2.| Story Update

6 1 0
                                    

Rapat telah berakhir 30 menit yang lalu. Jam dinding besar itu menunjukkan pukul 10.10. Aku tergeletak malas di kursi kerjaku dalam ruangan ber-AC yang nyaman. Di ruangan ini aku berbagi dengan 3 karyawan lain. Mereka lebih banyak menghabiskan waktu di luar ruangan. Ada yang selalu ditugasi survey, ada yang ditugasi ketemu pejabat daerah, ada juga yang emang suka ngilang tapi pulang-pulang bawa kabar heboh atau materi baru. Akibatnya aku lebih sering ditinggal sendirian. Kata mereka aku disuruh jaga warung.

Emang sih, seringnya mereka kalo lagi keluar dan butuh data cepat, pasti aku yang dihubungi. Katanya aku tuh akurat dan gercep. Dan tak lupa pastinya aku dibawakan oleh-oleh saat mereka balik ke kantor lagi. Entah sebungkus rujak, sekotak beng-beng, atau segelas teh es.

Saat aku hampir saja terlelap, pintu ruangan diketok lalu terbuka sedikit. Ada Heru di situ yang melongok sedikit ke dalam dan bilang padaku, " Pai, dipanggil bos ke ruang meeting. ASAP. "

Aku mengangguk sebagai respon. ASAP artinya As Soon As Possible. Maksudnya secepat mungkin aku harus ada di ruang meeting. Ada apa sih ? Baru aja kelar meeting, masa mau meeting lagi ?

Kulangkahkan kaki ogah-ogahan ke ruang meeting di lantai 2. Kudorong pintu kaca itu agar membuka dan agak terkejut mendapati siapa tamunya. Ada dua orang pemuda berbalut jaket almamater biru muda. Salah satunya kupastikan Zhuma sebab kami berbagi ekspresi kaget yang sama lalu juga sama-sama tersenyum.

"Pai, sini bentar." Panggil bang Iwan, sang bos. Aku lantas duduk selisih satu kursi darinya, tepat berhadapan dengan Zhuma. Aduh, kenapa aku jadi deg-degan ya ?

"Mo minta tolong nih, Pai. Ini ada dua mahasiswa yang mau magang di kantor kita. Suratnya udah masuk minggu lalu, ini mereka datang untuk observasi dulu, besok baru full. Mereka dari jurusan Akuntansi. " Jelas bang Iwan.

Iya, aku tau mereka anak akuntansi bisikku dalam hati. Tapi kutampilkan senyum hangat dan suara ceria. "Berapa lama ini magangnya ? "

"3 bulan." Jawab Zhuma.

"Bang Iwan, saya udah kenal sama yang ini, namanya Zhuma. Satunya lagi siapa ? "

" Saya Andra, kak. " Jawab yang satunya. Tampangnya serius seperti Dekisugi temen Nobita. Sementara Zhuma mirip siapa ya ?

"Abang serahkan ke kamu ya. Nanti tolong diantar ketemu mak Nor bagian Akuntansi. Kamu yang kasi tau apa-apa yang mereka ingin tau, juga bantuin mereka ya, Pai. Abang malam ini ke KL. " Kata si Bos.

"Eh iya, adik-adik, ini namanya Rosalinda tapi kami panggil Tupai. Karena suka loncat sana-sini. Hahahaha.. " Seloroh bang Iwan sembari beranjak dan melangkah keluar ruangan.

"Pai, kebetulan ya ketemu lagi. Baru juga semalam ketemu. " Ujar Zhuma.

"Iya, bisa gini ya. " Sahutku.

Andra cuma diam saja tak mengerti pembicaraan kami.

"Ayo aku antar ketemu bu Nurita. Kami memanggilnya mak Nor. Dia yang ngurusin akuntansi kantor kami. " Ajakku.

Sesampainya di ruangan mak Nor yang bernuansa pastel, aku mengetuk pintu. Mak Nor nampak lagi nonton drakor pake infocus yang ditembakkan ke dinding. Gabutnya mak Nor lebih parah dari aku yang cuma milih tidur.

"Apa Pai ? " Tanyanya sambil mempause film.

"Aku bawain popcorn untuk mak Nor nonton drakor. Zhuma dan Andra namanya. " Kataku. Mereka berdua saling bertukar pandang keheranan. Sementara mak Nor santai saja tersenyum lebar.

"Ada perlu apa nih ? Ada yang bisa saya bantu ? " Sapa mak Nor hangat. Mak-mak pertengahan 30 yang selalu ramah dan teliti dalam pekerjaannya itu emang enggak kelas sama aku dalam hal customer service. Paling andal !

The Sky And Earth ConquerorWhere stories live. Discover now