Chapter 4

2.5K 95 1
                                    

Sorry ya ges, aku update nya ngga berjadwal:)
Kalo ada gambaran lewat dikepala langsung ku tulis dan selesein satu chap.

Anyway menurut kalian 1000 kata perchapter itu terlalu pendek ngga ya? Aku bingung sendiri mau kasih berapa perchapter.

.

.

.

Jojo memutar lubang kunci untuk membuka pintu rumahnya kemudian masuk diikuti Ilham dibelakangnya, kecuali Yuki yang memaksa masuk meski pintu baru terbuka beberapa inchi.

Jojo meletakkan belanjaannya dimeja ruang tengah dan menjatuhkan dirinya tepat disofa dekat meja, hari yang benar-benar gila baginya.

Seorang lelaki yang hampir diperkosa lelaki lain, jika berita itu masuk koran sepertinya akan laku keras hingga sepuluh tahun kedepan.

Ilham masih berdiri mematung menatap Jojo dengan wajah menengadah serta memejamkan matanya, ia menarik nafas dan membuka mata mendapati Ilham yang masih berdiri.

"Ngga cape lo jadi patung?" Jojo memecahkan keheningan dalam rumahnya.

"Tangan lo" fokus Jojo teralih menuju tangannya yang tergores.

"Ntar juga kering sendiri"

"Yang ada infeksi kalo ngga dibersihin" bantah Ilham, "kotak P3K mana?" Sambungnya.

"E-ngga ada" Jojo menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Masa ngga ada?"

"Eh.. dikamar mam–" Jojo terdiam tak menyelesaikan kalimatnya.

Ia tak pernah pergi ke kamar kedua orang tuanya setelah kejadian itu, bahkan sekedar membersihkan kamar mereka neneknya lah yang melakukannya ketika berkunjung kemari.

"Ini?" Ilham menujuk sebuah pintu usang yang sepertinya jarang digunakan, Jojo tertunduk tak menjawab.

Ia membukanya perlahan hingga terdengar suara engsel yang mulai berkarat, kamar tersebut sedikit berdebu namun tertata rapi seperti tak pernah tersentuh.

Terdapat beberapa foto mereka bertiga yang terlihat bahagia, Ilham bisa membayangkan bagaimana perasaan Jojo saat ini ketika melihat foto tersebut.

Mata Ilham teralihkan ke arah kotak kayu dengan sentuhan kaca yang membuatnya bisa melihat isi kotak tersebut, kotak obat!.

Ilham mengambil beberapa kapas dan sebotol alkohol sebagai antiseptik tak lupa ia mengambil plester serta salep yang ada kemudian bergegas menutup pintu dan kembali ke Jojo.

Jojo masih diruang tengah, hanya saja kini ia ada disebuah kursi tua yang ada tepat didepan televisi bersama Yuki yang menyandarkan dagunya dipaha Jojo.

"Dulu mama suka marah kalo gue duduk disini" ucapnya sambil mengusap kepala Yuki, pandangannya lurus kosong.

Membayangkan wanita paruh baya itu mengomel karna singgasananya ia duduki, hal sepele yang dulu membuat Jojo kesal kini ia merindukannya.

Masih terngiang kalimat yang sering terucap ketika wanita itu mendapati Jojo duduk disana.

"Awas! Kanjeng Ratu mau duduk!"

Ilham menghela nafas, hanya mendengarkan Jojo bercerita sambil meraih tangan Jojo yang terluka.

"Shhh!" Jojo tersentak saat rasa sakit kembali menyerang tangannya yang terluka.

"Tahan bentar biar ngga infeksi" Ilham kembali mengusapkan kapas tersebut secara lembut.

Jojo menatap Ilham betapa serius dan hati-hati ia menangani tangannya, terlihat lucu sekaligus aneh baginya.

About You (BL 18+)Where stories live. Discover now