Part 50 (day 50)

Mulai dari awal
                                    

"Aku menyayangimu Chris, bahkan aku masih merasakan pelukan hangatmu, aku ... "

Wasy lebih dulu menarik pinggang Nive, memeluk kekasihnya, ia tak tahan dengan segala ucapan Nive.

"Maaf ... aku tak bisa untuk tak menangis," ucap Nive disela isakannya, Wasy menengadahkan kepalanya, ia menahan air mata yang akan semakin membasahi pipinya.

Wasy melepas pelukannya, ia menggenggam tangan Nive.

"Maaf saya datang terlalu pagi, siang nanti saya ada pekerjaan. Tuan saya sudah memiliki Nive sekarang, saya berharap dia tak akan meninggalkan saya, sudah cukup saya kehilangan, kali ini saya tak akan membiarkan itu terjadi, Tuan kami semua selalu mengingat Anda, saat ini saya akan berusaha mengobati luka masa lalu, terima kasih karena Anda saya merasa memiliki teman," tutur Wasy panjang lebar, ia mengusap sudut matanya, genggamannya semakin mengerat, membuat Nive mati-matian agar tak meringis.

Lama keduanya saling menumpahkan isi hati, bercerita seakan Chris ada dihadapannya. Sampai pada akhirnya, Wasy berniat pulang, ia tak bisa terlambat melakukannya pekerjaannya, jika tak pergi sekarang.

"Kami pulang dulu, sampai jumpa Chris." Nive menarik Wasy, keduanya pulang meninggalkan keheningan.

Setelah kepergian keduanya, seseorang yang bersembunyi dibalik tembok keluar dari persembunyiannya.

Leo berjalan menunduk, tak lupa menggunakan tongkat alat bantu, sudah enam bulan ini, Leo mengalami kebutaan karena terlalu sering menangis.

Ditangan kirinya ia membawa seikat bunga gardenia, jika orang lain selalu membawa bunga mawar dan semacamnya, Leo memilih membawa bunga gardenia, yang memiliki arti kemurnian karena saat ini Leo murni mencintai Chris tanpa sebab apapun, ia mencintai Chris tanpa timbal balik tak peduli jika sosok itu sudah tiada.

Leo mengigit bibir bawahnya, tangannya bergetar meletakkan bunga yang ia bawa.

"Apa kabar Chris?" Leo bicara dengan susah payah, karena air matanya terus mengalir.

"Aku datang lagi, aku selalu merindukanmu. Aku mencintaimu Chris, sangat. Aku selalu bermimpi jika kau kembali, atau mengajakku pergi, saat ini aku bisa melihat hanya dalam mimpi," ucap Leo, ia meremat tongkatnya.

"Kata orang karma selalu ada, dan kau tahu Chris? Saat ini aku tengah menikmati karma yang selalu orang katakan, aku kehilangan segalanya, bahkan aku sudah tak bekerja, lagipula siapa yang akan mempekerjakan orang buta?" Leo terkekeh miris, teman-temannya bahkan meninggalkannya karena sudah muak dengan tingkahnya pada Chris, bagi mereka Leo penjahat yang berhasil melenyapkan satu nyawa, hanya Zamni yang terkadang datang menjenguknya.

"Aku bersyukur aku buta saat aku sudah selesai membaca buku darimu, dari semua karyamu buku itu yang paling aku sukai," ucap Leo, berceloteh mengajak bicara sang kekasih yang sudah tiada.

Leo mengalami kebutaan saat dua hari setelah selesai membaca buku karya Chris untuknya, tiba-tiba saja saat bangun tidur ia tak bisa melihat apapun, dokter mengatakan jika ia memiliki mata minus sudah lama, ditambah dirinya yang selalu menangis tak kenal waktu, selama kepergian Chris setiap malam Leo akan memangis sampai tertidur, bahkan ia akan menangis lagi saat terbangun jika mengingat Chris yang sudah tiada.

"Chris bagaimana ini? Aku tak bisa melihat wajahmu walau dalam foto, aku tersiksa Chris, aku harus menunggu Zamni datang jika ingin mendengar voice note darimu, karena aku tak bisa bermain ponsel sekarang ... aku sakit Chris, aku kehilangan semangat hidup, bagaimana ini? Apa kau tak mencintaiku lagi?" Leo mulai terisak pilu, hari-harinya selalu diisi oleh tangisan menyakitkan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 29, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Regret ( Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang