Chapter 7

878 30 0
                                    

"Lo cantik." Ucap Erga tulus. Matanya tetap menatap lurus kejalanan tetapi bibirnya menyunggingkan sebuah senyuman. Membuat rona dipipi Shaloom.
"Kita mau kemana Ga." Tanya Shaloom penasaran. Erga tidak menjawab. Dia hanya mengatakan.
"Bentar lagi kita sampe."

Erga memarkirkan mobilnya disebuah gedung tua yang cukup jauh dari ibukota. Hal itu membuat Shaloom mengernyit. Pikiran negatif berputar dikepalanya.
"Lo gak mau macem-macem sama gue kan Ga?" Tanya Shaloom sedikit menyelidik.
"Kalo gue mau macem-macem sama lo. Ngapain gue pake minta ijin segala ke bokap lo. Mending gue culik lo dari pulang sekolah tadi." Jelas Erga membuat Shaloom terkekeh. Erga keluar dan membukakan pintu untuk Shaloom.
"Udahlah, yuk." Shaloom masih menatap Erga ragu.
"Percaya sama gue." Lanjutnya meyakinkan. Akhirnya Shaloom mau juga keluar dari mobil walaupun masih sedikit ragu melihat tempat ini. Gedung ini sudah sangat tua. Warna catnya sudah pudar, jendelanya pun banyak yang sudah lepas. Dan disekitarnya banyak pohon seperti hutan. Gedung ini terlihat menakutkan untuk Shaloom.
'Erga serius mau ngajak dinner disini? Tempat ini lebih mirip tempat pembunuhan difilm-film action.' Batinnya.
"Ayo Sha. Nanti kita telat loh." Shaloom akhirnya pasrah dan menuruti Erga. Dia yakin Erga tidak akan macam-macam padanya. Tiba-tiba Erga menghentikan langkahnya. Dan kembali ke mobilnya. Shaloom mengernyit. Erga kembali dengan scraf ditangannya.
"Buat apa?" Tanya Shaloom bingung.
"Nutup mata lo." Ucapnya santai. Shaloom menghindar.
"Ada sesuatu diatas sama yang bakal bikin lo terkejut. Makanya ditutup dulu." Shaloom menggeleng.
"Ayolah Sha. Please."

Setelah berhasil membujuk Shaloom untuk menutup matanya. Mereka akhirnya memasukin gedung itu. Dengan hati-hati Erga menuntunnya untuk naik keatas. Satu persatu anak tangga mereka lewati. Baru setengah jalan. Shaloom terlihat kelelahan.
"Aku capek." Ucap Shaloom terengah-engah. Tanpa mengatakan apapun, Erga mengangkat tubuh Shaloom. Shaloom terkejut. Tapi dia hanya tersenyum. Erga yang sedari tadi menatapnya pun ikut tersenyum.

Mereka akhirnya sampai diatas gedung. Walaupun tubuh Shaloom ringan. Tapi cukup membuatnya lelah. Karna dia harus menaiki anak tangga. Dan gedung ini mempunyai 8 tingkat.
Erga menurunkan tubuh Shaloom dengan hati-hati. Dan mengarahkannya kesuatu arah. Erga berdiri tepat dibelakang Shaloom. Matanya melirik jam yang melingkar ditangannya. Kemudian membuka scraf yang tadi menutup mata Shaloom.
Perlahan Shaloom membuka matanya. Dia menatap takjub dengan panorama alam dihadapannya. Shaloom menutup mulutnya tak percaya. Matanya disuguhkan dengan matahari yang terbenam disela-sela gedung-gedung pencakar langit ditengah pepohonan rimbun yang berada disekitarnya. Hingga memantulkan warna jingga yang terpantul dari gedung-gedung kaca dihadapannya. Shaloom berbalik menatap Erga yang balas menatapnya dengan senyuman manis yang menghiasi bibirnya.
Erga melingkarkan tangannya dipinggang Shaloom. Hingga tidak ada jarak diantara mereka. Shaloom sedikit terkejut dengan perlakuan Erga padanya. Tapi dia tidak menolak. Tiba-tiba Erga mendekatkan bibirnya kewajah Shaloom hingga bibir mereka saling bertautan. Erga membuka matanya perlahan dan melihat Shaloom yang menutup matanya. Menikmati setiap sentuhan dibibirnya. Erga kembali menutup matanya dan semakin mengencangkan pelukannya. Beberapa saat kemudian mereka saling melepas tautan dibibirnya. Shaloom menunduk malu. Pipinya lagi-lagi merona.
Erga tersenyum menggoda Shaloom. Menempelkan keningnya ke kening Shaloom. Hingga mata mereka saling bertemu.
"I love you." Ucap Erga mesra. Membuat Shaloom tersenyum.
"Ko gak jawab?" Tanya Erga masih dengan posisinya.
"I love you too." Erga tersenyum seraya mengecup kening Shaloom lembut.
"Makasi." Ucap Erga merengkuh Shaloom kedalam dada bidangnya.
"Ga."
"Hm."
"Gue laper." Erga tertawa renyah mendengar pernyataan Shaloom. hampir saja dia melupakan makanan yang telah disiapkannya. Erga menggandeng tangan Shaloom menuju meja dibelakangnya. Disana terdapat sebuah meja bundar yang diatasnya sudah disediakan beberapa makanan. Ditengahnya terdapat sebuah lilin. dengan dua buah kursi di masing-masing sisinya. Dan disekelilingnya terdapat lampu-lampu kecil yang mulai menyala satu persatu. Ditambah ribuan bintang yang bersinar malam ini. Menambah suasana romantis ditempat seperti itu.
Erga menarik sebuah kursi untuk Shaloom. Dan membuka makanan yang sudah dihidangkan.
"Makan yang banyak ya sayang." Ucap Erga seraya memcium puncak kepala Shaloom dan berlalu duduk dikursinya.

