Sepertinya Viola menyadari perbuatannya. Dia pun menutup mulutnya erat-erat. 'Bodoh.' Batinnya melirik putrinya yang sudah terlihat cemas.

"Ekhem, begini ... Cia mau pindah ke sekolah yang baru. Dia mau belajar mandiri."

"Kenapa harus pindah segala?" Keenan tak suka dengan pernyataan Mamanya.

"Kak Keenan, Cia cuma mau mandiri. Kalau Cia terus satu sekolah sama kakak dan kak Karl, Cia gak bisa mandiri."

"Mandiri kayak gimana yang kamu maksud?"

Kaycia menunduk mendengar pertanyaan demi pertanyaan dari Keenan. Seolah sedang menginterogasinya.

"Keenan ... biarin Cia belajar mandiri dengan dia pindah sekolah. Mama tau kamu dan Karl sangat sayang sama Cia, tapi Cia juga butuh kebebasan."

Yang dimaksud Viola adalah tentang keposesifan kedua anak laki-lakinya. Dia tahu jika mereka sangat menyayangi adik perempuannya, namun keposesifan kedua putranya membuat putrinya terkekang.

Di usianya, Kaycia sangat membutuhkan adaptasi. Dia tidak ingin putri satu-satunya tidak menikmati masa-masa remajanya.

Sudah cukup dia mengalah pada suaminya untuk tidak mengubah penampilan Kaycia seperti semula. Dia hanya ingin Kaycia bahagia dengan caranya sendiri.

Begitupun dengan keinginan Kaycia. Ia hanya ingin kebebasannya dan ingin keluar dari zona keposesifan kedua kakaknya dan Papanya.

Dia sudah besar, dan dia juga sudah bisa membandingkan mana yang baik dan buruk. Dia menginginkan menikmati masa-masa remajanya seperti teman-temannya.

"Aku gak setuju." Ucap Rasello.

Sudah Kaycia duga, pasti mereka tidak menyetujuinya.

"Gimana kalau terjadi sesuatu sama Cia? Aku gak mau dia kenapa-napa."

"Sayang ... Cia kan udah besar, jadi dia bisa jaga dirinya sendiri. Aku gak mau masa-masa remajanya di kekang sama kalian." balas Viola lalu di angguki oleh Kaycia.

"Kekang? Aku gak pernah kekang Cia,"

"Kak Ello gak sadar kalau selama ini kalian bertiga kekang Cia? Ya ampun ... Begini, siapa yang buat Cia gak boleh main sama teman-temannya?"

"Mereka jablay, suka main sampai malam makanya kita larang Cia." timpal Karl.

"Oke, Mama maklumi itu tapi kalian gak juga bikin Cia jadi gak punya temen. Terus siapa yang buat peraturan kalau Cia gak boleh dekat-dekat sama laki-laki?"

"Mereka dekat ada maunya doang." timpal Keenan.

"Karena kamu anak Mama jadi jomblo!"

"Jangan diperjelas juga kali Ma jomblonya." cemberut Kaycia.

"Itu salah satu dari sekian banyaknya kekangan kalian. Karena kalian juga Cia gak bisa menikmati masa remajanya."

Sejenak Rasello berpikir, begitu juga dengan Keenan dan Karl. Mereka menimbangi ucapan Viola.

"Aku tetap gak setuju Ma. Aku khawatir sama Cia. Kondisinya memang udah membaik, tapi dengan Cia pindah ke sana aku gak bisa jaga dia dari orang-orang yang berniat jahat." Ucap Keenan.

"Aku juga Ma. Aku takut Cia di bully di sana." timpal Karl.

"Kak Keen, kak Karl ... Cia udah gede, Cia bisa jaga diri sendiri."

"Tetep aja gak boleh pindah!"

Kaycia memanyunkan bibirnya. Kedua kakaknya sangat keras kepala. "Grandma, grandpa, kakek Roni bantuin Cia. Cia pengen pindah sekolah ...." rengeknya memeluk Mami Vee.

My Nerd Is Perfect Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang