04- Perasaan Elmira

Start from the beginning
                                    

Mira melangkah memasuki rumah Andreas, hal yang pertama ia lihat di ruang tamu adalah sebuah bingkai foto berukuran besar milik keluarga Addison.

Mira menghampiri bingkai itu, ia tersenyum menatap diri Andreas yang ada di dalam foto keluarga tersebut. Mira tersenyum melihat Andreas tersenyum, ia selalu berharap senyuman itu selalu ada diwajah tampannya.

"Calon mantu mamah udah datang?" Ucap wanita paruh bayah menghampiri Mira, ia memeluk Mira penuh kasih sayang. "Kenapa gak panggil mamah?." Tanya Nayaka.

Nayaka Putri Addison. Istri dari pemilik perusahaan besar Addison, yang ada dikota Bandung ini. Wanita dengan paras yang cantik, mantan model ternama, siapa yang tak kenal dia?

"Aku yakin pasti bi Inah juga ngasih tau mamah kok, makannya Mamah turun kan?." Tanya Mira tersenyum menatap Nayaka.

"Kamu gemes banget sih sayang. Pantes Andreas cinta banget sama kamu." Ucap Nayaka. Mira hanya tersenyum menanggapi itu.

"Andreas dimana mah?." Tanya Mira sembari duduk di sofa yang tersedia diruang tamu.

Nayaka menoleh dan tersenyum, "Ada di kamarnya sayang, dia langsung istirahat setelah diperiksa dokter tadi." Ucap Nayaka sembari melanjutan kegiatannya membereskan majalah yang tadi sempat ia baca.

"Yaudah kalo gitu Mira mau liat Andreas dulu ya mah." Ucap Mira sembari bangkit dari duduknya dan bersiap pergi menuju kamar Andreas. Tapi sebelum itu..

"Kamu cinta sama Andreas kan, Mir?." Tanya Nayaka tiba-tiba, ia menatap Mira.

Mira mematung, selama 2 tahun, baru kali ini Nayaka calon mertuanya menanyakan hal itu kepadanya. Nayaka menyayangi Mira, tapi Mira tau Nayaka lebih menyayangi putranya, Andreas.

****

(Kamar Andreas)

Mira terdiam, menatap sendu pria yang sedang tertidur pulas akibat obat tidur yang tadi dokter berikan. Mira terisak, ia menangis tanpa suara.

Bagaimana bisa ia menyakiti pria yang selama ini sangat mencintainya, pria yang siap menunggunya, pria yang selalu sabar menghadapinya, dan pria yang mau menerima masa lalunya.

Bohong jika mengatakan bahwa Mira tidak mencintai Andreas, Mira sangat mencintainya, Andreas penolongnya, Andreas yang mampu membantunya untuk bangkit, bagaimana bisa dia tidak mencintai pria di hadapannya ini?

Mira mengusap pelan pipi Andreas, "Maafin aku ya, aku minta maaf."

"Aku sayang kamu, aku cinta sama kamu Ndres.. Maafin aku yang selalu bawa masa lalu ke dalam hubungan kita..."

"Aku gak mau seperti ini terus-menerus, aku capek. Aku selalu coba, tapi kegagalan selalu menimpa aku.. maafin aku sayang."

Tidak, Mira tidak sanggup lagi, ia memalingkan wajah, ia menangis.

"Sayang.." panggil Andreas. Ia terbangun mendengar suara isakan seseorang, yang tak lain adalah kekasihnya sendiri.

Mira menatap Andreas, "Aku ganggu kamu ya?." Tanya Mira menyeka air matanya, "Maaf ya, sekarang kamu tidur lagi, okey? Aku mau ke bawah dulu nemuin mamah." Ucap Mira sembari bangkit dari kasur milik Andreas.

Tapi Andreas menahan tangan Mira, ia tidak akan mengizinkan Mira pergi begitu saja.

Andreas menggeleng, "Sini sayang." Ucap nya, meminta Mira untuk duduk di dekatnya.

Mira menurut. "Kamu nangis sayang?." Tanya Andreas menatap wajah Mira yang sembab. "Karena aku?."

Mira menatap Andreas, "Kenapa sakit?." Tanya Mira memegang wajah tampan Andreas, "Aku gak suka kamu sakit, kamu tau itu kan?."

Andreas mengangguk, ia paham. "Iya sayang, maaf ya." Ucap Andreas. "Jangan diulangin lagi ya?." Pinta Mira.

Andreas mengangguk sebagai jawaban. Ia mendekap Mira dalam pelukannya, tadinya dia masih sangat marah kepada Mira, ia kecewa, tapi rasa cintanya kepada Mira lebih besar yang membuat dia melupakan rasa kecewanya. Ia akan mencoba menerima Mira kembali, mambantunya seperti biasa, mengembalikan keceriaannya seperti yang selalu papahnya gadis itu inginkan.

"Kamu udah mendingan?." Tanya Mira menatap Andreas.

"Udah sayang, kamu gimana tangannya? masih sakit? Kita ke dokter ya?." Tanya Andreas bertubi-tubi.

Mira menggeleng cepat, kekasihnya ini sangat introvert. "Udah mendingan, udah gak sakit juga, gak perlu ke dokter ya." Ucap Mira meyakinkan.

"Yaudah, bunda pasti marah ya? Maafin aku kemarin ninggalin kamu gitu aja ya, aku lagi emosi, aku gak mau ngelampiasin ke kamu." Ucap Andreas menunduk, ia sangat merasa bersalah pada gadisnya.

Mira mengangkat dagu Andreas agar matanya mau menatapnya, Mira menggeleng, "Gak apa-apa, ini salah aku, bukan salah kamu."

"Kamu gak harus selalu menanggung setiap masalah yang aku perbuat." Sambung Mira.

Andreas tersenyum, ia beruntung mendapatkan Mira. Mira adalah perempuan yang baik, tidak salah ia menjatuhkan hatinya pada perempuan yang tepat dihadapannya ini.

Alden&ElmiraWhere stories live. Discover now