2. Lamaran

390 54 2
                                    

Cherry benar-benar sial tadi pagi. Kecerobohannya berbuah petaka. Gadis itu tau harusnya dia meninggalkan gengsinya dan berangkat bersama Jeno ke kantor.

Pertengkaran saudara di meja makan tadi pagi membuat Cherry kesal pada Jeno hingga akhirnya dia memilih pergi bekerja dengan menggunakan bus umum. Dan... Walla... Gadis yang baru 2 Minggu berada di Korea itu salah naik bus dan tersesat.

Cherry akhirnya menerima kenyataan dia terlambat di Minggu pertamanya bekerja. Padahal dia cuma karyawan magang.

Belum cukup sampai disitu kesialan Cherry hari ini. Gadis itu sempat menubruk seseorang di dalam lift karena berlari dengan terburu-buru. Pada akhirnya dia harus merelakan gaji pertamanya untuk mengganti kemeja orang itu.

"Padahal kan di cuci juga bisa. Kenapa harus minta ganti baru." Dia menggerutu di sepanjang jalan menuju dapur.

"Apanya yang minta diganti baru?" Tiffany- mama Jeno- menghampirinya dari arah dapur. Wanita dengan wajah ramah itu menatap tertarik pada Cherry.

"Ahh.. bukan apa-apa aunty. Hanya kesalahan kecil yang aku lakukan tadi pagi."

Tiffany cemberut lalu wajahnya berubah serius.

"Hey, aku udah ngomongin ini sama papanya Jeno. Gimana kalau kamu masuk ke keluarga kami?"

Pertanyaan Tiffany membuat Cherry bingung. Tidak hanya dia yang bingung tapi Jeno yang baru saja masuk ke rumah juga menatap bertanya pada mamanya.

"Maksudnya?"

"Ya.. kamu jadi bagian keluarga kami. Jadi kakaknya Jeno mungkin..."

"No mama no!! " Jeno langsung menyahuti. Dia melanjutkan dengan nada tidak terima.

"Kalau dia mau masuk keluarga ini dia yang harus jadi adik."

"Apa-apaan itu? Kita ini seumuran ya." Cherry tidak terima.

"Aku lebih tua 2 bulan." Jeno membalas.

Tiffany menghela nafas dengan kedua mata tertutup seolah sedang mengumpulkan kesabarannya yang nyaris menguap.

"Cukup!! " Dua orang yang sedang berdebat itu menoleh pada Tiffany secara bersamaan.

"Karena Jeno laki-laki jadi Jeno kakaknya. Mama harap kamu bisa menjaga Cherry di masa depan. "

Mendengar itu membuat Jeno menjulurkan lidahnya pada Cherry dan membuat gadis itu mendengus.

"Mulai sekarang panggil aku mama ya." Tiffany melanjutkan.

"Iya mah." 

Cherry pindah dari New York 2 minggu yang lalu karena orang tuanya meninggal akibat kecelakaan. Lalu orang tua Jeno yang merupakan bibi nya meminta Cherry untuk pulang ke Korea agar gadis itu tidak hidup sendirian.

Cherry mengiyakannya karena hidup sendirian bersama kenangan orangtuanya begitu memilukan untuk Cherry. Gadis itu butuh teman untuk bertahan hidup. Selain itu Jeno juga membantu Cherry mencari pekerjaan baru di Korea.

Dan Minggu ini Cherry resmi bekerja di sebuah perusahaan game terbesar di Korea. Glitch namanya. Cherry bekerja sebagai ilustrator magang disana.

Tiffany- mama Jeno memang sudah akrab dengannya sejak Cherry kecil. Dulu mereka tinggal bersebelahan saat di New York. Tapi mereka memutuskan pindah ke Korea saat Jeno SMA.

Cherry sedikit tersenyum. Mengenang masa kecilnya dengan Jeno membuat dia ingin tertawa. Mereka tidak sering bermain bersama, bukannya akur Jeno dan Cherry malah lebih sering bertengkar setiap kali bertemu.

"Cherry..."

Baru saja dia akan pergi ke kamar mandi, Tiffany kembali berteriak dari lantai satu. Cherry buru-buru keluar kamarnya.

"Ya mah..?"

"Ada yang mau ketemu ini. Turun dulu."

"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Hal pertama yang Cherry lihat begitu dia turun adalah wajah yang dia jumpai tadi pagi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hal pertama yang Cherry lihat begitu dia turun adalah wajah yang dia jumpai tadi pagi.

Lelaki itu duduk dengan wajah serius sambil menatap setiap langkah Cherry yang menuruni tangga. Gadis itu langsung menelan ludah.

'apa dia mau nagih ganti rugi sekarang? Tapi aku lagi miskin..'

Cherry menatap Haechan dengan was-was dia tidak langsung duduk karena terlalu takut.

"Ngapain kesini Chan? " Jeno ikut menyusulnya. Lelaki itu teilhat lebih segar dengan rambut basah dan handuk kecil yang masih menggantung di lehernya.

"Duduk dulu, nanti aku kasih tau." Tatapan Haechan mengarah pada Cherry.

"Ma-maaf.. ga perlu sampai datang ke rumah segala. Aku kan udah janji bakal gantiin kemeja kamu pas gajian." Cherry bicara terbata-bata. Gadis itu duduk di hadapan Haechan.

"Ganti rugi apa?" Tiffany yang mengira ada masalah serius ikut duduk di sebelah Cherry.

"Kamu bikin masalah apa lagi hmm..?" Jeno melirik Cherry dengan menyindir.

"Aku ga minta ganti rugi kok, tenang aja." Haechan sedikit tersenyum.

"Terus.. kamu mau apa??"

Haechan tersenyum miring. Senyuman yang justru membuat nyali Cherry semakin menciut.

"Nona Cherry Blossom, menikahlah denganku."

"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
My Pre-Wedding | LEE HAECHANWhere stories live. Discover now