BAB 8: Bertemu Berta

3.2K 174 5
                                    

“Selamat datang.”

Rosea menelan salivanya dengan kesulitan, wajahnya terlihat pucat pasi tidak dapat menutupi keterkejutannya, langkahnya mendadak berat dalam tarikan Prince. Rosea sama sekali tidak berpikir jauh jika kemungkinan Prince akan membawanya ke tempat pribadinya dan mempertemukan kembali dia dengan Leonardo.

Leonardo Abraham, pria itu adalah orang  yang paling tidak ingin Rosea temui lagi.

“Sea, ayo,” ajak Prince menarik tangan Rosea lebih kuat. Pandangan Prince mengedar, tersadar jika tidak ada siapapun di ruangan itu selain ayahnya. “Di mana chefnya? Aku dan Sea harus segera makan, kami lapar.”

Leonardo segera meletakan tabletnya dan tersenyum. “Ayah lupa memberitahumu jika tadi, ayah dan Sea bertemu. Sea mengatakan, dia ingin memasak makan siang untuk kita.”

Rosea terbelalak tidak percaya dengan begitu mudahnya Leonardo berbohong.

Sepasang mata Prince langsung berbinar, anak itu sampai melompat senang. “Apa itu benar? Kupikir, aku yang akan memberikan kejutan untuk Sea, tapi ternyata Sea yang memberikan kejutan untukku,” ucap Prince tertawa malu dan penuh antusias.

Leonardo ikut tersenyum, menikmati wajah pucat Rosea dengan tatapan tajam. Rosea terjebak dalam kemarahan sekaligus perasaan tidak enak untuk menolak karena ada Prince di sisinya.

. “Ayo Sea, biar aku tunjukan dapurnya padamu.  Prince tunggulah sebentar, ayah dan Sea akan membuatkan makan siang untukmu.”

“Tapi Ayah, aku ingin ikut.”

“Bukankah kamu harus mengeluarkan kura-kura dari kolam?”

“Aku bisa melakukannya nanti.”

“Sea sudah tidak sabar ingin melihatnya.”

“Baiklah aku akan pergi dulu,” jawab Prince patuh dan mudah di atur, anak itu segera berlari pergi ke kamar meninggalkan Rosea yang kembali terjebak bersama Leonardo.

Rosea yang tidak mendapatkan kesempatan untuk berbicara hanya bisa mematung seperti sebuah mannequin. Rosea tidak habis pikir, bagaimana bisa dia dengan begitu mudahnya terperangkap seperti ini?

Harga diri Rosea sungguh terinjak.

Tubuh Rosea terhuyung, merasakan genggaman hagat tangan Leonardo yang tahu-tahu sudah menariknya pergi ke dapur.

“Lepaskan!” Rosea berusaha menghentikan langkahnya dan melepaskan tangannya dari pria itu.

“Ada apa?” Tanya Leonardo terlampau tenang seakan kebohongan kecil yang sudah dia ciptakan beberapa saat yang lalu bukan masalah untuknya.

“Ada apa katamu? Kamu sudah berbohong kepada Prince, dan kamu sudah memanfaatkan aku,” protes Rosea penuh tekanan, dengan berani Rosea menunjuk wajah Lenardo. “Kamu benar-benar tidak tahu malu.”

“Aku minta maaf. Jika kamu tidak berkenan, kamu bisa pulang dan tidak perlu melakukan apapun.”

“Apa?” tanya Rosea hampir berteriak. “Kamu gila ya, mana bisa aku pulang setelah membuat anak kecil yang tidak tahu apa-apa menjadi kecewa.”

Leonardo mendengus tidak dapat menahan senyuman senangnya, sudah dia duga jika Rosea tidak mungkin bisa berkutik bila itu berhubungan dengan perasaan anak kecil.

“Kalau begitu kamu harus memasak.”

“Sudah aku bilang, aku tidak bisa memasak! Kamu mau aku membakar hotel ini?”

“Aku tidak masalah, kami akan makan apapun yang kamu buat,” jawab Leonardo dengan senyuman lebarnya.

Rosea menghentakan kakinya ke lantai, sangat sulit berbicara dengan Leonardo. Semakin Rosea membangkang, dia semakin frustasi sendiri.

Obsession My-ExWhere stories live. Discover now