Leo kembali mengambil beberapa pakaian, dan juga barang lainnya. Ia benar-benar berniat menguras dompet Chris.

"Oh ya, aku ada hadiah untukmu, tapi berada dimobil, itu khusus untukmu," ucap Chris, membuat kening Leo mengerut.

"Hadiah apa?" Leo bertanya, dengan memberikan belanjaannya, Chris menerimanya, lagipula membawa belanjaan Leo sudah menjadi tugasnya.

"Itu rahasia, nanti kau akan tahu," ucap Chris, ia mengedipkan matanya.

Leo mengidikkan bahunya, berusaha tak peduli dengan ucapan Chris, walaupun nyatanya ia sangat penasaran.

Drtt ... drttt ...drttt ..

Ponselnya bergertar, Leo segera mengangkat panggilan masuk yang ternyata dari Hendry, ia tersenyum manis.

"Ya, aku sedang diluar bersama dengan temanku,"

"Wahh ... padahal aku menunggumu dirumah,"

"Aku akan segera pulang, tunggulah dirumah."

Setelah mengatakan hal itu, Leo menutup sambungan teleponnya.

"Aku akan segera pulang, ada yang menungguku," ucap Leo, Chris menghembuskan napasnya, kentara jika ia kecewa.

"Kau tak usah mengatarku, aku akan naik taxi, tolong bayar ini ya." Leo pergi begitu saja, bahkan ia tak menunggu jawaban Chris.

Wasy yang sedari tadi memperhatikan Tuannya itu, ia segera menghampiri Chris yang diam tak bergeming setelah kepergian Leo.

"Tuan, kemana Tuan Leo pergi?" tanyanya.

"Entahlah, dia bilang ada seseorang yang menunggunya," ucap Chris.

Sedangkan Leo, ia naik taxi bahkan menyuruh supir taxi melaju dengan cepat.

Hanya membutuhkan waktu singkat, kini Leo sudah turun dari taxi.

Ia berlari menghampiri Hendry yang menunggunya dengan senyuman manis, ia memeluk sang dominan.

"Aku merindukanmu," cetus Leo, Hendry mengelus kepala Leo, sesekali mengecupinya.

Leo melepas pelukannya, ia mendongak, lalu tanpa aba-aba apapun Leo menyambar bibir Hendry, mengajak sang dominan untuk berperang lidah.

Kucing mana yang akan diam saja saat diberi ikan? Hendry rasa itu hanya kucing sakit, oleh karena itu, Hendry membalas lumatan Leo, bahkan ia mendominasi ciuman sang kekasih sekarang.

"Eunghh ... " Leo melenguh saat Hendry mengelus pinggangnya, entahlah ia merasa ada rasa aneh yang mengelinjang dalam dirinya.

Hendry tanpa pikir panjang meminta kunci rumah Leo, ia menarik sang kekasih masuk ke dalam rumah, lalu melumat bibir Leo kembali, menyesapnya, seakan bibir ini akan habis jika Hendry tak menyesapnya buru-buru.

Keduanya hanyut dalam gairah itu, bahkan Leo sudah melepas pakaiaannya, begitupun Hendry.

Keduanya berbagi kehangatan di atas sofa, saling menyalurkan hasrat yang membara. Ruangan yang semula sepi, kini diisi dengan lenguhan dan desahan menggairahkan.

Leo seakan lupa daratan, saat Hendry menubruk titik nikmatnya, ia mendesah keras dengan tak tahu malu.

"Enghh ... pelanhh Hen ... "

Suara merdu yang membuat libino Hendry naik, ia semakin bersemangat menubruk titik nikmat sang kekasih.

Disela nikmat-nikmatnya, pintu rumah terbuka, menampilkan Chris dan Wasy yang membawa beberapa paper bag.

Hendry tak menyadarinya, karena ia membelakangi pintu, sedangkan Leo menatap Chris dengan seringaian.

Chris meremat paper bag ditangannya, hatinya sakit, walaupun ia tahu jika Leo pernah dimasuki orang lain, namun kali ini berbeda, dominan yang saat ini membuat kekasihnya mendesah adalah kakaknya sendiri.

Chris sendiri, yang menjadi kekasih pertama Leo tak pernah merasakan bagaimana bercinta dengan sang submisif, ia kecewa bahkan sangat kecewa.

Wasy mengepalkan tangannya, ia bersumpah ia akan membuat Leo melakukan pampasan dengan apa yang ia perbuat, Leo harus melakukan pampasan itu, karena perbutan Leo sudah tak bisa termaafkan.

Chris tersenyum tipis, ia menutup pintu rumah dengan pelan, ia melangkah pergi, masuk kembali ke dalam mobil yang diikuti oleh Wasy.

Wasy membawa Chris pulang, ia merasa sakit hati saat melihatnya, bagaimana dengan Tuannya?

____TBC

A/N pampasan artinya ; ganti rugi

Day 45, huftt ... hug Chris ...

Regret ( Terbit)Where stories live. Discover now