0. Prolog

3.2K 87 8
                                        

Jadi pintar atau bodoh itu tergantung mau gue

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jadi pintar atau bodoh itu tergantung mau gue.

_Berandal-nya Skarion_

.

Tiga bulan sebelum ujian kenaikan kelas.

Kalung berbandul petir.

Tidak perlu menjadi orang pertama yang datang ke kantin buat tahu kalau cowok itu lagi-lagi membuat keributan. Arsena Laskar Anggara. Berandal favoritnya guru BK yang wajib di hindari jika tidak mau terlibat segala macam pelanggaran.

Hari itu, jarum jam persis mengarah ke angka sepuluh. Jam istirahat telah di mulai 10 menit yang lalu. Namun siswa-siswi yang berberondong memadati kantin tak satupun yang bisa menikmati makanan mereka. Mereka kelihatan berkerumun menjauhi sesuatu di sudut kantin.

Perkelahian. Mungkin sudah jadi hal lumrah melihat Arsena menghajar teman satu angkatan. Namun, kali ini kelas 10 lah yang menjadi korban tindak kurang ajarnya.

Suara gaduh terdengar kepenjuru kantin setelah bangku plastik berwarna hijau terhentak menghantam dinding. Arsena dengan wajah bingas dan tatapan tajamnya sukses membuat orang lain ciut nyali untuk memisahkan mereka.

"Astaga!"

"Anjir! Makin brutal woy panggil guru cepetan!"

Semua makin was-was ketika Arsena membungkukan tubuhnya kemudian mencengkram rahang cowok berkacamata kuat-kuat.

"Bukannya udah gue bilangin baik-baik?"Nada suaranya rendah sementara jemarinya menekan pipi korbannya hingga memerah."gue nyuruh lo berhenti."

Arsena menyentak tangannya, belum cukup puas dia kemudian menampar pipi korban sampai kepalanya tertoleh ke kiri dengan keras.  Kacamata bulat di pangkal hidung si korban terlempar jauh. Tidak ada yang tahu penyebab Arsena tiba-tiba membabi buta memukuli adik kelasnya. Yang mereka tahu Arsena sangat jarang terlibat perkelahian dengan adik kelas atau kakak kelas.

"Ini peringatan terakhir."Nada suara Arsena yang rendah dan tajam selalu sukses membuat lawannya merasa terintimidasi.

Dua korban lain tampak menciut dan mundur takut-takut. Wajah mereka di penuhi lebam, sudut bibir yang berdarah, serta seragam kusut yang menghawatirkan.

Arsena tersenyum di sudut bibir, merasa puas. Kedua tanganya tenggelam di saku celana. Sementara seragam yang tak di kancing tersibak kecil ketika langkah membawanya keluar. Kaus hitam serta kalung peraknya menjadi perpaduan khas cowok kelas 11 IPA 1 itu. Terlepas dari label troublemakers-nya SMA Laskar Orion, Arsena memang punya visual yang menawan.

Iya.

Kalau saja dia bukan pelaku kriminal di kantin yang bakal dicari-cari guru BK setelah ini.

"Psikopat!"

Langkah Arsena berhenti di meja kedua dari pintu, kepalanya di putar untuk mencari siapa yang berani memaki. Senyum tajam di sudut bibirnya mencuat. Satu-satunya cewek yang duduk tanpa rasa ingin tahu akan perkelahian yang terjadi di belakangnya. Cewek yang duduk sendiri ditemani segelas jus melon dan sekotak permen karet mint di samping gelas.

Gadis itu menatap muak Arsena membuat cowok itu merasa tubuhnya dialiri adrenalin. Siapapun yang memakinya pasti akan berpikir ribuan kali sebelum melakukan itu.

Kecuali mereka benar-benar membencinya atau--

Diam-diam Arsena melirik nametag di baju si cewek. Si pelaku kriminal lantas tersenyum miring.

--mereka punya nyali gila untuk terlibat masalah dengannya.

"ASTAGFIRULLAHALADZIM! ARSENA LASKAR ANGGARA! IKUT IBU SEKARANG!"

***

19 Agustus 2023

a.n:

Hai yang udah mau baca cerita ini! Makasih banyak ya...
Cuma mau bilang seneng karena akhirnya bisa publish cerita ini.

Gimana sama prolognya?

Di work ini memang sengaja aku bikin prolog walaupun isinya tetap sama sih. Cuma ada sedikit yang aku ganti scenenya. Semoga kalian suka.

Setiap cerita pasti ada positif dan negatifnya. Jadi diambil positifnya aja ya, yang negatif jangan. Aku tahu kalian pembaca cerdas.

Oke segini aja. Bye bye di chapter selanjutnya😁👋

TroublemakersWhere stories live. Discover now