E-21

30 14 2
                                    

Daisy hari ini bangun lebih awal, dan kini ia sudah siap dengan seragamnya. Karena hari ini hingga beberapa bulan kedepan ART di rumahnya berlibur, jadi Daisy lah yang memasak.

"Tumben udah rapi." Goda Leala begitu sampai di dapur, kemudian ia pun duduk di meja makan.

Daisy pun mengibaskan rambutnya penuh percaya diri. "Iya dong, Kakak kan rajin."

Leala pun menyipitkan matanya. "Kakak rajin gini karena Kak Sunoo mau jemput kan?"

Daisy mengernyit. "Ih apaan sih?! Nggak kok."

"Kakak gak usah jemput Lea ya."

Daisy menoleh. "Kenapa? Di anter Maki?"

Leala mengangguk. "Selain itu Lea juga ada kerja kelompok, dan untungnya Maki sekelompok sama Lea. Jadi Lea bisa bareng Maki."

"Hmm iya deh. Kecil-kecil udah bucin."

Tingnung

Daisy pun segera berdiri begitu mendengar suara bel berbunyi.

Daisy pun membukakan pintu, kemudian tersenyum. "Udah sarapan? Aku tadi masak nasi goreng."

Sunoo menggelengkan kepalanya pelan. "Gak usah Dei, aku udah sarapan tadi." Sunoo pun melihat arloji nya sebelum melanjutkan kalimatnya. "Mau berangkat sekarang?"

Daisy mengangguk-anggukkan kepalanya sebelum menjawab. "Bentar ya aku ambil tas dulu, sekalian pamitan sama Lea."

Sunoo mengangguk.

Beberapa saat kemudian, Daisy kembali dengan tas yang berapa di pundaknya. Disusul oleh Leala di belakangnya.

"Lea mau bareng kakak berangkatnya?" Tanya Sunoo menawarkan.

Leala menggelengkan kepalanya. "Lea sama Maki kak. Katanya Maki udah dijalan."

"Yaudah Kakak duluan ya. Kamu hati-hati disini, jangan lupa nanti kunci pintu sama pagernya." Perintah Daisy.

Leala pun mengiyakan Daisy. Kemudian Daisy dan Sunoo pun berangkat menuju ke sekolah.

Sama seperti dulu, Sunoo membonceng Daisy dengan motor sport nya.

Selama perjalanan, Daisy memeluk Sunoo dan menaruh dagu nya pada lekukan leher Sunoo.

"Sunoo, aku kangen tau jalan-jalan sama kamu." Ucap Daisy manja.

Sunoo tidak menjawab sepatah katapun. Ia tetap fokus mengendarai motor.

"Sayang, kamu—"

"Dei," Panggil Sunoo menyela perkataan Daisy.

"Iya?"

"Kamu inget gak pas kita telfonan? Aku bicara apa?" Tanya Sunoo pelan.

"Um? Apa?" Tanya Daisy balik.

"Aku waktu di telfon udah bilang ke kamu kan? Kalo kita lebih baik putus."

Daisy terdiam. Kemudian perlahan ia melepaskan pelukan nya pada Sunoo dan membuat jarak antara mereka.

Sunoo pun memberhentikan motornya di pinggir jalan. Lalu ia pun turun dari motor dan menatap Daisy yang masih diam duduk di motor Sunoo.

"Daisy," Panggil Sunoo lembut.

Daisy pun menoleh.

"Kamu tau gak? Didalam sebuah hubungan gak akan ada yang sempurna. Kita hari ini bisa akhiri hubungan kita, tapi bukan berarti kita menjauh juga. Putus hubungan percintaan gak ada sangkut pautnya sama hubungan persahabatan, dan kita bisa menjadi sahabat."

[END] Sepucuk Bunga DaisyWhere stories live. Discover now