Setelah selesai makan, Erga meraih gitar disampingnya. Kemudian menarik kursinya hingga berhadapan dengan Shaloom. Dan mulai memetik gitarnya seraya menyanyikan sebuah lagu untuk Shaloom.

When your looks don't work like they used to before.
And I can't sweep you off of your feet.
Will your mouth still remember the taste of my love.
Will your eyes still smile from your cheeks.

And darling I will be loving you 'til we're 70.
And baby my heart could still fall as hard at 23.
And I'm thinking 'bout how people fall in love in mysterious ways.
Maybe just the touch of a hand.
Oh me I fall in love with you every single day.
And I just wanna tell you I am.
So honey now..

Take me into your loving arms.
Kiss me under the light of a thousand stars.
Place your head on my beating heart.
I'm thinking out loud.
Maybe we found love right where we are.

When my hair's all but gone and my memory fades.
And the crowds don't remember my name.
When my hands don't play the strings the same way, mm.
I know you will still love me the same.

'Cause honey your soul can never grow old, it's evergreen.
Baby your smile's forever in my mind and memory.
I'm thinking 'bout how people fall in love in mysterious ways.
Maybe it's all part of a plan.
I'll just keep on making the same mistakes.
Hoping that you'll understand.

But baby now...
Take me into your loving arms.
Kiss me under the light of a thousand stars.
Place your head on my beating heart.
I'm thinking out loud.
That maybe we found love right where we are, oh
(Ah la la, la la la, la la la, la la la la)

So baby now...
Take me into your loving arms.
Kiss me under the light of a thousand stars.
Oh darling, place your head on my beating heart.
I'm thinking out loud.
That maybe we found love right where we are.
Oh maybe we found love right where we are.
And we found love right where we are.

Shaloom menutup mulutnya. Dan tanpa sadar meneteskan air matanya. Dia terharu.
Erga mengusap air mata yang mengalir dipipi Shaloom dengan lembut. Kemudian mencium matanya yang menangis tadi.
Erga melirik jam yang melingkar ditangannya.
"Kita pulang yuk Sha. Kalo telat balikin anaknya, aku bisa digampar sama ayah kamu." Ucap Erga seraya menarik tangan Shaloom. Shaloom berhenti.
"Kenapa?" Erga mengernyit.
"Kita lewat situ lagi?" Erga mengangguk.
"Cuma ini jalan satu-satunya." Shaloom menghela napas panjang. Erga yang melihat perubahan wajah Shaloom mengerti apa yang Shaloom pikirkan. Erga meraih tubuh Shaloom. Dan menggendongnya ala bridal style. Pipi Shaloom merona, jantungnya berdegup kencang. Dengan hati-hati Erga menuruni anak tangga.

Sedari tadi Shaloom hanya memandangi wajah tampan Erga. Shaloom baru menyadari kalau pria dihadapannya sangat tampan. Setelah menatapnya sedekat ini. Pantas saja banyak gadis disekolah yang mengejarnya. Wajah blasteran Timur tengah-Jerman itu membuatnya betah memandangi Erga lama-lama.
"Ngeliatinnya biasa aja mba. Baru nyadar ya kalo aku ganteng." Goda Erga seolah tau apa yang ada dipikiran Shaloom. Shaloom mendengus kesal dibuatnya.
"Rese! Udah turunin aku." Ucapnya seraya memanyunkan bibirnya.
"Jangan manyun gitu ah, bikin pengen nyium aja." Sontak Shaloom langsung menutup mulutnya. Membuat Erga tertawa.
"ERGA!!! TURUNIN AKU!" Dengan terpaksa Erga menurunkan tubuh Shaloom. Karna Shaloom terus menerus memukul dadanya.
Tapi Erga tidak begitu saja menurunkan Shaloom. Erga malah mengunci tubuh Shaloom dengan tubuhnya. Dan mendekatkan wajahnya ke wajah Shaloom.
"Ga kam--" belum selesai bicara. Erga langsung mengumpat bibir Shaloom dengan bibirnya. Erga menarik tubuh shaloom kedalam tubuhnya hingga tidak ada jarak diantara mereka. Shaloom pun melingkarkan tangannya dileher Erga. Menikmati sentuhan lembut dibibirnya.

MemoriesWhere stories live. Discover now