26. Looking for the shards of Love

288 38 1
                                    

"Jen.. ayolah.." tidak ada hal lain yang bisa Haechan lakukan selain merayu Jeno.

Laki-laki itu ikut mendiamkan Haechan beberapa hari terakhir, dan Haechan bisa memakluminya. Dia memang salah dan patut di salahkan.

"Jeno." Haechan membuntuti kemanapun Jeno berjalan bahkan hingga ke dalam bilik toilet hingga lelaki itu menatapnya tajam.

"Keluar!" Ketus Jeno.

"Tapi kasih tau dulu dimana Cherry."

"Keluar!! Aku udah kebelet." Tegas Jeno.

Haechan berdecak kesal tapi akhirnya mengalah. Dia menunggu di depan wastafel sambil melamun sampai Jeno selesai dengan urusannya.

"Jen.." Haechan masih tidak mau menyerah. Dia menatap Jeno yang sedang mencuci tangannya dengan penuh harap.

"Mau ngapain lagi sih nyari Cherry? Belum cukup ya kau main-main sama dia?" Jeno meliriknya sinis.

"Aku ga pernah main-main sama Cherry Jen. Aku serius sama dia."

Jeno langsung menatapnya, dia meremas tissue dengan setengah emosinya.

"Serius gimana? Bisa-bisanya ya kau melamar Cherry saat kau masih punya hubungan dengan Ryujin."

"Hah? Hubungan apa ?" Haechan memiringkan kepalanya, dia memberikan Jeno tatapan tidak mengerti dengan tangan berada di pinggang.

"Kamu ga tau? Ryujin nemuin Cherry dan bilang kalau kalian pacaran. Dia juga yang minta Cherry buat menjauh."

Dahi Haechan berkerut. Jadi selama ini Ryujin yang memperkeruh suasana? Haechan bahkan belum berbaikan dengan Cherry tapi Ryujin malah menambah masalahnya.

Lelaki itu menghela nafas, dia menunduk dengan dua jari menjepit pangkal hidungnya. Pening langsung menyerangnya dengan segenap rasa frustasi yang berputar-putar di jaringan otaknya.

"Aku ga pernah pacaran sama Ryujin, aku berani bersumpah." Haechan mengucapkannya dengan nada lirih.

"Jadi menurutmu Ryujin bohong? " Jeno ingin memperjelas itu. Sebenarnya dia juga tidak percaya Haechan adalah pria brengsek karena dia mengenal Haechan sudah cukup lama. Dan memang Haechan jarang dekat dengan wanita.

"Hey Lee Jeno, kita berteman ga cuma setahun dua tahun kan? Kau sangat mengenalku, masa iya masih ga percaya padaku ?"

Jeno diam. Haechan bisa mendengarnya menarik nafas dalam lalu mata bulan sabit nya itu menatapnya dengan lembut.

"Cherry pulang ke New York 3 hari yang lalu."

"New York? Sendirian?"  Pupil mata Haechan melebar dengan kedua alis yang terangkat.

"Iya."

"Beri aku alamatnya. Aku akan menyusulnya."

"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
My Pre-Wedding | LEE HAECHANWhere stories live. Discover now