Tersesat #7

36 6 0
                                    

Akhirnya mereka mulai melangkah meninggalkan pos 4
angin perlahan berhembus membuat dedaunan melambai lambai di tepian trek

Jalanan menurun ditambah banyaknya semak berduri membuat mereka harus semakin berhati-hati

Edwin di posisi swiper lagi lagi merasakan hal yang aneh, dimana dia merasa masih ada orang di belakangnya,Edwin mencoba acuh walau sebenarnya ia agak takut

Namun seperti biasa tidak ada yang bisa melihat rasa takut Edwin

Beberapa menit kemudian Lita meminta break,di momen itu Edwin gunakan untuk melihat ke belakang,dan tidak ada siapapun disana

"Kenapa?" Tanya Adi

Edwin hanya menggelengkan kepala dan tersenyum

"Gue juga tadi jadi swiper,gue tahu apa yang lo rasain" ujar Adi lirih di samping Edwin

Edwin hanya mengangkat kedua alisnya dan tersenyum

"Ayo lanjut!" teriak Anto dari depan

Baru beberapa menit melangkah tiba tiba semua dikagetkan dengan sebuah teriakan yang begitu keras

Semua berhenti berjalan dan menatap sekeliling dengan waspada,Anto menelan ludahnya dengan susah payah

"Kita lanjut,tetep tenang,jangan buru buru, perhatian pijakan" komando Anto

Semua mengangguk dan kembali melangkah walau masih diselimuti rasa takut

Langkah demi langkah berlalu tiba tiba rintik hujan terasa kembali,rasa khawatir langsung menyelimuti pikiran mereka karena setelah ini mereka harus melewati trek yang menyebalkan, ditambah dengan adanya hujan itu akan semakin menyulitkan mereka

Benar saja,terasa hujan semakin lama semakin lebat ditambah angin yang cukup kuat membuat mereka semakin kewalahan

Jalanan yang dibasahi air hujan membuat kaki harus semakin hati hati dalam memilih pijakan,angin berhembus cukup kuat membuat kuda kuda mereka harus semakin diperkokoh

Akhirnya sampailah mereka di terowongan yang terbentuk secara alami oleh ranting pepohonan yang memaksa mereka harus merangkak ditengah guyuran hujan yang deras

Anto maju pertama memimpin rekan rekannya,sebuah perjalanan yang tentunya tidak di inginkan setiap pendaki
Merangkak bersama beceknya tanah karena hujan juga terpaan air yang tak henti henti menerpa tubuh

Sudah lebih dari 4 kali mereka break sekedar mengambil nafas dalam perjalanan ini,namun ujung terowongan belum nampak juga

Dan akhirnya hujan mulai mereda,hanya tersisa beberapa cekrak air yang dimuntahkan awan kesana bersama dengan air yang menetes dari dedaunan juga batang pohon

Hingga akhirnya mereka keluar dari terowongan itu,dan nampak sedikit tanah kosong memancing mereka untuk menghampirinya, mereka beristirahat sejenak sekedar menikmati air hangat dan menyalakan kompor minyak untuk sedikitnya menghangatkan tubuh

"Dingin To" kata Lita

Anto langsung mengambil sebuah baju hangat dari kerirnya dan memberikannya ke Lita

Lita melepas jaketnya dan mengenakan baju itu sebagai pelapis ke tiga dibadannya lalu mengenakan jaketnya kembali

Edwin membuka satu koyo panas dan langsung menempelkannya di leher belakang Adi

Adi menoleh ke arah Edwin
"Makasih" kata Adi

Edwin hanya tersenyum dan mengangguk

"gitu dong akur,kan enak diliatnya" ujar Lita

"aku sendiri aku diam" Fia melipat kedua tangannya didepan dada

Semua tertawa,Edwin langsung memeluk Fia dari samping dan mengusap puncak kepalanya

Sebuah suasana yang membahagiakan,namun tidak bertahan lama,baru saja memberesi barang barang ke kerir tiba tiba terdengar suara gagak yang entah berasal dari mana

