34

114 16 0
                                    

TOK! TOK! TOK!

"Abby?"

"Buka aja, Sha. Gak dikunci," jawabku dari dalam kamar. Aku berbaring di kasurku dengan posisi menyamping menghadap dinding. Amarahku tadi malam sudah lumayan mereda.

"Lo gapapa?" tanya Sasha. "Kata Ava, lo bilang lo gak enak badan."

"Iya, gue gak enak badan, Sha."

Aku berbohong. Mataku memang bengkak, namun badanku baik-baik saja.

"Jadi, lo gak ke sekolah nih sekarang?" tanya Sasha seraya duduk di tepi kasurku.

Aku mengangguk.

"Yakin, By?"

"Yakin. Lagian selama acara gini gak wajib hadir kan?" jawabku.

"Iya sih," ujar Sasha sambil menganggukkan kepalanya. "Tapi lo nanti sore datang ke sekolah kan?"

"Iyalah. Gue kan mau tampil," jawabku. "Tapi gue gak hadir dulu pagi ini. Ya, Sha?"

"Oke, By. Hati-hati ya. Lo sendiri di rumah, jadi kunci semua pintu," ujar Sasha. "Sarapan udah ada tuh gue masak tadi. Makan aja nanti."

"Makasih, Sha." Barulah aku duduk dan memandang Sasha.

"Iya, By. Kami pergi dulu ya. Dadah!" Sasha tersenyum dan beranjak keluar dari kamarku.

"Dah," balasku.

━ ━ ━

Mood ku berantakan sejak tadi malam. Aku marah karena pernyataan Finn yang baru saja ia beritahu tadi malam. Dua hari sebelum dia pindah?? Kemana saja aku selama ini dibuatnya?

Aku muak dan bingung pada hidupku sendiri. Mengapa setiap kali aku menyukai seseorang, orang tersebut akan pergi? Rasanya seperti aku tak akan pernah ditakdirkan bersama mereka.

Aku tak pergi ke sekolah hari ini dengan alasan 'tak enak badan'. Memang aku tak mau sekolah. Bertemu dengan Finn? Iuh. Yang ada aku semakin ingin menangis nanti.

Lima menit setelah Sasha pergi, kuhabiskan dengan melamun. Terduduk sambil menatap lurus ke dinding di depanku. Sampai akhirnya, aku pun memutuskan untuk keluar dari kamar dan mengunci seisi rumah. Lalu mandi, sarapan, serta membersihkan rumah. Mencuci pakaian kotor, menyapu, mengepel, dan sebagainya.

Setelah semuanya beres, aku pun kembali ke kamar dan menyalakan laptop ku. Memilih untuk menonton Youtube sebagai hiburan. Aku duduk di kursi meja belajarku, dan tiba-tiba aku pun teringat tentang nanti malam. Malam dimana kami akan tampil di pentas seni, alias puncak acara.

"Shit," gumamku. Harusnya aku latihan bernyanyi sekarang. Aku takut gagal di penampilan nanti. Pertama kalinya aku tampil di depan murid-murid sekolah, tak mungkin aku menggagalkan penampilan itu bukan?

Aku pun memutar video lirik lagu itu di Youtube dan menyanyikan bagianku. Suaraku memang masih tak begitu bagus. Lebih baik kemarin. Namun aku terus berusaha.

"There was something about you," Aku menyanyikan lagu itu dengan tempo yang sengaja kulambatkan. Berkali-kali kuulang bagianku itu, namun sialnya, pikiranku tak kunjung fokus.

Aku lagi-lagi memikirkan soal Finn. Sialan memang. Kapan dia bisa pergi dari pikiranku.

"Argh!" Aku menggerutu kesal. Aku pun menyalakan handphone ku dan membuka WhatsApp. Kulihat roomchat grup kelas yang cukup ramai. Setelah membuka semua pesan baru, aku pun mendapati pesan Finn yang disampaikannya tadi malam.

𝐌𝐎𝐓𝐈𝐕𝐄, 𝖿𝗂𝗇𝗇 𝗐𝗈𝗅𝖿𝗁𝖺𝗋𝖽 ✓Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt