part 46 (day 46)

Mulai dari awal
                                    

Namun dalam otaknya masih memikirkan hal tadi, ia masih tak menyangka semuanya akan seperti ini, semua yang selalu datang pada dirinya pasti akan pergi kembali seperti sembuh yang selama ini ia harapkan.

Chris berjalan ke arah kaca besar, menatap wajah kacaunya disana dengan tatapan menyedihkan.

"Apa yang kau harapkan Chris, kau berharap dengan meminta kesempatan kedua maka kau bisa kembali mendapatkannya? Bisa kembali mendapatkan sumber kebahagiaan yang selalu bisa membuamu merasa bersemangat untuk sembuh?" Chris terkekeh miris setelahnya, ia mengusap wajah pucatnya.

"Kau hanya manusia biasa yang penuh dengan rasa sakit, baik fisik, batin maupun pikiranmu semuanya rusak. Lalu apa yang kau harapkan? Kebahagiaan?" Ucapnya lagi, ia tertawa kecil saat hidungnya kembali mimisan, bahkan cairan merah pekat itu sudah menetes ke lantai.

Seharusnya ia sadar jika yang sayang serta mencintainya hanyalah sakitnya, sakit ini sudah setia menemaninya sejak kecil, tak ada harapan untuk sembuh dari awal.

Chris seharusnya tahu diri, manusia penyakitan macam dirinya tak sepantasnya jatuh cinta, wajar saja Leo memilih kakaknya, lagipula siapa yang ingin menjalin kasih dengan orang penyakitan sepertinya.

______

"Aku pulang dulu, sampai jumpa sayang." Hendry mencium bibir Leo sekilas, lalu melangkah pergi meninggalkan sang kekasih.

Setelah kepergian Hendry, wajah yang semula tersenyum manis, kini lenyap digantikan dengan tatapan tanpa ekspresi.

"Le!"

Leo yang akan masuk ke dalam mengurungkan niatnya, saat Zamni datang tiba-tiba, tanpa ada janji temu.

"Apa?" tanya Leo santai.

"Gue mau ngomong, tapi gak di sini," ucap Zamni, Leo mengerti ia mengajak Zamni masuk ke dalam.

Zamni menutup hidungnya, menyesal rasanya ia masuk, bau sperma menguar menusuk indra penciumannya.

"Sial, kau habis bercinta dengan siapa?" celetuk Zamni.

"Tentu saja kekasihku," sahut Leo, ia menyiapkan karpet, tak mungkin jika keduanya duduk disofa bekas pergumulan panasnya dengan Hendry.

"Yang mana?" tanya Zamni.

"Kakaknya Chris,"

"Sial." Zamni berdecak tak suka.

Leo menaikkan alisnya dengan respon Zamni.

"Katakan, kau ingin bicara apa," ucapnya.

Zamni menghembuskan napasnya, ia tampak berpikir sebentar.

"Berhentilah Le, putuskan selingkuhanmu, dari awal kita hanya membuat Chris sebagai taruhan, lalu kau meninggalkannya dalam sehari, namun apa ini?" Zamni menjeda ucapannya, "kau menyakitinya Le, dia juga memiliki perasaan, dia dominan tulus dan baik, kurasa dia malaikat yang tersesat saking baiknya Chris, aku berpikir dia bukan manusia," lanjut Zamni panjang lebar.

"Kau tahu?" Leo menatap Zamni lekat, "dia telah melecehkanku sebelumnya, bajingan itu dengan tak sopan mencabuliku, apa aku masih terlihat jelas saat kau tahu dia orang cabul?" lanjutnya.

Regret ( Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang