LOVEBIRD 19: Mencari Petunjuk

Start from the beginning
                                    

"Ya. Kamu ingat tidak kejadian saat rekan barista kamu dulu mendapat suruhan untuk memasukkan zat adiktif ke minuman saya?" Andin memutar ingatannya sejenak.

"Iya, aku ingat, Mas. Tapi apa hubungannya dengan orang yang bernama Ganesha itu?"

"Dulu kamu bilang kan kalau kamu sempat melihat teman barista kamu itu sebelum menyajikan minuman ke saya, dia terlihat berbicara sembunyi-sembunyi dengan seseorang yang kemudian memberikannya amplop?"

"He-em." Andin mengangguk. Ia masih ingat persis momen itu.

"Awalnya dulu saya curiga dengan Pak Bakti yang sudah merencanakan niat busuk itu karena anaknya akan bersaing dengan saya di posisi CEO ARTMedia Grup. Tapi setelah saya mendengarkan keterangan dari Pak Bakti langsung saat itu, kecurigaan saya pun beralih ke orang tersebut."

"Tunggu, kamu bilang dia bagian dari timnya Pak Bakti kan? Kenapa kamu nggak ketemu langsung saja dengan orangnya? Atau barangkali kamu bisa mencari tahu informasi orang itu dari kantornya Pak Bakti." Andin bertanya, bingung.

"Tadinya saya juga berharap begitu, Andin. Tapi semuanya terasa aneh. Sehari setelah kejadian di Ground Coffee itu, dia menghilang. Padahal menurut keterangan dari Pak Bakti orang itu baru bergabung di kantornya selama kurang lebih satu minggu. Saya dan Tommy terus mencoba menggali informasi melalui HRD, tapi anehnya semua data-data pribadi mengenai orang tersebut hilang tidak berjejak. Dan kemungkinan besar data-data yang masuk ke kantor itu pun adalah data diri palsu yang dia buat..."

"... Bahkan cctv di ruangan yang dia tempati entah sejak kapan mengalami kerusakan. Hanya ada rekaman cctv saat orang itu kebetulan sedang lewat di beberapa koridor kantor. Semuanya seolah sudah terencana dengan begitu rapi." Jelas Aldebaran dengan serius membuat perasaan Andin jadi mencekam.

"Serius, Mas?" Aldebaran mengangguk, tenang.

"Saat itu saya tidak melibatkan polisi karena saya pikir kondisinya sudah membaik."

"Terus bagaimana dengan kejadian penyerangan di tol malam itu? Apa ada hubungannya juga?" Tanya Andin lagi.

"Saya tidak bisa memastikan, tapi kemungkinan besar iya." Jawab Aldebaran.

"Apa Ganesha itu ada di antara para penyerang?" Aldebaran kembali berpikir kera mengingat-ingat lagi kejadian yang sudah berlalu dua tahun lalu tersebut.

"Saya tidak mengenali satu persatu di antara mereka karena jumlah mereka cukup banyak dengan mengenakan pakaian dan kacamata yang sama. Perawakan mereka pun mirip-mirip. Terlebih lagi saya lupa-lupa ingat dengan wajah pria bernama Ganesha itu. Entahlah, kejanggalan-kejanggalan itu masih belum bisa saya pecahkan sampai sekarang."

"Kalau memang dari semua kejadian itu dilakukan oleh orang yang sama, bagaimana kalau kita cek rekaman cctv yang ada di Ground Coffee saat meeting kalian dua tahun lalu itu?"

"Sudah, Andin. Kami sudah memeriksa semuanya, tapi tidak ada petunjuk apa-apa." Jawab Aldebaran.

"Semuanya?" Tanya Andin, sekali lagi.

"Ya, semuanya."

"Mas, Ground Coffee memang punya banyak cctv. Tapi ada satu yang tidak diketahui oleh siapapun kecuali aku dan Daniel. Aku yakin orang itu pun tidak tahu." Ujar Andin.

"Kamu serius?"

"Aku serius. Daniel memberitahuku karena dia percaya penuh sama aku. Lusa aku ada agenda sama Daniel dan semua barista di sana, kalau kamu mau kita cek sama-sama ke sana." Usul Andin membuat Aldebaran segera mengangguk setuju.

"Ya, saya ikut ke sana."

Mendengar semua cerita dan penjelasan dari suaminya membuat Andin tiba-tiba menjadi resah. Ia tampak menghela napas beratnya pelan-pelan sambil menatap Aldebaran.

Forever After Season 2 (LOVEBIRD)Where stories live. Discover now