2. Berangkat Bareng🕊

129 47 40
                                    

Ngga usah baper dan salting ketika dia ngeliatin kamu. Dia melihat bukan karna suka tapi dia punya mata untuk melihat.


_Abdillah Adrian Hasan


-
-
-

Pagi hari Adrian sedang menunggu Aisyah didepan rumahnya.

Sudah dua hari ini Adrian tidak berangkat bersama sahabatnya. Karna kesibukan sebagai ketua Rohis Ikramsyah. Saking semangatnya bahkan Adrian belum sempat sarapan hanya untuk menunggu Aisyah supaya bisa berangkat bersama lagi.

Aisyah yang sudah bersiap-siap mau pergi ke sekolah. Kaget melihat Adrian berada di depan rumahnya sedang menunggu dirinya.

Adrian yang melihat Aisyah langsung mendekatinya tapi tidak terlalu dekat dengan Aisyah.

"Assalamu'alaikum, selamat pagi, Syah," sapa Adrian sambil memamerkan senyuman yang orang lain tidak bisa melihatnya.

"Wa'alaikumsalam, selamat pagi juga Ian," jawab Aisyah.

"Yuk berangkat bareng," ajak Adrian kepada Aisyah.

Aisyah hanya menganggukkan kepalanya. Adrian yang melihat Aisyah mengangguk langsung tersenyum. Kemudian berjalan kearah dimana mobilnya terparkir dengan Aisyah yang mengikutinya dari belakang.

Pelajaran yang dapat diambil adalah pria sejati selalu berjalan di depan wanita untuk menjaga pandangan. Serta wanita tidak berjalan didepan laki-laki, maka jika seandainya terjadi perjalanan antara laki-laki dan perempuan, maka adab yang benar ialah ia berjalan dibelakang laki-laki. Sebab, saat laki-laki berjalan dibelakang wanita, maka tidak bisa dipungkiri, ia akan melihat lekuk tubuh wanita, dan akan memperhatikan bagaimana cara jalannya. Jika sudah seperti itu, maka kemungkinan untuk terjadi kemaksiatan selanjutnya. Wal'iyadzu billah.

Setelah Aisyah masuk didalam mobil Adrian. Mereka pun berangkat.

"Uhm.... Ian, boleh ngga kalau kita jemput Balqis dulu?"

"Baiklah," jawab Adrian tanpa menoleh kebelakang.

"Syukron, Ian."

"Na'am, afwan Syah."

Mobil mereka pun sampai didepan rumah Balqis. Sebelum berangkat Aisyah sudah memberi pesan kepada Balqis untuk berangkat bersama. Balqis yang sedang menunggu pun, melihat mobil Adrian berhenti tepat didepannya.

Aisyah segera membukakan pintu untuk temannya itu.

"Terimakasih, Syah," ucap Balqis masuk dan duduk disampang Aisyah.

"Sama-sama, Qis." Adrian kembali melajukan mobilnya.

Sepuluh menit berlalu, mobil Adrian sudah memasuki area sekolah.
Adrian memarkirkan mobilnya diarea parkir mobil.

Setelah Adrian memarkirkan mobilnya. Aisyah dan Balqis langsung turun dari mobil. Begitupun Adrian ikut turun dari mobil.

"Makasih Ian, kami duluan ya," ucap Aisyah sambil berlalu pergi meninggalkan Adrian.

Adam yang sedang berjalan bersama Fatur melihat semuanya, lalu mereka pun berjalan menghampiri Adrian dengan senyuman diwajah mereka berdua.

"Assalamu'alaikum, sepertinya ada yang sedang jatuh hati nih," ujar Adam sambil merangkul pundak Adrian.

"Wa'alaikumsalam, siapa yang lagi jatuh hati?"

"Siapa lagi kalau bukan ketua Rohis Ikramsyah."

"Ana? Dengan siapa?"

"Dengan gadis yang memakai cadar itu, benarkan ketua?" Goda Fatur sambil tersenyum jail. Adrian diam tidak menjawab.

Bagaimana bisa kedua temannya ini tahu kalau dirinya mencintai Aisyah. Apakah wajahnya terlalu mudah untuk di tebak?

"Diam berarti benar," ucap Adam.

"Laa.... Sudah, lebih baik kita ke mesjid sekarang," ujar Adrian setelah terdiam beberapa menit.

"Ngga usah ngalihin pembicaraan ketua. Kami tau kalau anta mencintainya. Terlihat dari sifat anta yang sangat perhatian kepadanya. Terlebih lagi anta bukan tipe orang yang suka berdekatan dengan gadis."

"Jangankan berdekatan, berbicara aja anta sudah malas. but when you are with him you look completely different." Lanjut Fatur.

"Dia hanya sahabatku, jadi apa salahnya ana memperhatikannya, lagipula keluarga kami sudah saling kenal," jelas Adrian kepada keduanya.

"Sekarang kita ke mesjid, ada rapat penting yang harus dibahas untuk hari ini." Lanjutnya berjalan mendahului kedua temannya yang terdiam dengan pikiran masing-masing.

Aku yakin anta pasti mencintainya, aku berharap agar kalian segera dipersatukan. Batin Fatur.

Mungkin hanya kami berdua saja yang menyadari bagaimana perasaan anta kepadanya. Aku berharap kalian berjodoh. Batin Adam.

"Kalian berdua ngga mau ikut rapat?" Teriak Adrian menyadarkan keduanya. Adam dan Fatur segera berlari menghampiri ketua mereka.

Sesampainya di kelas Aisyah duduk dikursi bersama Balqis

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Sesampainya di kelas Aisyah duduk dikursi bersama Balqis. Tak terasa bel masuk pun berbunyi. Guru mata pelajaran segera masuk kedalam kelas masing-masing.

Semua anak murid berdiri dan mengucapkan salam kepada ibu Nurmi. Setelah itu mereka kembali duduk dan melanjutkan membaca do'a sebelum mata pelajaran dimulai.

Mata pelajaran jam pertama adalah matematika. Semua murid mendengarkan penjelasan ibu Nurmi dengan seksama.

"Apa kalian semua bisa memahami pelajaran diatas? Jika tidak silahkan kalian tanyakan kepada ibu," ucap ibu Nurmi.

"Paham buu," ucap semua anak murid dengan kompak.

"Apa kalian benar-benar paham? Ibu tidak ingin kalian mengatakan paham-paham aja, padahal aslinya ngga paham dengan penjelasan yang ibu sampaikan," ucap ibu Nurmi dengan ragu.

"Buset, matematika kali ini mudah banget ya Syah dipahami." Bisik Balqis disamping Aisyah.

"Awal-awalnya emang masih mudah untuk dipahami, tapi kalau udah dipertengahan rumus, sulitnya minta ampun." Bisik Aisyah.

Lagi lagi semuanya menganggukkan kepala.

"Kami benar-benar paham bu," ucap mereka meyakinkan ibu Nurmi.

"Baiklah, untuk membuktikan kalau kalian semua benar-benar paham, coba kerja soal dihalaman 39."

Semua murid pun mengerjakan apa yang ibu Nurmi suruh. Tidak sampai setengah jam, kini semua sudah selesai mengerjakan soal yang diberikan oleh ibu Nurmi. Ibu Nurmi tersenyum dan meminta Ketua kelas untuk mengumpulkan buku, kemudian dibagian kepada orang lain untuk mereka periksa.










































Bye👋

Cinta Dalam DiamDonde viven las historias. Descúbrelo ahora