PROLOG

216 18 0
                                    

"Repeat!" Tegas Bright di dalam aula Orkestra Boston Conservatory at Berklee sambil mengalungkan kedua tangannya di dada menatap tajam kearah Nanon dan beberapa mahasiswa yang ada di Akademi musik tersebut.

"Coach--" Cetus Nanon tetapi Bright tidak mengindahkan perkataanya hingga Nanon kembali tersenyum kearah para mahasiswa yang ada di hadapannya untuk kembali memimpin lagi pra-rehearsal untuk pertunjukkan Orkestra 3 hari lagi yaitu acara Music Award tahunan yang sering di selenggarakan di Boston, USA. "Okay, guys. We should repeat for pra-rehearsal again. 1 2 3." Nanon sambil mengayunkan tongkat konduktor nya lalu mengikuti irama lagu yang di mainkan para mahasiswa yang ada di hadapannya.

Setelah selesai latihan Bright dan Nanon keluar dari ruang latihan masih saling terdiam satu sama lain dengan Nanon yang bertanya lebih dulu. "Coach, besok kita latihan disini lagi jam 3 sore?"

Bright menggelengkan kepala sambil menjawab. "Besok aku ada urusan dengan Win. Aku kabarkan lagi nanti." Jawabnya dengan nada yang irit lalu pergi begitu saja meninggalkan Nanon membuat Nanon menghela nafas dan kembali berjalan menuju panggung yang ada di Akademi musik tersebut dengan duduk di kursi piano.

Pria lesung pipi itu iseng memainkan piano sambil memejamkan kedua matanya menikmati alunan musik yang ia mainkan dari tuts tuts piano yang dimainkan oleh jari jemarinya.

Rupanya aku masih bisa memainkan piano

Senyumnya sambil terus memainkan piano hingga saat dirinya tengah mengakhiri sesi permainan piano tersebut.

Datanglah dua orang gadis yang menghampirinya dengan gadis mungil yang berkata. "Hebat, Nanon. Aku kira kau sudah lupa tuts tuts piano."

"Kau senang sekali meledekku ya." Kekeh Nanon bangun dari posisinya kemudian kali ini gadis tinggi itu berucap. "Btw, kau tidak ada keinginan pulang ke Thailand? Kau sudah selesai tesis dan penelitiannya kan? Tinggal wisuda."

Nanon menganggukkan kepala sambil menjawab. "Ingin sih tetapi belum ada kepikiran kesana."

"Kenapa? Karena ayahmu lagi?" Tanya Love membuat Nanon hanya tersenyum kemudian tiba-tiba gadis tinggi yang ada di sebelah Love berkata. "Atau karena kau tidak ingin bertemu sepupunya si gemes." Milk sambil mencolek dagu Love.

"P'Milk."

"Apa? Aku salah bicara ya. Maaf ya, Nanon." Seru Milk merasa tidak enak namun Nanon menggelengkan kepala sambil menjawab. "Tidak perlu merasa tidak enak. Lagipula aku sudah tidak ada hubungan apapun dengannya." Senyum Nanon getir membuat kedua gadis yang ada dengannya mau tak mau menghibur Nanon.

"Lupakan. Lebih baik kita makan sashimi, sudah lama kita tidak makan bersama ya kan, P'Milk?" Love menoleh kearah kekasihnya yang dijawab anggukkan kepala oleh Milk membuat Nanon sejenak terkekeh.

"Kalian ini bisa saja menghiburku. Boleh deh ayo kita makan sashimi." Senyum Nanon membuat Love merangkul lengannya meninggalkan Milk yang bingung dengan tingkah kekasihnya.

---

Terlihat seorang pria tampan duduk di kursi sambil memainkan *DAW untuk mengatur suara dari penyanyi yang sedang rekaman di satukan dengan instrumen yang sedang di atur volume, bass dan efek instrumen nya. (*DAW = kepanjangan dari Digital Audio Workstation berfungsi sebagai rekaman audio, instrumen, untuk melakukan mixing dan mengedit track audio dengan file lainnya biasanya di pakai oleh para composer)

"Duh. Bisa di ulang lagi, Film? Suaramu tidak masuk ke musiknya." Tegas pria yang ternyata Ohm itu sambil berbicara lewat mic yang tersambung pada soundsystem kecil yang ada di dalam ruang rekaman. 

BEETHOVENWhere stories live. Discover now