"Istriku selalu cantik kapanpun itu. Sayangku selalu cantik apapun yang terjadi. Cintaku selalu cantik hingga rambutnya sudah putih dan kulitnya mulai keriput. Cantik, cantik sekali. Seperti bunga mawar yang bermekaran."

Mendengar itu Taeyong mengulum bibir menahan senyuman yang ingin terukir di bibirnya.

Pujian Jaehyun itu tak pernah gagal membuatnya tersipu malu. Dari mereka mulai bersama hingga sekarang, Taeyong selalu berhasil dibuat tersipu oleh Jaehyun.

Melihat senyum tertahan dari Taeyong, Jaehyun mengelus perut buncit itu sembari mengecupi pipi dan leher Taeyong.

"Apa sekarang sudah senang istriku ini?"

Taeyong mengangguk pelan, "Hm. Terimakasih selalu menenangkanku, sayangku." Tangannya mengelus lengan Jaehyun yang masih setia menahan perutnya.

Jaehyun mengecup pucuk kepala Taeyong, "Itu hal yang harus aku lakukan, sayang. Tak perlu berterimakasih."

"Pasti Mark dan Adik senang mempunyai ayah sepertimu," ucap Taeyong.

Senyumannya makin terukir cantik. Jaehyun diam-diam berdecak kagum melihat cantiknya senyuman Taeyong. Tidak akan ada pernah kata bosan dalam kamusnya.

"Aku akan selalu berusaha menjadi suami dan ayah yang baik untuk kalian. Jadi, kalian tinggal duduk dan menikmati ya," sahut Jaehyun, mengeratkan pelukannya dengan gemas.

Taeyong terkekeh lalu mengangguk mendengar ucapan Jaehyun. Pria itu memang selalu memanjakan dirinya dan Mark.

Saat asik bermesraan dan menikmati hangat dan nyamannya pelukan Jaehyun serta elusan di perutnya, bahkan ditahan agar rasa berat karena membawa perut besarnya sejenak menghilang, tiba-tiba Taeyong merasakan sesuatu mengalir di selangkangannya tanpa bisa dirinya tahan.

"Jaehyun."

Jaehyun sepertinya belum sadar. Pria itu menjawab dengan senyumannya, "Hm? Apa sayang? Kau butuh sesuatu?"

"Aku pipis."

"Huh?" Jaehyun mengerjap dan menunduk untuk melihat ke lantai dan selangkangan Taeyong yang sudah tercetak basah pada bagian baju terusan Taeyong.

Tak lama air semakin deras keluar hingga kaki Jaehyun juga ikut basah. Seketika mata Jaehyun melotot,

"Hnggg, ketubanku pecah..." cicit Taeyong.

Jaehyun yang masih syok seketika tersadar ketika teriakan Taeyong menggema dengan jari yang sudah mencengkram rambut Jaehyun.

"JAEHYUNNN!!!!!!!"

*****

Jaehyun berjalan bolak-balik seperti setrika dengan rambut yang sudah berantakan karena bekas jambakan Taeyong sepanjang perjalanan mereka ke rumah sakit.

Dirinya hanya diperbolehkan menunggu di luar, padahal Jaehyun sudah bersikeras untuk ikut masuk.

Yoona dan Mark bahkan sudah muak melihat Jaehyun yang tak bisa diam.

"Dad, Mark pusing melihat daddy tak bisa diam." Mark memijat pelipisnya. Anak kecil itu pening melihat ayahnya sendiri walah dirinya juga sama saja dramatisnya.

"Mark, kau harus memeluk daddy sekarang."

Jaehyun merentangkan tangannya lebar membuat Mark berlari dan memeluk ayahnya. Dirinya juga khawatir.

"Mommy dan adik pasti kuat, kan?" tanyanya pada Jaehyun.

"Iya, Mommy dan adik pasti kuat."

Tiba-tiba suara tangisan bayi terdengar nyaring membuat Mark dan Jaehyun saling tatap dan air mata menetes di pipi mereka.

Forever Is You (JAEYONG) ✔️Where stories live. Discover now