16

352 79 7
                                    

"Makan malam?"

"Iya." Aku mengangguk. Finn mengernyitkan dahi. "Makan malam untuk apa?"

"Mana gue tau." Aku mengangkat bahu. "Katanya, bawa keluarga gue juga."

Finn tampak semakin bingung. "Lah? Bawa keluarga lo?"

"Iyaa." Aku kembali mengangguk.

Fyi, aku dan Finn sedang makan berdua di satu restoran kecil dalam mall. Finn yang mengajakku. Katanya, "Kan ini hari spesial gue karena udah tampil kece," dan ya, mau tak mau, aku harus menurutinya.

"Finn, sini piring gue. Jangan dihabisin kentangnya!"

Terlambat, Finn sudah menghabiskan kentang yang kupesan sendiri.

"Nih, piringnya." Finn menyodorkan piring itu. Aku menatapnya dengan tajam.

"FINN!" kataku kesal. Finn nyengir lebar.

"Hehe, maaf. Keterusan," katanya, tanpa merasa bersalah. Aku mendengus. Bisa-bisanya kentang yang kupesan, yang banyak isinya, habis ludes dibuat oleh Finn. Padahal dia sudah menghabiskan sepiring spaghetti berporsi besar.

"Yaudah nih gue pesan, gantinya," kata Finn. Dia memanggil salah satu pelayan. "Kak!"

Pelayan yang dipanggil Finn menoleh dan menghampiri meja kami. "Mau pesan apa?"

"Kentang lagi kak, yang large," jawab Finn.

"Untuk siapa?"

"Untuk pacar saya."

Aku mendelik.

"Ooh, kalian pacaran ya ternyata. Sudah saya duga dari tadi. Baiklah. Saya akan kembali secepatnya dengan pesanan kalian. Tunggu ya." Pelayan itu tersenyum. Finn mengangguk sembari membalas senyumannya.

"'Pacar saya'?" Aku bertanya pada Finn sambil mengerutkan dahi. "Kita kan gak di sekolah."

"Emang kenapa?" tanya Finn, menyeringai. "Toh lu pengen juga dibilang pacar gue kan?"

"Enggak," jawabku singkat. Finn tertawa puas.

"Lo masih lapar?" tanya Finn. Aku mengangguk.

"Oh, sama dong. Soalnya gue juga. Nanti kentangnya bagi lagi ya."

Setelah berkata itu, Finn pun berhasil menerima injakan kakiku.

"Aduh! Abby!"

"Rasain! Dasar rakus!"

━ ━ ━

"Makan malam sama keluarga Johnny?" Sasha terkejut setelah mendengar perkataanku. "Beneran? Dia bilang gitu?"

"Iya. Beneran," jawabku. "Besok malam."

"Kalau sekeluarga, berarti Bibi Julie juga ikut?" tanya Sasha. Aku mengangguk.

"Iya. Mum udah diajak sama keluarga Johnny juga ternyata," ujar Andrew.

"Wah, kalau gitu, lo harus tampil cantik dong, By!" kata Ava heboh. Aku menatapnya dengan bingung. "Buat apa?"

"Ya karena lo mau ketemu sama..." Ava menyeringai, "crush... lo..."

Aku mencubit lengan Ava pelan. Dia memekik. "Aw! Sakit!"

"Makanya jangan heboh banget. Gara-gara lo rahasia gue hampir ketahuan sama Johnny." Aku beranjak dari sofa. Ava meringis dan mencibirku dari belakang.

𝐌𝐎𝐓𝐈𝐕𝐄, 𝖿𝗂𝗇𝗇 𝗐𝗈𝗅𝖿𝗁𝖺𝗋𝖽 ✓Where stories live. Discover now