Tercium bau anyir yang begitu menyengat disertai suara benturan benda tumpul ke batang kayu,Anto menatap ke sekeliling namun tidak menemukan apapun

Lalu terdengar suara gong yang begitu keras membuat semua terkaget,mata mereka menatap kesana kemari,gagak berteriak keras menusuk gendang telinga

Lalu angin berhembus kencang menghilangkan semua suara itu,detak jantung berdetak cepat dengan nafas terengah-engah atas kejadian tadi

Anto menelan ludahnya dengan susah payah "guys,ayo lanjut aja"

Belum genap 4 langkah berjalan tiba tiba sebuah kepala jatuh didepan Anto,reflek Anto berteriak membuat semuanya panik

Kepala tanpa badan itu batuk dan meludahkan darah membuat semua panik dan berlari keluar dari jalur

Mereka tidak memikirkan apapun selain berlari dan berlari,lalu terdengar suara tawa seperti raksasa yang menggema membuat mereka semakin panik

Hingga akhirnya Adi yang berlari di paling depan tersandung sebuah akar dan terjatuh,semua berhenti dan membantu Adi berdiri

Namun terasa sudah lebih aman sehingga mereka memutuskan untuk beristirahat,Anto bersandar pada pohon besar dengan nafas yang terengah-engah

Anto bergidik ngeri teringat kejadian tadi dimana dia hendak diludahi kepala tanpa badan yang penuh luka

"gimana ini, kita udah jauh keluar jalur" kata Edwin

Anto menunduk dan mencoba berfikir,kembali namun teringat dengan kepala tadi,diam resiko hipo juga kehabisan logistik,jalur lain resiko tersesat

Tapi bukan hidup namanya kalo tidak ada resiko,apapun itu Anto harus segera memutuskan untuk teman temannya

"Gimana kalo kita balik" saran Anto

Fia hendak menjawab "tapi kan-"

"Kalo itu yang terbaik menurut lo,gue ikut" potong Edwin

"Mending putar balik daripada nanti makin tersesat" ujar Anto

"Tapi-" belum selesai Fia hendak berbicara,Edwin langsung mengusap ujung kepala Fia

"Ga apa Fia,kita bareng bareng hadepin" Edwin memberikan semangat

Fia mengangguk dan semua mulai kembali melangkah dengan posisi Anto leader,disusul Lita,Fia,Adi,dan Edwin swiper

Anto mulai melangkah dan mengeluarkan sebilah pisau untuk menebasi dedaunan yang menggangu jalan

Dua puluh menit berlalu namun entah mengapa mereka tidak menemukan jalur pendakian sebelumnya,rasa takut semakin menjadi jadi dengan rasa khawatir yang menyelimuti pikiran mereka

Lagi lagi dan lagi terdengar suara gagak tanpa adanya sumber suara yang terlihat,langit semakin gelap dengan suasana dingin mulai menusuk ke tulang

Tanpa disadari mereka malah kembali ke pohon besar tempat awal tadi beristirahat,Anto memegang kepalanya menatap pohon itu

Lita langsung menepuk pundaknya dari belakang
"Gak apa,kita bakal selalu ada dibelakang komandan"

Anto mulai memberanikan diri untuk melangkah dan di ikuti teman temannya,beberapa langkah kemudian Lita langsung menarik Anto dari belakang

Sebuah pohon tumbang hampir saja menimpa Anto,Anto terduduk dengan nafas terengah-engah,semua ikut terkaget melihat itu

Anto berdiri dengan susah payah menatap batang kayu dihadapannya,Anto mendekati batang kayu itu dan menatapnya dengan teliti

Perlahan Anto memegang badan batang kayu tersebut dan ia menemukan sesuatu

Nampak seperti terukir tulisan dengan benda tajam di batang kayu tersebut, dimana tertulis 'NAZAR!'

_TUNGGU LANJUTANNYA DAN JANGAN LUPA UNTUK VOTE AND KOMEN!!

NEXT?!

Nazar (gn Slamet) ~•on goingWhere stories live. Discover now