PART 42

16.5K 1.6K 201
                                        

Jaehyun terus memperhatikan Taeyong yang melamun ketika mereka bekerja bersama diruangan Jaehyun, pria mungil iitu terlihat tak fokus pada pekerjaannya.

Jaehyun menangkap tangan Taeyong yang sedang membereskan beberapa kertas untuk disisihkan dulu, "Sayang, kau tak apa? Kau terus melamun dan tak fokus. Kau sakit?" tanyanya dengan wajah khawatir, "Kalau begitu kita sudahi saja, nanti bisa dikerjakan lagi."

Taeyong menggeleng pelan, "Ah, tidak. Aku h-hanya sedikit tak fokus." ucapnya dengan senyuman tipis., kembali melanjutkan pekerjaannya yang beberapa kali tertunda karena dirinya tak fokus sama sekali.

"Kenapa?" Jaehyun memindahkan dirinya dari yang awalnya berhadan menjadi duduk disamping pria mungil itu.

Taeyong memutar otaknya untuk mencari alasan, "Aku memikirkan tentang pesta pernikahan kita nanti." sahutnya, Taeyong bohong. Dirinya memikirkan tentang Ibu Jaehyun. Taeyong ingin sekali mengatakannya tapi dirinya takut.

Jaehyun tersenyum tipis, membawa Taeyong untuk bersandar padanya. "Jangan khawatir tentang itu, kau ingin tema apa? Biar aku saja yang menyiapkannya."

"Garden Party. Irene Noona mengatakan kita cocok memakai konsep itu." Taeyong sedikit mendongak menatap Jaehyun dengan mata berbinar.

Jaehyun mengangguk setuju, "Baiklah, Garden Party. Biar Johnny dan Yuta nanti yang mengurusnya. Ah, Irene juga." ucapnya.

"Kita undang beberapa saja." Taeyong berujar dengan tangan memainkan dasi Jaehyun.

"Baiklah, apapun untukmu." Jaehyun mengambil map coklat yang ada diatas meja. Menyodorkannya pada Taeyong, "Aku sudah lebih dulu mendaftarkan nama kita, jadi nanti hanya pemberkatan dan peresmian saja."

Taeyong membuka map coklat itu dan mengambil isinya, beberapa lembar surat pernikahan mereka, Taeyong bisa melihat Jaehyun sudah tandatangan lebih dulu.

"Aku tandatangan disini?" tunjuk Taeyong pada kolom dengan namanya tertera disana.

"Ya, Nyonya Jung." goda Jaehyun, mencolek dagu Taeyong. "Sekarang kita sudah resmi sepasang suami istri."

"Kita belum pemberkatan kalau kau lupa." Taeyong mendorong wajah Jaehyun yang selalu mendekati wajahnya.

"Ya, itu akan resmi 2 minggu lagi. Setidaknya namaku dan namamu sudah terdaftar."

Taeyong mengernyit, "2 minggu? Apa tidak terlalu cepat?" tanyanya, terkejut akan waktu singkat yang Jaehyun tentukan.

"Johnny, Yuta dan Irene yang mengurusnya, mereka pasti bisa." sahut Jaehyun acuh.

"Mereka akan mengomel karena permintaanmu."

"Lakukan saja jika ingin gaji mereka kupotong." Jaehyun merebahkan kepalanya pada paha Taeyong.

Taeyong menggelengkan kepalanya akan tingkah Jaehyun, "Kau menyebalkan."

"Tapi tidak denganmu."

"Kau tetap menyebalkan." sahut Taeyong yang tak mau kalah.

"Tapi kau suka aku." Jaehyun tersenyum menampilkan lesung pipinya karena berhasil membuat Taeyong kalah.

Taeyong mencubit hidung Jaehyun, "Ya, aku menyukaimu."

"Kau mencintaiku." sahut Jaehyun yang dibalas anggukan oleh Taeyong, Jaehyun memeluk perut Taeyong senang. Tangan Taeyong mengelus rambut Jaehyun.

Mereka hanya diam untuk beberapa saat, Jaehyun yang menyamankan diri memeluk Taeyong, dan Taeyong bergelut dengan pikirannya lagi. "Sayang."

"Hm?" Jaehyun berdehem pelan merespon panggilan Taeyong.

"Apa kau pernah berharap jika Ibumu masih hidup?"

Forever Is You (JAEYONG) ✔️Where stories live. Discover now