Chapter 9

865 27 0
                                    

"Oh ya, pulang sekolah ikut aku yuk." Shaloom mengernyit.
"Kemana?"
"Bandara. Jemput Kakak aku."
"IKUUUTT!!" Seru Ina bersemangat.
"GAK!" balas Erga ketus.
"Please! Gue ikut ya." Kali ini Ina menunjukkan puppy eyes nya. Berharap Erga akan meng-iya-kan.
"Gak!"
"Gue kangen banget sama Arga. Please gue ikut ya. Gue janji gak bakal ganggu kalian berdua ko."
"Gak!" Lagi-lagi jawaban Erga tidak seperti yang dia harapkan. Ina mendengus kesal seraya memanyunkan bibirnya. Tak kehabisan akal, Ina menoleh ke arah Shaloom yang sedari tadi memperhatika kedua orang yang tengah berada semeja dengannya itu.
"Sha, gue ikut ya." Rayu Ina. Shaloom melirik Erga sebentar. Tapi Erga menggeleng. Matanya kembali beralih menatap Ina yang sedang menunjukkan puppy eyes nya.
"Ga, udah gak papa. Lo boleh ikut ko Na." Erga mengehela napas panjang. Dan akhirnya meng-iya-kan permintaan Ina -permintaan Shaloom lebih tepatnya. Ina tersenyum penuh kemenangan menatap Erga. Kalau Erga tidak mengijinkan, ada Shaloom yang akan mengijinkannya.

-----

Mata Erga menyapu ke bagian kedatangan. Menanti kakaknya -Arga.
Seketika mata Erga berhenti menatap seorang pria yang memakai kaos hitam dan jas berwarna dongker. Dipadukan dengan jeans dan sneaker yang senada. Wajahnya berbeda dengan Erga. Arga lebih mirip dengan Ibunya. Wajahnya lebih seperti pria Jerman -sedangkan Erga lebih timur tengah. Erga menatapnya dengan senyuman miring. Berbeda dengan Ina yang langsung menghambur ke pelukan pria tadi.
"Kak Arga!" Pekik Ina. Pria itu langsung membalas pelukan Ina dengan lembut. Ina mendongak menatap Arga dengan bibir dimanyunkan.
"Ko baru balik sekarang si kak. Aku kangen tau." Arga hanya tersenyum seraya mengacak rambut Ina. Kemudian mencium kening Ina cukup lama. Membuat Ina tersenyum lebar.
"Ekhem.." Arga langsung melemparkan tas ranselnya. Dan hap! Erga langsung menangkapnya.
"Apa-apaan ini. Sebenernya yang adek lo gue apa Ina si." Umpat Erga tak terima. Arga hanya menunjukkan seringainya. Matanya beralih ke gadis disebelah Erga.
"Hai, Arga." Sapa Arga seraya mengulurkan tangannya ke arah Shaloom dan memperkenalkan dirinya. Shaloom yang sedari tadi diam terkejut tetapi dia langsung tersadar dan membalasnya seraya tersenyum.
"Shaloom."
"Pacar gue!" Ucap Erga menambahi.
Arga tak menggubris Erga yang menatapnya tajam. Arga merangkulkan tangannya ke pundak Shaloom dan Ina. berjalan pergi meninggalkan Erga yang sedang menatapnya tajam. Dia tidak masalah kalau Arga merangkul Ina. Tapi Shaloom, dia pacarnya.
"Arga! Jangan sentuh pacar gue!"

-----

Tawa mereka memenuhi ruang makan keluarga Avery. Hanya satu orang yang tidak tertarik untuk ikut tertawa. Karna ini menyangkut dirinya.
"Coba Papa tau dari dulu kalo Arash punya anak secantik Shaloom ya Ma. Pasti udah papa jodohin sama Arga." Ucap Revan -Ayah Erga dan Arga. Erga langsung menatap tajam ayahnya.
"Wah, Ide bagus tu Pa." Ucap Arga menimpali.
"Setuju Om. Kayanya Kak Arga emang lebih cocok sama Shaloom. Kak Arga jauh lebih DEWASA dari Erga." Tambah Ina seraya menekankan kata dewasa. Semua orang tertawa melihat wajah Erga yang semakin memerah.
"Aku pikir, Kak Arga lebih GANTENG dari Erga. Kayanya aku lebih suka Kak Arga." Kini Shaloom yang berbicara. Membuat Erga langsung menoleh. Menarap Shaloom tak percaya.
"Kamu bercanda kan Sha!" Tegasnya seraya menatap dalam kemanik mata Shaloom. Shaloom langsung menutup mulutnya. Dia sudah tak sanggup lagi menahan tawanya.
"Udah ah, kasian itu Erganya." Ucap Lucy -Ibu Erga- menengahi. Erga berdiri. Tangannya menarik tangan Shaloom yang sedang memegangi perutnya hingga ikut berdiri. Kemudian pergi meninggalkan semua orang tanpa berbicara sepatah katapun. Shaloom tidak berontak, dia hanya mengikuti langkah Erga yang sedang emosi.
Hingga mereka berada ditaman belakang rumah Erga. Dan mendudukkan Shaloom ke sebuah kursi yang terbuat dari rotan yang terletak diantara taman bunga mini dan kolam ikan.
Erga meletakkan kedua tangannya disandaran kursi rotan tersebut. Mengunci tubuh Shaloom. Kemudian menatap Shaloom tajam. Shaloom merasa terintimidasi dengan tatapan tajam dari Erga. Dia ingin mengalihkan pandangannya tapi tangan kanan Erga segera meraih dagu Shaloom sehingga membuat Shaloom kembali menatap Erga.
"Ga-" belum sempat Shaloom melanjutkan ucapannya. Erga langsung membungkam mulut Shaloom dengan bibirnya. Shaloom berusaha mendorong tubuh Erga. Tapi gagal. Erga malah memperdalam tautan bibirnya. Sampai Shaloom hampir kehabisan napas.
"Ini hukuman karna kamu ikut-ikutan ngebully aku tadi." Ucap Erga setelah melepaskan tautan bibirnya. Shaloom masih menatap Erga tak percaya. Erga hanya menyeringai melihat ekspresi Shaloom.
"Udah malem, ayo aku anter pulang." Ucap Erga seraya mengecup bibir Shaloom sekilas.

