ia sandarkan ke kursi. Seharusnya Mew bersedih karena harus benar-benar melepaskan Gulf bukan? lalu kenapa senyum kecil nampak terlihat di wajahnya...

"Sampai bertemu di ketidaksengajaan berikutnya Gulf" nanarnya tidak menandakan ada kesedihan di dalam dirinya

"Sudah dua tahun tapi aku belum menemukan yang baru sebagai pengganti mu. Semua sudah terasa tidak menarik dipandangan ku, mata pikiran dan hatiku hanya terus menginginkan mu seorang"

Beberapa orang ragu untuk melangkah ke hati yang baru bukan karena tak cinta, melainkan luka hati yang masih tersisa, dan melekatnya nama seseorang yang menolak pergi untuk dilupa.

"Aku ingin tau seberapa besar cinta mu untukku, dan apa benar jika namaku masih ada dihatimu atau tidak" Mew berdialog dengan diri sendiri

"Sebenernya mengharapkan mu kembali memang melelahkan, tapi dunialah yang jauh lebih melelahkan karena tidak kunjung mempertemukan aku dengan seseorang yang jauh lebih baik darimu"

Semua hanya perihal waktu, selebihnya hati yang menentukan dan hidup yang memilih.

Mew teringat sesuatu, hingga merogok saku celananya untuk mengambil ponsel miliknya, setelah itu ia mengirim pesan pada seseorang di seberang sana...

aku sudah bertemu dengannya

kau melakukan apa yang aku katakan?

tentu,
kali ini biar sedikit berubah ceritanya

bagus..
sekali-kali dia memang perlu di beri pelajaran

tapi apa ini benar?

kau takut?

aku takut dia menganggap benar
semua perkataan ku

percaya padaku.
kali ini dia tidak akan diam

apa bisa tolong untuk menelponnya?
aku lihat ruang chat'nya, dan dia masih belum
aktif sedari kemarin setelah bertemu denganku

baiklah biar aku hubungi dia nanti

kalau begitu beritahu aku
jika dia mengangkat telepon nya

kau menghawatirkan nya?

tentu saja

baiklah.
setelah sampai datang keruangan ku
ada sesuatu yang ingin dibicarakan secara langsung

terimakasih ayah,,
aku banyak merepotkanmu
aku langsung ke ruangan setelah kembali

☀️🌻
secepatnya akan kembali



Thank you for reading 🧚

Thalassophile S2 Where stories live. Discover now