2

5 3 0
                                    

Sesampainya aku di depan rumah.

tok...

tok...

tok...

"Hallo aku pulang"dengan raut wajahku yang tersenyum, dan belepotan sisa sisa ice cream yang ku makan

Namun aku melihat ada sekeluarga mengunjungi rumah ku

Aku kaget, pria yang tadi membelikan ku ice cream ada di sana.

Kemudian aku membuka sepatu ku dengan diam di luar rumah,

Aku penasaran kenapa di rumah ku ada sekeluarga datang,Aku berfikir mungkin akan ada makan bersama di rumah ku.

hanya itu yang ada di pikiran ku tidak yang lain,tapi mungkin yang aku pikirkan salah.

saat aku pergi ingin bertanya aku melihat raut wajah adik ku dan ibuku terlihat begitu sedih disana...

namun aku tidak berpikir panjang aku langsung bertanya berbisik kepada ibu ku sambil membuka tas sekolah ku.

"Bu siapa mereka,apa teman ibu?apa malam ini akan ada makan malam" gelak ku

Namun tiba tiba tante itu memanggil ku,aku bingung kenapa dia tau nama ku.

*mungkin saja di beri tau oleh ibu*

"Ailin"

"Apa kamu ailin?..." tanya tante itu

"iya,aku ailin" jawab aku sebari tersenyum manis dan berwajah polos kepada tante itu

kemudian tante itu langsung memeluk ku dengan erat,aku tidak pernah berpikir dia akan memeluku tiba tiba

"kenapa tante?..." aku bertanya sembari kebingungan

"ailin ini bunda nak..." sembari menangis sedih memeluku

Aku langsung terdiam, tidak bicara saat mendengar itu,aku memang sudah tau aku bukan anak kandung ibu ku, tapi aku tidak berpikir dia akan kembali.

"Ailin ini bunda,ibu kandung kamu..." sembari memegang bahu ku sambil menangis dan terlihat penyesalan di wajahnya.

Aku tidak bisa berkata kata,aku hanya kaget,sedih dan bingung harus bagaimana.

"liat ailin ini ayah kamu,dan ini kak aksa,kakak kandung kamu" Sambil menunjuk ke arah mereka.

Aku bingung, aku gatau harus gimana, aku harus jawab apa, Aku melihat ke arah ibu ku dan adikku, mereka hanya menangis melihat ku.

Aku langsung pergi ke kamar ku dengan suasana hati tidak baik,dan menutup pintu dengan keras.

brak......

sebari mengunci pintu.

aku menangisi di belakang pintu sambil duduk kedua kaki di rapatkan, pergelangan tangan di siku.

air mata mengalir, mata ku yang slalu bersinar setiap harinya sekarang hanya mengeluarkan air mata dengan mudah.

Aku pergi ke tempat tidur ku, aku tengkurap sambil menangis dengan kencang tiada henti, Aku menangis berjam jam di kamarku, hanya ada air mata di bantal ku.

tok...

tok...

tok...

Suara ketukan pintu terdengar di ujung kamar ku.

"Ailin ini ibu nak, tolong buka pintunya..., ibu tau Ailin sangat sedih,Namun Ailin sudah berjam jam menangis, jadi tolong izin kan ibu masuk" ibu ku berbicara di luar pintu kamarku dengan suara yang sangat lembut sebari mengetuk pintu

Kemudian aku membuka pintu ku dan aku langsung lari lagi tempat tidur ku, sambil tiduran ke samping.

ibuku dan adik ku memasuki kamar ku dan mendekati ku.

"Ailin sudah nak jangan nangis lagi, Nanti mata Ailin yang slalu bersinar tertutup oleh air mata ailin..." ibuku sambil mengelus rambut ku.

"Iya kak,kak Ailin jangan menangis lagi,nanti adek sedih jika melihat kak Ailin menangis"adikku sebari beraut sedih

"benar kata adek mu Riana,Ailin jangan menangis lagi"

Aku menuruti mereka bicara,aku tidak menangis lagi,dan aku langsung duduk di dekat mereka.

"Maafkan aku ibu..."

"kenapa Ailin minta maaf?"tanya ibuku

"Karna ailin sudah menutup pintu dengan keras..." Jawab Ailin sebari menunduk

"Tidak sayang, suasana hati kamu tadi pasti buruk" jawab ibuku sambil mengelus rambut ku yang basah karna air mata

"Maafkan kakak ya Riana,kakak sudah membuat kamu sedih" sambil melihat ke arah Riana

"Oleh karna itu kak Ailin, jangan sedih lagi ya..."ujar Riana ke kakak nya Ailin

Ailin menjawab dengan senyumannya

"Ailin sayang, tante itu adalah bunda kamu yang melahirkan kamu, dia juga mau menjemput Ailin"

"Tapi bu, tante itu kenapa baru sekarang ke rumah, lalu kenapa dia meninggal kan ku, apa aku di buang?" tanya Ailin kepada ibu nya

"Tidak sayang"

"jawab jujur bu, kenapa tante itu meninggalkan ku" tanya Ailin sebari mengeluarkan air matanya

"bunda kamu tidak membuang mu, dia hanya menitipkan Ailin kepada ibu nak" sambil mengelus elus rambut Ailin

"Sama aja bu, dia membuang ku, jika dia menitipkan ku pastinya dia akan menghubungi ku, dan menanyakan kabar Ailin" ujar Ailin sebari kesal dan menangis

All will goNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