"Loh Ina kemana Mom?" Tanya Erga karna tidak mendapati Ina yang tadi ikut membullynya.
"Udah pulang. Tadi Arga yang nganterin." Jawab Lucy, seraya memberikan sepotong apel kepada Revan -suaminya.
"Yaudah, aku anter Shaloom pulang dulu ya Mom, pa." Mereka mengangguk.
"Oh ya Sha. Om titip salam ya buat ayah kamu ya." Shaloom mengangguk seraya pamit kepada kedua orang tua Erga.
"Yaudah, kalian ati-ati ya."

-----

*Shaloom POV*

Baru dua minggu gue kenal sama keluarga Erga. Gue udah ngerasa dekat sama mereka. Om Revan, Tante Lucy, Arga. Semuanya baik sama gue. Hari ini aja, gue sama Ina diajak liburan. Ketempat yang paling gue suka. Tempat dimana gue bisa ngeliat senja dengan jelas. Tempat yang buat gue nyaman. Pantai.
Awalnya Om Revan mengajak kami kemah. Tapi, Ina nolak. Dengan alasan dia takut kalo ada ular ditengah hutan. Dan akhirnya Erga mengusulkan untuk kepantai. Dia emang tau apa yang gue suka.
"Kenapa senyum-senyum." Tanya Erga menyelidik. Gue menggeleng.
"Ini masih jauh gak si ka?" Tanya Ina seraya menopang dagunya didasbor mobil milik kak Arga. Ya, gue dan Erga emang semobil dengan Kak Arga dan Ina.
Sedangkan Om Revan satu mobil dengan istrinya -Tante Lucy.
"Bentar lagi ko Na. Paling sejaman lagi." Jawab Ka Arga tanpa menoleh. Ina langsung melongo.
"Sejam itu lama Ka. Udahlah aku tidur dulu aja." Lanjut Ina seraya menyandarkan tubuhnya.
"Kamu juga tidur dulu aja kalo capek." Ucap Erga. Gue emang capek. Udah hampir tiga jam perjalanan dan kita belum nyampe. Gue pun menyandarkan kepala gue dibahu Erga. Sedangkan Erga melingkarkan tangannya dibahu gue. Sampai akhirnya mata gue bener-bener tertutup.

_____

Erga menatap Shaloom yang masih tertidur. Dia tidak tega untuk membangunkan Shaloom yang terlihat sangat kelelahan. Sedangkan Ina dan Arga sudah bermain-main dengan ombak yang menyapu kakinya. Sejak mereka sampai tadi.
Tiba-tiba Shaloom menggeliat. Merenggangkan otot-ototnya. Kemudian matanya menoleh kesamping. Dilihatnya Erga yang sedang tersenyum.
"Udah nyampe?" Erga mengangguk.
"Ko gak bangunin aku." Erga menjitak pelan kening Shaloom. Membuat Shaloom memanyunkan bibirnya.
"Tidurnya kaya kebo gitu. Susah dibanguninnya."
"Enak aja!" Timpal Shaloom seraya keluar dari mobil dan pergi meninggalkan Erga sendiri. Membuat Erga terkekeh dibuatnya.
"Gue udah capek-capek nungguin, eh malah ditinggalin" gumam Erga.

Hamparan pasir putih membentang hingga kebibir pantai. Angin berhembus menerpa dan menelusup lewat pori-pori. Menimbulkan sensasi sejuk dikulit. Walaupun matahari saat ini cukup terik. Tapi, tak menyurutkan semangat mereka untuk bermain-main dengan air yang sedari tadi menyapu kaki mereka.
Tawa dan canda terlihat jelas diwajah mereka -Shaloom, Ina, Erga dan Arga. Sedangkan Revan dan Shaloom hanya menatap anak-ananknya dari kejauhan.

"AWAAAS!"

MemoriesHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin