E-24

64 9 1
                                    

Vote comment nya juga yaa biar aku semangat nulis^^

selamat membaca~

*****

Daisy membuka matanya perlahan. Ia menyadari bahwa disampingnya Fuma tengah memperhatikannya sembari memanggil namanya.

"Daisy? Apa yang kamu rasain?" Tanya Fuma, matanya tampak sembab layaknya orang yang baru saja menangis.

"Kakak habis nangis? Kakak kenapa?" Tanya Daisy, ia membenarkan posisi nya menjadi duduk.

Fuma segera menghapus air matanya, lalu tersenyum. "Gapapa, Dei. Kepala kamu pusing? Yang kamu rasain apa hm?"

Daisy menggelengkan kepalanya pelan. "Nggak ada Kak. Daisy baik-baik aja."

"Harua gimana Kak??" Tanya Daisy setelah menyadari suatu hal sebelum ia tak sadarkan diri.

Fuma tersenyum. "Kamu pingsan lama banget, Dei."

Daisy menelan saliva nya. "Kak, Harua gak apa-apa kan?"

Fuma menghela nafas. "Harua..."

"Kak! Harua masih hidup kan? Aku gak mau kehilangan Harua, aku gak mau Kak. Aku gak mau kehilangan Harua tanpa ada kata perpisahan yang layak."

Fuma tersenyum. "Daisy, Hei. Tenang dulu dengerin Kakak ya? Harua, dia baik-baik aja Dei. Dia tadi udah siuman dan syukur lah kata Dokter kondisi nya aman."

Mata Daisy berbinar, senyuman terukir diwajah manisnya, air mata yang mengukir kebahagiaan pun menetes di pipi Daisy. "Harua.. Syukurlah kamu selamat."

Fuma terkekeh kecil. "Nanti ketemu Harua ya? Sekarang istirahat aja dulu, udah malem."

Daisy mengangguk.

🌼

Jay kembali ke Rumah Sakit setelah ia selesai kuliah, namun ia tak pulang terlebih dahulu ke rumahnya dan bertemu dengan Papa nya.

"Hai!" Sapa Jay pada Fuma dan Daisy. Disitu tak ada Ibu Harua karena dia sudah pamit lebih dulu untuk pulang ke rumahnya.

Daisy tersenyum melihat kehadiran Jay. "Jay, Harua selamat!" Ucapnya girang.

Jay membulatkan matanya, ia pun ikut tersenyum mendengarnya. "Syukurlah.." Jay diam sejenak, merasa bahwa ada satu orang yang tak hadir disini. "Jungwon kemana?"

Daisy pun ikut melihat sekeliling, mencari Jungwon. "Eh? Iya juga ya, tumben Jungwon nggak ada disini."

Sedangkan Fuma, ia tidak ikut mencari keberadaan Jungwon, ia menghela nafas pelan lalu menundukkan kepalanya.

"Padahal aku mau tunjukin sesuatu buat Jungwon." Ucap Jay.

Daisy menoleh. "Tunjukin apa?"

Jay tersenyum. "Aku udah tes DNA aku dan Jungwon. Dan hasilnya udah keluar, DNA kita cocok!"

Daisy tersenyum. "Oh ya?? Berarti Jungwon itu adik kamu dong?"

Jay mengangguk-anggukkan kepalanya riang. "Aku gak sabar kasih tau ini sama Papa dan Jungwon."

Fuma menggigit bibir bawahnya, tak sanggup mengucapkan sepatah katapun.

Jay menoleh pada Fuma, lalu menepuk pundaknya. "Kak? Kak Fuma kok diem aja? Ada yang Kakak pikirin?"

Fuma menelan saliva nya. "Aku mungkin merusak kebahagiaan kalian kalau aku bilang ini.."

Daisy dan Jay sontak mengerutkan keningnya tak mengerti.

Fuma mendesah pelan. "Jungwon... Harua... Yang mendonorkan jantung untuk Harua itu, Jungwon."

Daisy dan Jay membulatkan matanya.

[END] Sepucuk Bunga DaisyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang